Starbucks Manhattan
Scarlett menatap Timothy datar karena ucapan nya yang asal.
"So, kamu tidak bekerja?" tanya Timothy.
"Belum. Masih menunggu penempatan."
"Dimana?"
"Antara Bellevue atau Bathesda. Kenapa?"
"Bukankah Oom kamu dokter bedah di Bellevue. Kenapa tidak meminta bantuan Oom kamu?" tanya Timothy.
"Nope. Aku lebih suka jalur wajar" jawab Scarlett.
"Tim!"
Timothy menoleh ke arah empat pria China itu dan mengangguk. "Kapan-kapan kita ngopi bareng, Scarlett. Aku tahu kakakmu tidak ada di Manhattan jadi aman." Timothy mengedipkan sebelah matanya lalu berjalan menuju ke tempat empat pria itu berada.
Scarlett hanya menatap dingin lalu menghubungi Giordano melalui earpiece nya. "Apakah Oom Gio mendapatkan nama-nama para tukang dimsum?"
"Tentu saja dapat, Scarlett. Memangnya Oom kamu tidak bisa mendapatkan nama-nama tukang dimsum itu. Oh by the way, mereka bukan tukang dimsum tapi anggota Ter*RIS yang diincar MMS. Masih Oom selidiki apa yang mereka lakukan disini..." jawab Giordano. "Salah satunya adalah ketua geng Naga Hijau, salah satu raja kecil di Bronx yang anggotanya orang-orang China disana."
"Mereka sangat berbahaya Oom..."
"Exactly. Makanya kamu berhati-hatilah karena Oom tidak bisa jamin papamu akan meledak amarahnya kalau terjadi sesuatu pada kamu. Bisa-bisa semua drone dikirim buat hancurin semuanya macam di Mexico."
Scarlett menggigit bibir bawahnya. "Papa memang panasan."
"Memangnya kamu dan D tidak? Papamu dan mamamu sama-sama panasan jadi wajar jika nurun di kalian... " kekeh Giordano.
"Aku lahir di keluarga yang selalu dekat dengan kompor..."
Giordano tertawa.
***
Bar G@y Poughkeepsie NY
Diana memperhatikan para tamu yang datang dari balik dapur. Wajahnya yang dibuat buruk rupa itu, membuat orang-orang pun malas melihatnya, justru mempermudah Diana memperlihatkan wajah-wajah pengunjung melalu kacamatanya. Yup, Diana melakukan pengamatan ganda selain dari CCTV yang dipasangnya, juga dari kamera yang terpasang di kacamatanya.
"Pria tidak jelas orientasi nya datang, Oom Billy" bisik Diana saat melihat Ivan Abramovich datang ke klub itu.
Billy Boyd dan agen Park Joon-seo hanya tersenyum simpul mendengar ucapan putri Omar Zidane itu.
"Kalau anda, orientasi nya jelas, ya miss Zidane?" goda pria dingin itu.
"Heiii, vampir bisa bercanda ternyata" kekeh Diana yang sudah mengenal Park Joon-seo sejak enam bulan lalu gara-gara dirinya datang ke kantor ayahnya dan menggoda pria berdarah Korea itu karena mirip vampir.
"Hanya menghilangkan kebosanan" jawab Park Joon-seo.
"Yang jelas aku doyan barang pria..." jawab Diana gamblang membuat Billy Boyd yang sedang minum kopi tersedak.
"Damn it Diana! Kamu itu benar-benar fotokopi mommy mu !" umpat Billy sedangkan Park Joon-seo tersenyum smirk.
"Berarti aku normal kan?" balas Diana cuek. "Heads up boys. Dia bertemu dengan teman terongnya."
***
"Jadi Timmy sudah mendapatkan bayangan pembuatan PW itu?" tanya teman Ivan.
"Yup. Pihak Russia dan China sudah tidak sabar dengan perakitan itu."
"Tapi Van, baru tiga blue print yang didapat, dan itu belum inti programnya..."
Ivan Abramovich tersenyum simpul. "Kamu tenang saja. Timmy bisa membuatnya karena dia bisa membaca bagaimana kinerja PW itu. Dia kan spesialisasi pembuatan senjata. Teknologi Jang sebenarnya tidak keren-keren amat kok !"
Diana mencibirkan bibirnya. "Nggak keren gundul mu peyang !" desis gadis itu membuat dua agen FBI yang mengawasinya melongo. "Nggak keren kok malah mbok incer nganti mateni wong ( tidak keren kok kamu incar sampai bunuh orang )!"
"Kamu ngomong apa Diana?" tanya Agen Billy Boyd.
"Umpat pakai bahasa Indonesia dan Jawa..."
Agen Park Joon-seo tersenyum smirk.
"Heh vampir ! Kalau mau ketawa, ketawa saja. Nggak usah ditahan ! Macam kena sembelit kau !" ejek Diana membuat Billy melongo.
"Oh my God ! Diana !"
***
Duncan dan Serena akhirnya memutuskan untuk tidur di mansion Blair sebelum nantinya mereka akan kembali ke Jang Corp di Poughkeepsie. Duncan sudah mengirimkan memo ke bagian HRD bahwa dirinya dan Serena ada panggilan tugas dari Giordano Smith.
Tentu saja bagian HRD tidak bisa bilang apa-apa jika Bossnya sendiri yang bilang dan membawa Serena bekerja meskipun gadis itu belum ada dua Minggu di Jang Corp.
Dan kini setelah merasa segar, Duncan dan Serena pun berpamitan ke para Opa dan Omanya untuk kembali ke Poughkeepsie sekaligus mengawal Diana yang bekerja di klub malam.
***
"Jadi dua adik perempuan kamu juga ikut turun tangan mencari informasi?" tanya Serena yang tidak menyangka gadis-gadis cantik yang dilihatnya di apartemen Duncan, berani maju macam tidak ada beban.
"Keluarga aku hobinya gegeran. Motto kami, no rusuh no life jadi semakin rusuh semakin kami semangat" jawab Duncan sambil menyetir mobilnya menuju Poughkeepsie.
"Duncan... Boleh aku panggil begitu?" tanya Serena.
"Jika kamu memanggil aku nama depan, jadi aku panggil kamu juga nama depan, Serena. Ada apa?"
"Aku tidak tahu harus mulai dari mana tapi entah mengapa aku merasa ada yang tidak pas disini."
Duncan menoleh ke arah Serena. "Tidak pas gimana?"
"Aku belajar banyak dari opamu dan aku merasa ada permainan dari MI6 yang sepertinya membiarkan Ivan Abramovich bergerak bebas. Aku tidak diberikan perintah untuk segera menangkap padahal dia ada di depan mata! Aku sudah menghubungi agen Atlas dan setiap aku bertanya kapan aku bergerak untuk menangkap, aku selalu harus menunggu perintah atasan. Ini kan membuat aku heran. Harus tunggu bukti apalagi? Karena semua ada kan?" ucap Serena sambil menatap Duncan bingung.
"Apakah kamu mencurigai biro kamu sendiri?" tanya Duncan.
"Untuk saat ini, iya. Bagaimana menurutmu?"
Duncan tampak berpikir dan dirinya pun juga bingung kenapa kedua opanya langsung menghubungi pucuk pimpinan dua negara, bukannya para pemimpin biro Federal masing-masing? Apakah Opa tahu apa yang sebenarnya terjadi dan membuat aku, Serena, Scarlett dan Diana belajar menjadi seperti mereka?
"Serena, aku rasa ucapan mu harus kita pertimbangkan. Aku juga mencurigai Opaku. Tampaknya ada sesuatu yang disembunyikan dan kita belum boleh tahu ..." gumam Duncan membuat Serena menatap pria itu panik.
***
Diana berjalan menuju motel murahnya dengan langkah santai meskipun jam sudah menunjukkan pukul setengah dua malam. Jarak antara klub dan motel hanya 500 meter dan bukan jarak yang jauh.
Mobil yang dipakai agen Billy Boyd dan agen Park Joon-seo, memang terparkir di area motel itu dan dua agen FBI tersebut memang menginap di tempat yang sama dengan Diana.
Billy melihat ada seseorang yang mengikuti Diana dan membuat agen FBI senior itu waspada. Dirinya merutuk Park Joon-seo yang pamit untuk ke kamar mandi karena kebanyakan makan kimchi, jadi dirinya harus sendirian membantu Diana.
Gadis itu pun mengambil kunci kamar motel nya ketika tiba-tiba sebuah tangan membekap mulutnya dari belakang. Mata hijau Diana melotot saat tahu siapa yang membekapnya.
***
Yuhuuuu Up Siang Yaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
wonder mom
wkkwkwkwk...yg membekap bkl.an jd martabak. banting. tonjok. injek.
2023-10-17
1
Elsa Fanie
waduh siapa tuh
2023-10-17
1
ellyana imutz
siapa yg mo nyulik diana y..ap c terong2an ? duuch duncan cepatan tu diana d tolongin...waah bisa ngereog bu nadya ank wadon d culik
2023-10-17
1