Badass
'Bismillah.. tolong kuatkan aku Tuhan. Ijinkan aku menjaga Hanin, biarkan aku menjaga kesucian dan harga diri istriku. Jika memang aku pantas bersanding dengannya, beriLah aku perlindungan karena ada satu wanita yang ku jaga lahir batinnya.'
"Silakan ke arena..!!"
Tanpa rasa ragu, sejenak Bang Enggano memejamkan matanya. Serangan pertama dilancarkan. Aura penuh ketegangan dan magis kental terasa di sana. Bang Enggano mampu menangkis serangan tanpa merasa kesulitan sedikit pun.
~
Sepuluh menit berlalu, nampaknya lawan dan Bang Enggano pun sudah lelah. Keduanya sama-sama hebat dan kuat.
Bang Noven mulai cemas pasalnya malam lalu sahabatnya itu sudah dalam keadaan drop dan sempat sakit akibat kelelahan.
Di sisa tenaganya, Bang Enggano kembali melakukan serangan. Belati terayun memusingkan lawan. Tendangan demi tendangan mengarah mengecoh, hingga pada detik-detik yang di tentukan. Bang Enggano mengarahkan serangannya. Tubuhnya yang lelah membuatnya kurang waspada.
zzlllbb..
Bang Enggano terbanting, terkapar dan menggelinjang di atas tanah. "Hgghh.. sakitnya Ya Tuhan..!!" Bang Enggano terus mengerang merasakan perih.
"Abaaaaang..!!!" Hanin berteriak histeris ingin mendekati Bang Enggano namun Bang Noven menahan tubuhnya.
Sekilas ada rasa sakit di hati Irene melihat perhatian suaminya pada wanita lain tapi saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk menebar rasa cemburu.
"Jangan Hanin, kamu pasti paham aturan mainnya. Tunggu sampai perangkat adat memutuskan..!! Belati yang menusuk lebih dalam, dia lah pemenangnya."
Bang Enggano melepas belati di tangannya. Darah segar menyembur dari bibirnya dan pria tersebut masih mempertahankan jalan nafasnya.
Para perangkat adat memeriksa keadaan keduanya. Perangkat adat mencabut belati dari perut Bang Enggano dan juga pria tersebut lalu memperhatikan dengan seksama. Namun saat itu lawan Bang Enggano tumbang dengan sempurna.
Para perangkat berbisik-bisik lalu salah satunya menuju kepala adat dan kepala adat mengangguk mengerti.
"Kami akan umumkan secara adil masalah ini. Saya selaku kepala adat memutuskan bahwa Badia Natha Haninda, bukanlah resmi menjadi penduduk adat kami dan Pak Enggano bisa membawa Nona Hanin keluar dari desa adat." Ucap kepala desa memutuskan.
"Alhamdulillah." Tetes air mata Bang Enggano mengalir, ia menatap gadis cantiknya yang sudah histeris dalam sergapan Bang Noven.
Anggota team saling berpelukan tak bisa menahan rasa haru atas perjuangan Letnan mereka.
Bang Noven pun tak lagi bisa menahan Hanin yang berontak, ia melepaskan Hanin.
Hanin berlari menghambur dan memeluk Bang Enggano. Tangannya membersihkan banyaknya darah di wajah, ia juga menahan laju darah yang mengucur deras dari sekitar perut Bang Enggano.
"Kenapa Abang lakukan semua ini?? Apa untungnya mempertahankan perempuan sepertiku????" Pekiknya masih histeris.
"Kamu adalah berlian di dalam tumpukan jerami. Ternyata hanya darah yang bisa meluluhkan hatimu. Aku ikhlas dan tidak akan mengeluh tentangmu. Biarkan aku mencintaimu dengan caraku..!!"
Bang Enggano berusaha kuat menahan rasa sakit dari luka tusukan belati.
"Kenapa harus dengan nyawa Abang?"
"Karena Abang sudah berjanji untuk satu hati, Abang akan kembali untuk putri rimba yang ku cintai." Jawab Bang Enggano kemudian pandangannya kabur dan tidak tau apapun lagi.
"Tolong bantu saya. Dantim mu blackout total..!!" Perintah Bang Noven.
.
.
.
. Episode 38. UNTUK SATU HATI - NARAY
.
.
.
.
Pernikahan pun telah terjadi. Kini Letnan yang akan segera naik pangkat itu harus berjuang keras membimbing seorang gadis lugu asal pedalaman yang sama sekali tidak mengenal dunia luar.
Bagaimana perjuangan Letnan Enggano membuat seorang Haninda pantas bersanding dengannya sekaligus menghadapi konflik yang tidak mudah di dalam rumah tangga mereka.
🌹🌹🌹
Usai Hanin mandi, Bang Enggano masih sibuk menghubungi disana sini karena dirinya harus menyiapkan segala laporan dan purna tugasnya dalam misi kemarin.
"Hanin pakai kain apa Bang?" Tanya Hanin.
"Pakai pakaian yang tadi di beli..!!" Jawab Bang Enggano lirih karena perhatiannya terbagi.
:
Bang Enggano mengusap rambutnya dengan handuk lain sedangkan handuknya yang lain masih terlilit di pinggang.
Baru saja Bang Enggano masuk ke dalam kamar, betapa terkejutnya dirinya saat melihat Hanin duduk dengan pose yang luar biasa. Gejolak batinnya tak dapat di tahan. Logika dari akal sehatnya beradu dengan batin yang terus meronta. Jiwa tempurnya bangkit menurut l*b*do.
'Opo maneh to yoo.. awak remuk ora karuan tapi bojo ngajak ngasah gaman.'
"Abang kenapa?" Tanya Hanin bingung.
Bang Enggano tetap menarik senyumnya, memang ada yang salah tapi salahnya mungkin membuat suami manapun di dunia ini merasa sangat bahagia. l******e brokat berwarna hitam menjadi boomerang bagi Bang Enggano.
"Tadinya Abang mau menunda honeymoon sampai besok pagi, tapi ternyata kamu minta di sayang sekarang." kata Bang Enggano.
Suami Hanin itu naik ke atas ranjang lalu melonggarkan handuknya.
Seketika Hanin menutup mulutnya dengan kedua telapak tangan, ia begitu terkejut melihat apa yang baru di lihatnya selama ini. Handuk belum terbuka tapi Hanin sudah nampak gugup dan takut seperti itu.
Telunjuk lentik Hanin menyentuh tubuh Bang Enggano yang sudah menegang sempurna.
"Kenapa?? Mau lihat??" Bang Enggano hanya tersenyum saja melihat tingkah sang istri. "Nampaknya Abang harus lebih keras mengajarimu pelajaran anatomi tubuh."
Perlahan Bang Enggano naik ke atas ranjang, tangannya menarik tengkuk Hanin hingga sedikit mendongak mengarah padanya. "Abang sudah tidak tahan di kepung rasa rindu. Malam ini adalah malam pengantin kita. Malam yang wajib dari Abang untuk mengajarkan kamu tentang kesucian hubungan antara laki-laki dan perempuan."
Pertama kali Bang Enggano membuka tubuhnya di hadapan sang istri. Tangannya mengarahkan jemari Hanin untuk menyentuhnya. "Kenali tubuh suamimu..!!"
"Baang..!!" Hanin nampak gelisah tapi tangan itu menurut dan ada perasaan berbeda di dalam dadanya. Ia pun tidak menolak saat Bang Enggano mengeksplor tubuhnya.
Dengan sabar dan lembut Bang Enggano naik ke atas tubuh Hanin. Hati-hati sekali Bang Enggano menung***i Hanin.
"Aaaahh.." jerit kecil Hanin karena merasakan benda asing menancap di tubuhnya.
Suara Hanin melambungkan fantasi Bang Enggano setinggi langit. "Sakit?" tanya Bang Enggano.
Hanin menggeleng, tapi manik matanya melihat sosok gagah yang berada tepat di atas tubuhnya. Ekspresi wajah Bang Enggano tiba-tiba membuat desiran di dadanya.
Dengan gerak terarah, Bang Enggano melaksanakan kewajibannya sebagai seorang suami.
"Hanin malu Abaang..!!" ucapnya lirih sampai menangis.
Bang Enggano mengunci bibir Hanin agar istrinya itu tidak mengganggu kerja kerasnya. "Pejamkan mata dan rasakan saja..!!!"
:
Bang Enggano menunggu sampai Hanin menyelesaikan rasanya setelah di rasa Hanin berada titik puncak barulah Bang Enggano menyelesaikan hasrattnya. Denyut mantap dan kuat tak dapat lagi di tahannya hingga roboh dinding pertahanan dan tumpah membasahi tubuh Hanin.
Perlahan Bang Enggano menarik diri tapi Hanin menahan lengan Bang Enggano. "Jangan pergi dulu..!!" pinta Hanin.
"Haaahh.. kenapa?"
Hanin bingung mengungkapkan tapi jelas Bang Enggano memahami arti dari raut wajah Hanin.
"Mau lagi?"
"Mau, tapi seperti tadi..!!" kata Hanin.
Bang Enggano masih menerka bagian mana yang di inginkan Hanin. "Yang manaa?"
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Tavia Dewi
wah jadi candu itu awal nikah tapi klo sudah lama nikah pasti suami jarang main karna capek kerja dan karena anak.
2023-11-21
2
Jasreena
yg d pucuk dan yg menusuk itu bang..
2023-11-20
1
Iis Cah Solo
baru baca udah serrrr....serraaannn...😀😀😀
2023-10-26
1