Saat bersamaan Rena yang lagi memegang piring yang baru dicucinya, Tiba-tiba saja piring itu pecah ditangannya tidak ada sebad piring itu bisa pecah sendiri.
"Auwwww, kata Rena meringis kerena goresan pecahan piring itu yang masih dipegangnya..
"Ya Allah petanda apa ini,semoga saja suamiku hari ini baik-baik dalam perjalanannya ke kota, semoga dia engkau beri keselamatan.Ucap Rena tidak lupa dengan suaminya.
Rena menaruh pecahan piring itu kedalam tempat sampah, setelah itu dirinya mengabil obat untuk lukanya dan menutup luka itu dengan sobekan kain dan melilitkan pada lukanya agar darah ditangannya bisa berenti.
Lama Rena termenung tiba-tiba saja dirinya mengingat suaminya, baru sehari pergi namun hatinya saat ini sudah tidak tenang.
Buk surti baru saja pulang dari sawah melihat putrinya duduk dengan melamun, membuat buk surti tidak tega, dirinya tahu saat ini putrinya sangat sedih berpisah dengan Suaminya.
"Nduk jangan sedih seprti ini, Ben akan kembali nak, kamu jangan memikirkan yang bukan-bukan tentang suamimu."Kata Buk surti menasehati putrinya itu.
"Tapi buk, hati Rena tidak enak,apa yang terjadi pada Mas Ben saat ini apa dia baik-baik saja, aku juga gak tahu kerena tidak ada yang bisa Rena hubungi orang agar tahu mas Ben baik-baik saja sampai dikota, Rena sangat takut buk."Kata Rena masih saja memikirkan Sham.
"Jangan seprti ini, kamu berdoa yang baik untuk suami kamu, berdoalah untuk keselamatan suami kamu yang jauh disana."Kata buk surti kembali pada putrinya itu.
"Iya buk..!! " Kata Rena beranjak masuk kekamarnya setelah siap memasak sore ini.
Rena merebahkan tubuhnya diranjang itu dengan mata terpejam dirinya tidak bisa tidak memikirkan Sham saat ini,entah kenapa pikiranya hanya tertuju pada Sham, mungkin kerena batin Rena sudah menyatu dengan Sham jadi Rena merasakan itu saat ini saham dalam tidak baik-baik saja.
Rena tertidur saat pikiran itu pada suaminya, namun dalam tidurnya Rena bertemu dengan Sham yang sangat jauh melihatnya,hanya senyuman Sham yang yang dapat Rena lihat dari kejauhan itu, Rena dengan lantang memangil nama suami itu,Rena berlari mengejar Sham namun Dirinya tidak bisa mendekap Tubuh Sham..
"Mas Ben, tunggu Rena mas, kamu mau pergi kemana." Teriak Rena saat Sham tambah menjauh darinya.
"Tunggu mas Ben...!! " Teriak Rena terdengar kuat, sehinga buk surti berlari kekamar putrinya itu.
"Rena... Rena, bangun nak."Kata Buk surti menepuk pipi putrinya itu..
"Mas Ben!! "Pekik Rena lagi saat buk surti masih membangunkan dirinya.
Buk surti memeluk putrinya itu baru terbangun dari tidurnya dengan air mata yang basah di pipi nya saat dalam mimpi itu melihat Ben meningalkan dirinya.
"Nak kamu itu jangan tidur ini mau magrid,makanya kamu mimpi buruk."Kata Buk surti menenangkan putrinya itu.
"Tapi mimpi Rena aneh buk, Rena mimpi bertemu dengan mas Ben tapi mas Ben hanya Tersenyum saja pada Rena, saat Rena mengejarnya dirinya pergi menjauh dengan senyuman diwajahnya buk." Kata Rena masih sangat takut..
"Sudah, itu hanya mimpi, itu hanya bunga tidur, jangan kamu pikirkan itu lagi, sana kamu mandi bentar lagi waktu magri akan masuk."Suruh buk surti pada Putrinya itu.
Buk surti meningalkan Rena sendiri dikamarnya itu, Rena masih terpikir pada Sham saat masih duduk ditempat tidur itu.
"Ada apa dengan kamu Mas, apa kamu baik-baik saja saat ini, aku sangat mengewatikan diri kamu, aku takut kamu kenapa-kenapa pada kamu mas."Ungkap Rena Saat ini masih terpikir dari mimpinya barusan, perasaanya tidak enak lagi, ada sesuatu yang terjadi saat ini pada suaminya.
**
Dirumah sakit saat ini Sham masih sama tidak ada kemajuan dari Sham untuk sadar dari komanya.
Ardi yang baru sampai di rumah saki itu setelah pemakaman Ronal, dirinya kembali dengan berdiri dikaca ruangan itu dengan wajah sedihnya dirinya melihat bosnya hanya terbaring lemah dengan di penuhi alat medis ditubuhnya.
Ada sedikit penyesalan pada dirinya sendiri saat tembakan itu dirinya tidak bisa membantu bos nya.
Jika cepat dirinya bergerak pasti tidak seprti ini ceritanya, Sham selamat dari kematian.
"Mamakan aku Tuan, aku tidak bisa menjaga kamu dengan baik, sebelum aku bertidak, peluruh itu lebih dahulu masuk ketubuhmu tuaan."Kata Ardi dengan rasa bersalahnya pada bosnya.
"Sudah Ar, jangan kamu sesalkan lagi kita gagal melakukan itu sebelum peluruh itu masuk ketubuh Sham, tapi kita bisa apa ini diluar dugaan kita, aku juga tidak membayangkan ini akan terjadi." Kata Rikiy dengan menepuk bahu asisten sahabatnya itu, agar Ardi tidak merasa bersalah pada bosnya.
"Apa yang bisa lakukan saat ini Tuan Rikiy, Tuan Sham akan kembali lagi ke desa itu untuk menjemput istrinya, namun nasibnya berkata lain, dirinya malah terbaring seperti ini."Kata Ardi tidak sadar bicara tentang Sham sudah menikah.
"Apa kata kamu barusana Ar, Sham sudah memiliki istri?? "Kata Rikiy tidak percaya..
"Benar Tuan, Tuan Sham baru satu bulan ini menikahi putri dari orang yang menolongnya." Kata Ardi jadi bicara pada Rikiy.
"Kenapa kamu tidak pernah bilang padaku selama ini?? "Kata Riky dengan menatap Ardi dengan kesal.
"Tuan Sham melarangku untuk bicara pada siapapun Tuan, dirinya sendiri yang akan mengatakan pada kalian, jadi jangan salahkan aku."Kata Ardi santai dan duduk kembali dibangku tunggu dirumah sakit itu.
"Sadar gila itu anak jika papinya tahu dirinya sudah menikah basti sangat marah om Adi dan maminya mendengar itu.
"Entahlah aku juga gak mungkin mengasih tahu itu pada mereka saat ini, saat Tuan Sham dalam keadaan seperti ini, aku harap Tuan juga bisa menjaga rahasia ini sampai Tuan Sham sadar dari komanya.
"Baiklah aku akan menjaga rahasia ini sampai dia sadar."Kata Rikiy tidak bicara lagi.
Saat malam datang dirumah Tuan Aditama banyak para tamu untuk datang takziah, dengan masih sangat sedih Tuan tama masih saja bisa menyapa tamu yang datang malam ini.
Dengan rasa yang tidak dapat dikatakan saat ini dirinya dan Istrinya sunguh sangat terpukul dengan kejadian yang tidak pernah diduganya berahir dengan duka yang sangat mendalam dihati mereka, disisi lain saat ini putra kandung mereka masih berjuang untuk hidup, dengan terbaring lemah dengan alat medis ditubuh Sham.
Buk Risma duduk dengan masih menagis saat lantunan ayat suci itu masih terdekat sebuah ruangan rumahnya itu.
"Buk Ris jangan menagis lagi, ini sudah kehendak dari yang diatas, kita tidak bisa pernah tahu apa rencananya, mungkin saja dengan ini Sham bisa melewati masa kritinya."Kata Ibuk-ibuk tetangga yang menemani buk Risma.
"Iya buk, doakan putraku selamat dari ini semua, aku tidak bisa buk hikhik.." Tagis itu tidak bisa ditahan buk Risma lagi dirinya benar terpukul kejadian hari.
Buk Ris tidak pernah akan meyangkah hal ini akan terjadi,putra yang selama ini dia sanagat sayangi berahir seperti ini.
Ronal meningal kerena tembakan polisi, dan Sham sendiri sepupunya sendiri yang melakukan tembakan itu pas mengenai dada dan kepala Sham.
*******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments