20. Kejutan tak berakhlak.

Bang Anggit menghentikan laju motornya saat tak sengaja mendengar keributan di rumah Dankinya. Suara panik Bang Enggano yang tak biasa ikut membuatnya cemas.

"Baang.. ada apa Baang????"

"Ijin Danton, tidak ada apa-apa. Ibu hanya.... hanya bercanda dengan Danki." Jawab Prada Elfri.

Melihat wajah seniornya yang pucat, Bang Anggit segera membantu memapah Bang Enggano agar bisa pindah duduk di sofa.

"Sudah Bang, Hanin baik-baik saja." Bujuk Bang Anggit.

"Tolong panggilkan saya dokter ya Git.. saya nggak enak badan..!!" Pinta Bang Enggano.

:

"Sudah selesai. Biarkan Pak Gano rileks dan istirahat dulu. Mungkin benar Pak Gano sedikit syok melihat kejutan dari Ibu Hanin." Kata dokter jelas sembari menahan tawa. Apalagi Hanin masih dalam keadaan yang 'memilukan'.

Bang Anggit dan Prada Elfri pun tak bisa menahan tawanya melihat ulah polos ibu Danki yang baru.

"Sabar ya Bang, banyak-banyak sabar dan istighfar..!!" Bang Anggit menunduk tapi tetap tak bisa menahan tawanya.

~

Di saat Bang Enggano tidur, Bang Anggit meluangkan waktu untuk berbicara dengan Hanin.

"Hai cantik, bagaimana keadaan mu sore ini?" Sapa Bang Anggit saat melihat Hanin duduk sendirian di teras belakang rumahnya.

"Tak bahagia lah Bang, Hanin hanya lempar canda tapi Bang Gano malah sakit, sedikitpun Abang tidak lepas tawa."

"Suamimu bukan tidak mau tertawa atau tidak bahagia. Rasa cemas Abang melebihi segalanya. Takut kamu ada apa-apa, takut anaknya terluka di dalam sana. Wajar saja, rasa takut seorang suami memang berbeda. Mungkin Abang juga akan begitu kalau sudah punya istri." Jawab Bang Anggit.

"Jadi Hanin salah?" Tanya Hanin.

Bang Anggit tersenyum penuh arti. "Belajarlah memahami situasi. Untung saja Bang Gano nggak mati jantungan karena ulah konyol mu."

Kini Hanin mengerti, tindakannya tadi adalah tindakan yang salah bahkan sangat salah.

"Kalau Abang Gano tidak sayang padamu, tidak mungkin Abang sampai demam dan ketakutan seperti itu. Abang tidak bisa makan, wajahnya pucat sekali. Lain kali jangan macam-macam. Kau belum tau saja kalau Abang sudah marah, ibarat angin ribut pun tidak bisa menghentikannya."

...

"Abang, Hanin minta maaf..!!" Kata Hanin mendekati Bang Enggano yang masih berbaring di ranjang. Ia hanya berdiri dan tidak berani bergerak.

"Hmm.."

"Ko' hmm saja? Abang masih marah ya sama Hanin?" Tanya Hanin.

"Nggak."

"Kenapa nadanya begitu?" Tanya Hanin lagi.

Bang Enggano memejamkan mata dan mengarahkan wajahnya pada dinding. Bukannya marah, tapi setiap mengingat kejadian tadi rasanya nyawanya ikut melayang terbang ke ujung langit. Ia tidak sanggup membayangkan jika benar-benar Hanin mengalami keguguran dengan cara seperti itu. Batinnya ikut nyeri dan terasa begitu sakit bagaikan semua itu nyata adanya.

"Kamu dapat pewarna makanan dan iodine darimana??" Kini perlahan Bang Enggano mulai mengintrogasi Hanin.

"Hanin minta sama Bu Misbah." Jawab Hanin ringan.

"Terus??????"

"Hanin campur pewarna itu sama iodine dan kecap. Hanin oles saja di paha dan tumpahkan di lantai." Jawab jujur Hanin.

"Lain kali jangan lihat video seperti itu, lihat tayangan anak-anak saja. Kalau sampai kamu lakukan lagi, Abang benar-benar masuk ICU karena mendadak terkena serangan jantung." Ucap Bang Enggano.

"Tapi kata Bang Barito sama Bang Mamen, pidio ini bagus Bang, Abang pasti suka." Kata Hanin.

Saat itu juga Bang Enggano melotot dan membuka matanya. Sungguh kaget Bang Enggano mendengarnya. "Jadi mereka yang mengajari mu???? Dasar kawan lak*at..!!!!!!!!"

...

Hari sudah malam dan ada kiriman karangan bunga 'duka cita' dari dua sahabat Bang Enggano.

"Ijin Dan, karangan bunga ini di letakan dimana?" Tanya Prada Elfri dengan mimik wajah tak bisa di kondisikan.

Bang Enggano mengernyit kening. "Karangan bunga?? Untuk apa? Dari siapa?"

"Ijin, ucapan duka cita dari Kapten Daluman dan Kapten Barito." Jawab Prada Elfri.

"Haahh.. coba lihat..!!"

Untuk Kapten Enggano tersayang, lekas sembuh ya.. dari aku yang mencintaimu. Kawan tidurmu di masa lalu.

Kapten Daluman.

Ku kirim bunga indah untuk mu Kapten Enggano, dari aku yang masih memiliki rasa padamu.

Love

Kapten Barito.

"B******n.. bakar semua. Bikin malu saja..!!" Ucap geram Bang Enggano. Rasa geramnya terasa sampai ujung kepala.

...

Bang Enggano mengangkat tubuh Hanin yang tertidur di sofa rumahnya. Bukannya dirinya tidak memaafkan Hanin, tapi Hanin juga harus bisa memilah dan memilih segala hal yang bijak untuk di lakukan.

"Tidur baik-baik dan jangan pernah merusuh lagi.." Perlahan Bang Enggano merebahkan Hanin di kasurnya yang empuk, jemarinya menyentil kening Hanin. "Dasar.. ngeselin tapi juga nggemesin." Gerutunya tak lupa Bang Enggano meninggalkan ciuman sayang di bibir Hanin.

'Kalian berdua harus mendapatkan buah dari apa yang kalian tanam.'

***

Bang Barito santai saja melenggang bersama Bang Daluman. Mereka sedang melaksanakan kegiatan lapangan sesuai dengan porsi masing-masing.

Bang Barito memimpin anggotanya latihan gabungan di Batalyon dan Bang Enggano pun memimpin anggotanya sesuai tugasnya.

Bang Daluman yang notabene adalah dokter kandungan hanya memantau saja situasi lapangan sesuai dengan piket tugas hari itu.

doooorr..

"Aaaarrgghh.." Suara Bang Enggano memancing kedua sahabatnya untuk bereaksi.

"Ada apa??" Tanya Bang Barito serius.

"Ijin.. Danki BS terjatuh dari atas bukit." Kata seorang anggota yang tidak tahu menahu soal apapun yang terjadi.

"Ya Allah, kok bisa?????" Bang Daluman melompat dan berlari ke arah bawah bukit dan benar saja. Danki BS sudah terkapar.

"Jangan sembarangan menyentuh korban..!!" Perintah Bang Daluman.

Seluruh anggota pun mundur teratur. Bang Barito sampai ikut melompat panik. "Piye to Gan, kok iso ngene.. pekok tenan to kowe. Mabuk yo????"

"Bantu aku angkat Gano..!!" Pinta Bang Daluman.

"Aku ora kuat, awake abot koyo cor-coran beton." Jawab Bang Barito.

"Tandu donk.. cepat..!!!" Perintah Bang Barito.

Beberapa anggota sudah membawakan tandu tapi kemudian Bang Enggano membuka mata. "Hahaha.. panik ya?? Jantungan nggak Dokter Daluman, Kaget ya Kapten Barito." Ledek Bang Enggano.

"Oooowww.. wedhus.."

plaaakk..

bugghh..

Bang Daluman dan Bang Barito refleks menghajar Bang Enggano.

"Hwaaaaaaaa.." Bang Enggano terpelanting jatuh ke dasar bukit dan kali ini Danki BS sungguh terperosok.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Iis Cah Solo

Iis Cah Solo

😂😂😂😂 becandanya pada kebangeten...😂😂😂😂

2023-11-25

1

Ita Mariyanti

Ita Mariyanti

😂😂😂😂

2023-11-16

1

🍀 chichi illa 🍒

🍀 chichi illa 🍒

duo sahabat sejati

2023-10-07

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!