Setelah siap makan Sham selalu membantu Rena disungai untuk mengangkat cuciannya,Sham berdiri ditebing yang mengarah ke sungai dimana gadis cantik itu lagi asik membilas kainya.
"Apa kamu sudah selesai Ren, aku bantu ya? " kata Sham sambil menjongkok ditebing mengarah pada Rena.
"Ehhh mas Ben, aku baru hampir siap mas, tunggu sebentar lagi, apa mas gak bantu Ayah lagi, apa sudah mau pulang?Tanya Rena dengan senyuman di bibir manisnya itu.
Sham yang mendengar kata gadis itu dirinya hanya tersenyum dibalik wajah jeleknya itu tapi menurut Rena memang wajah aneh,Rena tidak tahu saja wajah Sham yang tampan dibalik topeng yang seperti wajah jelek itu.
"Bapak ada urusan katanya, sebaiknya hari ini tidak melajutkan dulu kerjaan kami disawah, hari ini aku bisa durumah." kata Sham lagi.
"Ohhh gitu ya,Jika gitu mas Ben angkat deh pakaian ini, ini sudah siap kok, mari kita pulang."Ajak Rena pada Sham.
Sham turun kesungai mengambil bakul yang berisi pakaian berisi yang sudah dicuci Rena, namun saat Rena jalan keluar dari sungai itu kakinya terpeleset kerena batu itu licin.
Auuuww, Mas Ben...!! " Pekik Rena kerena tidak bisa menahan tubuhnya, dirinya langsung amruk di tubuh Sham.
Sham juga tidak bisa menahan tubuh gadis itu kerena Rena sudah menipahnya lebih dahulu, Rena dan Sham sama-sama jatuh pas diatas tubuh Sham sehinga bibir mereka sama-sama menyatu, membuat keduanya saling menatap dan sungguh aneh yang dirasakan oleh keduanya jantung mereka saling berpacu seperti ingin copot.
Rena akhirnya tersadar kerena bibir mereka saling menempel dibibir Sham, dengan cepat Rena bangkit dan guru-guru berdiri.
"Maafkan aku Mas Ben, Rena gak sengaja, tapi Mas Ben sudah mengambil ciuman pertama Rena,ahhh mas Ben sungguh jahat."Kesal Rena sedikit menghentak kakinya kerena kesal pada Sham.
"Ya sapa suruh kamu tumbang di tubuhku Rena, kamu yang jatuh menimpaku, jadi jangan salahkan aku!! " Kata Sham santai dan mengambil keranjang kain cucian Rean dan berjalan naik lebih dahulu dari Rena yang masih kesal padanya.
Sampai diatas tebing sungai itu Sham masih melihat gadis cerewet itu masih saja diam di mana dia berdiri.
"Kamu gak mau pulang Rena, aku tingal sendiri saja, Ayah dan ibumu sudah pulang duluan." kata Sham tidak mau banyak cerita, dirinya melangkah meningalkan Rena sendiri.
"Isss mengesalkan saja dia, sungguh membuat aku malu saja, kenapa harus mas Ben yang mengambil ciuman pertamaku sih, Rena bodohnya kamu!! kenapa harus terpeleset sihh." Gerutuk Rena pada dirinya sendiri.
"Ayok Rena, kita pulang, nantik ibuk malah cari kita." Ucap Sham kembali lagi ke sungai itu kerena gadis itu tidak kunjung naik ke atas.
"Iya, bawel..!! " Kata Rena buru-buru naik dan mengikuti Sham berjalan duluan darinya.
Sampai dirumah Rena langsung menjemuar pakaian yang telah bersi itu, namun Sham masih membantunya dengan santai tangan berototnya itu menaruh pakaian yang basah itu ditali jemuran,tidak ada rasa malu Sham mengerjakan itu,selama dirinya didesa Rena banyak yang sudah merubah sikapnya yang selama ini bawaanya dingin dan santai dan setiap pengusaha muda sepertinya tidak lepas dari sifat angkuh seorang pemimpin.
Namun tidak dirinya saat bersama keluarga kecil Pak Tarman, banyak pelajaran yang didapatkan oleh Sham, kenapa tidak selama ini dirinya tidak pernah melakukan kerja berat seprti mencangkul disawah, namun sekarang dirinya sudah dengan muda melakukan itu semua tampak disuruh.
Sham mengerjakan itu semua dari hati kecilnya, kerena hanya bisa ini yang bisa dia berikan pada Pak Tarman untuk membalas budi dalam berapa bulan ini dirinya dirumah Pak Tarman cuma numpang dan Pak Tarman juga berbaik hati membantunya dan merawatnya selama dirinya sakit tidak bisa bergerak satu bulan lebih.
"Mas Ben, gak usah dilanjutkan lagi, biar Rena saja yang siapkan ini, Mas Ben bisa mandi sana dan istirahatlah." Kata Rena masih ada perhatian pada Sham, walau dirinya kesal pada Sham tapi dirinya tidak mau melihat pemuda itu masih memakai pakaian kotornya yang sudah kenak lumpur.
"Gak apa kamu melanjutkan ini Ren?? " Kata Sham lagi.
"Ahhh mas Ben gak tahu aja, ini sudah kerjaan Rena tiap hari mas, sana mas mandi biar Rena saja."kata Rean tidak banyak bicara lagi.
Ben juga beranjak kesumur yang ada dibelakang rumah Kecil itu untuk membersihkan dirinya yang berlumpur.
Setelah siap mandi Sham duduk di teras rumah Rena dengan santai Ben menaruh secangkir kopi dimeja tempat duduknya..
Pak Tarman dan Buk Surti baru keluar dari dalam hendak mau pergi ke suatu tempat.
"Pak sudah mau pergi? Tanya Ben dengan suara lembutnya.
"Iya Nak Ben,bapak ada urusan sebentar diluar kamu jaga adikmu ya, bapak titip itu anak gadis bapak." kata Pak Tarman pada Ben.
"Ya pak,Hati-hati dijalan." kata sham melihat kedua orang tua Rena naik dengan motor Bebek yang tua itu bersama istrinya.
"Ibuk pergi ya nak Ben, titip Rena sebentar." kata Buk Surti pada Ben.
Ben hanya menganguk saja tanda setuju untuk menjaga Rena selama kedua orang tuanya pergi.
Beberapa menit Pak Tarman baru pergi, Rena juga baru saja keluar dengan tubuh yang sudah segar abis mandi, wajah cantik itu tampak cantik tampa Rena memakai polesan bedak dan makaup diwajahnya.
Sham selalu memperhatikan gadis itu, dirinya entah kenapa senang saja melihat Rena dengan dandanan seadanya.
"Mas Ben jangan menatapku terus, entar jatuh cinta pada Rena yang cantik ini!! " Godanya pada pemuda yang masih melihat kearahnya.
"Ahhh pede amat kamu Ren, mana mungkin aku bisa jatuh hati pada kamu, tapi...dipikir juga gak salah dehh dari ucapan kamu itu, menang kamu cantik." Kata Sham kembali dengan santai.
"Itukan benar, Rena itu memang cantik,kenapa Mas Ben gak mau jadi calon suami Rena aja?Kata gadis itu asal bicara dengan candaannya itu.
"Emang Rena mau Sama aku yang berwajah anah ini? " kata Sham kembali bertanya dan sedikit ingin tahu apa jawabannya gadis duduk didepannya itu.
"Mas Ben itu gak jelek kok, masih tampan, walau itu wajah sedikit aneh dengan wajah yang kulitnya kriput seperti orang tua ya, namun dilihat masih bolehlah!! " Kata Rena sedikit serius.
"Ohhh gitu ya, berakti mau ya jika aku lamar kamu untuk jadi istri ku? " Kata Ben lagi.
Rena hanya tersenyum saja kerena candaannya barusan membuat Sham jadi serius.
"Mas Sham serius ya, suka sama Rena? " Kata Rena kembali bicara pada Sham yang tersenyum padanya.
"Jika iya, apa Rena mau denganku yang jelek ini? Tanya Sham dan menjawab kata gadis itu dengan menatap gadis itu dengan tatapan tajamnya.
********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments