Part pendek pengisi kekosongan. Harap maklum di balik kesibukan Nara. 🙏
🌹🌹🌹
Entah bagaimana Bang Enggano mengungkapkan perasaannya. Ia masih mengatur nafas usai menyelesaikan pertempuran dengan Hanin yang kini sudah tidur bagai tak terjadi apapun.
Jarinya menyentil kening sang istri. "Bandel.. nakal.." gerutunya namun kemudian tersenyum gemas. Ia sedikit bergeser kemudian menghujani Hanin dengan ciuman. "Terima kasih banyak sayang, kamu pintar sekali menyenangkan Abang."
Bang Enggano kembali berbaring, baru sekitar sepuluh detik Bang Enggano tertidur, ia kembali bangun. Rasa mual tiba-tiba mendera tak bisa di tahannya.
"Hhkkk... Ya Allah, sakit sekali. Kenapa tiba-tiba aku mual." Bang Enggano meremas perutnya yang terasa tak karuan. Ia mengatur nafasnya secara perlahan hingga akhirnya rasa mualnya hilang. Setelah beberapa saat di rasa tubuhnya bisa saling bekerja sama, dirinya segera bangkit menuju Batalyon.
...
"Sikap tobat..!!!!!"
"Siaap.."
Tak lama Bang Noven dan Bang Jay masuk ke dalam ruangan Bang Enggano.
"Ada apa berisik sekali? Suaramu terdengar sampai luar." Tegur Bang Noven sudah berkacak pinggang memasang wajah murka.
"Ada pelanggaran." Jawab Bang Enggano tapi tetap mengawasi kedua ajudannya.
"Heeeeeey.. kalian buat salah apa sampai dantonmu ngamuk begini??" Bang Jay langsung menuju lemari es Bang Enggano lalu memilih minuman dan camilan, coklat swiss favorit Bang Enggano.
"Siap.. ijin.. kami dengan Prada Elfri sibuk dengan kegiatan sendiri dan kurang mengawasi ibu Enggano." Jawab Prada Elfri.
"Siap.. ijin.. kami dengan Prada Haryana membawa mi*ras dan membuat Ibu Enggano menghabiskan dua botol mi*ras serta satu bungkus rokok tersisa empat batang."
"Ooohh pantass.. untung kalian masih kena sikap tobat, seharusnya kamu di gantung di pohon rambutan." Kata Bang Jay.
"Geram sekali aku pot. Hanin ngoceh ngalor ngidul nggak jelas."
Bang Noven mendekati Bang Enggano lalu membenahi letak kancing baju sahabatnya.
"Geram tapi masih bisa kalem. Di ambil hikmahnya saja. Yang penting pikiran sudah tenang, hati adem Mas broo..!! Sudah nge-tap oli khan?" Bujuk Bang Noven mengajak Bang Enggano untuk duduk.
Bang Enggano yang masih kesal segera menepis tangan Bang Noven lalu memasang kembali kancing baju yang salah lubang.
"Kalian segera kembali bekerja sampai ada perintah dari saya..!!" Arahan Bang Noven untuk kedua ajudannya.
Tak lama suara sirine kebakaran memekakkan seisi ruangan. Bang Jay sudah memasang sikap waspada dan Bang Noven mengamati keadaan sekitar.
"Ono opo iki pot? Alarm siaga atau kebakaran??" Tanya Bang Noven.
"Hanin sudah bangun. Aku memasang tombol alarm di rumah dan tersambung di ruangan ini juga ponselku. Maklum, Hanin belum bisa pakai ponsel, jadi aku mengakali pakai alarm." Jawab Bang Enggano.
"Ada saja otakmu ini Gan." Kata Bang Jay.
"Mau bagaimana lagi, Hanin juga termasuk signal darurat" imbuh Bang Noven.
Bang Noven dan Bang Jay terbahak hanya Bang Enggano sendiri yang nyengir kuda bingung harus menjawab apa.
...
Hanin masih bersandar di ranjang. Masih terasa sisa pening berputar di kepala. Dadanya pun terasa sesak.
"Kenapa kamu minum minuman itu? Kenapa juga kamu merokok???"
"Hanin tak merokok, Hanin hanya hisap lisong."
Bang Enggano mendekati ranjang lalu mengusap kening Hanin. "Abang sudah mengajarimu.. itu namanya rokok. Lalu kenapa kamu lakukan hal seperti tadi???"
"Entahlah.. beberapa waktu ini kepala Hanin pening sekali Bang, Hanin cemas di dalam bilik batu yang luas ini. Tak ada Abang, Hanin tak tau harus bicara dengan siapa.. Hanin pun tak kenal Om Yana dan Om Elfri."
Perasaan Bang Enggano terasa sakit sekali bagai terhujam pedang panjang. Ia baru menyadari sang istri begitu kesepian dalam dunia barunya, atau mungkin juga merasa sangat ketakutan melihat hiruk pikuk kota.
Tau wajah Bang Enggano diam dan menatap wajahnya, Hanin mulai gelisah dan takut. "Maaf.." Hanin menunduk tak lagi memperlihatkan wajahnya.
"Abang juga minta maaf..!!" Bang Enggano mengecup kening Hanin. "Tapi untuk kesekian kalinya Abang harus ingatkan. Jangan makan makanan atau minum apapun selain yang Abang letakan di kamar dan lemari es. Jangan sampai ada orang memanfaatkan keadaanmu yang minim ilmu."
"Hanin bodoh kah Bang?" Tanya Hanin.
"Nggak.. nggak ada orang yang bodoh di dunia ini. Yang ada hanya orang yang belum memahami perkara tersebut. Abang akan daftarkan kamu untuk sekolah. Kita buat home schooling..!!" Janji Bang Enggano.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Al Fatih
bang gano .. ,, the best deh ...
2023-11-24
1
Ita Mariyanti
🥰🥰🥰🥰🥰🥰 bang Gano
2023-11-16
1
Iis Cah Solo
😊😊😊😊😊😘😘😘🙏🙏🙏
2023-10-26
1