Pagi sekali Rena sudah terbagun untuk melakukan sholat shubuh dan tidak lupa dirinya untuk membangunkan suaminya yang masih betah tidur setelah pergulatan mereka yang setiap malam Sham tidak bisa lepas dari kata tidak untuk urusan ranjang dan akan membuat dirinya puas dengan tubuh sexy istrinya itu.
"Mas Ben, bangun ini sudah mau shubuh kita mandi dulu."Kata Rena membangunkan Sham dengan lembut.
"Ahmm, bentar lagi sayang,mataku masih tidak mau dibukak." Kata Sham bicara dengan mata masih terpejam.
Rena mendegar kata suaminya itu dirinya merasa geram saja, dengan cepat Rena mencubit hidup mancung Sham dengan sangat kuat, saat itu juga Sham langsung membukak matanya dan tersenyum pada istrinya itu yang sudah sangat kesal padanya.
"Kenapa sayang pagi-pagi kamu sudah sangat kesal,marah padaku??" kata Sham dengan lembut memeluk istrinya itu lagi.
"Jangan banyak cerita kamu Mas, duduk dan ayok cepat kita mandi wajib pagi ini, sebelum ayah dan ibuku bangun,cepatan!! "Kata Rena menarik suaminya untuk duduk.
Sham tidak bisa berkutip lagi jika istrinya itu sudah berkata begitu,akhirnya sepasang suami-istri itu melakukan kegitanya dan tidak butuh beberapa menit dua manusia itu siap dengan mandi wajib dan menunaikan sholat shubuh berjamaah, selesai sholat tidak lupa Rena selalu menyalami suaminya itu dan begitu juga Sham dengan mencium kening istrinya itu dengan senang.
"Mas."Pangil Rena ketika melipat sejadahnya untuk disimpan lagi.
"Ahmm, ada apa sayang? "Kata Sham menyahuti kata istrinya itu.
"Apa jadi hari ini kamu berangkat kekota dengan teman kamu?"Kata Rena sedikit wajah sendu.
"Iya sayang, kenapa kamu bertaya lagi?"Sham kembali mentap wajah cantik itu, tidak tampak senang dirinya akan pergi hari ini.
"Apa gak bisa kamu disini saja bekerja harian seperti biasanya mas, aku gak ingin jauh dari kamu, pasti aku sangat merindukanmu kamu."Kata Rena duduk di tepi tempat tidurnya itu dengan melihat pada suaminya itu, agar suaminya membatalkan pergi.
"Syang sini, mendekatlah padaku!! " kata Dham menarik pelan istrinya itu naik kepangkuannya. "Aku bisa saja bekerja sebagai buruh harian di sini sayang, tapi itu tidak akan mencukupi kehidupan kita untuk kedepannya,kamu tahu bukan hidup ini butuh uang, sedangkan aku bekerja disni hanya beberapa penghasilan saja pas untuk makan kita saja, tidak bisa kita tabung sayang, jadi berhentilah berpikir yang sempit." kata Sham memberi pengertian pada istrinya agar Rena juga bisa membiarkannya pergi hari ini, kerena Sham tudak mungkin diam saja saat keluarganya terancam apa lagi perusahaan yang sudah berada ditangan orang yang salah.
"Tapi mas aku sangat sedih,kamu pergi aku takut kamu gak akan kembali lagi." Kata Rena takut.
"Sayang aku tidak akan mengabaikan kamu, aku janji setelah aku punya uang sedikit untuk kita cari rumah dikota aku akan jemput kamu, percayalah padaku." Kata Sham dengan Hatinya juga tidak tega meninggalkan istrinya itu.
"Aku tinggal, tapi kamu benar-benar menepati janji itu ya." kata Rena menatap wajah Sham dengan air matanya yang tidak bisa ditahanya lagi.
"Sudah jangan menagis lagi, aku akan kembali untuk kamu." kata Sham memeluk istrinya itu dengan rasa cinta walau saat ini berat untuk berpisah tapi gak bisa dirinya harus diam bersama istrinya banyak yang harus hadapai oleh Sham setelah keberangkatan ddirinya kekota.
Sham dapat menenangkan istrinya itu, setelah itu Rena kembali menyiapkan pakaian Sham untuk dibawanya kekota nantik, sebenarnya tidak masalah Sham tidak membawa apapun tapi Sham tidak mau istrinya tahu dan curiga padanya.
Sham membiarkan Rena memasukan pakai itu kedalam tas kecil agar istrinya itu senang.
"Tidak usah terlalu banyak sayang cukup beberapa pasang saja untuk aku bisa bertukar pakaian jika yang aku pakai kotor."Alasan Sham agar istrinya itu tidak marah.
"Ini cuma tiga stell saja mas, semoga kamu bisa beli yang lebih bagus lagi pas kamu dapat kerja disana nantik." kata Rena terseyum pada Sham.
"Semoga apa yang kamu do'akan untuk aku bisa dijawab Allah sayang, agar aku banyak rezeki dikota nantik agar kita bisa bersama lagi."Kata Sham membalas senyuman istrinya itu.
"Ini sudah selesai ayok kita keluar mas, kamu ngopi dan sarapan lebih dahulu sebelum betangkat." kata Rena beranjak keluar dari kamarnya menuju dapur.
Sampai didapur buk surti sudah siap dengan membuat masih goreng pagi ini,dia juga tahu pagi ini menantunya juga akan berangkat kekota untuk bekerja jadi dirinya dengan sengaja memasak nasih goreng.
"Buk sudah siap ibuk bikin ini nasih goreng, cepat kali buk?Tanya Rena tidak tahu ibunya sudah siap saja masak sarapan pagi untuk mereka semua pagi ini.
"Iya Nduk,ibuk sengaja buat untuk suaminya kamu agar dia serapan dulu sebelum pergi, sana bikin kopi untuk suami kamu." Suruh buk surti pada putrinya itu..
"Iya buk,Rena akan bikin kopi untuk mas Ben dulu, bentar lagi dia akan keluar." Kata Rena dengan sigap membuat beberapa selas kopi dan teh untuk ibunya dan Ayahnya.
Setelah Rena siap dengan berapa gelas kopi dan tteh pass bersamaan Sham juga sudah keluar dengan membawa tas kecil yang berisi pakaian nya dan menaruh dikursi tamu rumah kecil itu.
"Mas kamu sarapan dan ini kopi untuk kamu sudah siap Rena bikin."Kata Rena pada suaminya itu dengan lembut.
"Bapak mana sayang kok gak lihat?"Tanya Sham tidak melihat mertua laki-lakinya itu.
"Masih dikamar mas, bentar lagi itu keluar , kamu sarapan saja lebih dahulu, nantik teman kamu nungguin lama." kata Rena tahu suaminya itu ditungguin di desa sebelah oleh temanya, tapi sebenarnya adalah asisten Suaminyalah yang menjemput Sham.
"Baiklah aku akan makan nasi goreng bikin ibuk, pasti enak ni."Kata Sham dengan meyendok nasi itu kemukutnya,Sham tidak bicara lagi dirinya makan dengan diam sampai selesai.
Pak Tarman baru saja keluar melihat menantunya sudah siap dengan sarapan paginya,dia hanya tersenyum saja melihat Sham sedikit termenung sambil menatap kopinya.
"Kenapa itu kopi dilihat saja nak Ben, apa yang dikatakan oleh kopi itu padamu nak?? " Canda Pak Tarman menganggu lamunan Sham saat mendegar suara mertuanya.
"Bapak, aku hanya berpikir saja pak, hari ini aku akan pergi, tapi sungguh berat aku meningalkan kalian apa lagi istri ku pak."Jujur Sham pada mertuanya .
"Jangan begitu nak Ben jika kamu ingin mencari rezeki diluar sana, mantapkan hati dan tujuan kamu itu apa, untuk keluarga kamu bukan, jadi jalankan itu dengan baik."Tegur pak Tarman pada menatunya itu.
"Iya Pak, aku akan berangkat, tapi mekihat istri ku sedih jadi aku gak tega."Kata Sham kembali.
"Sudah, habiskan itu kopi kamu, bentar lagi mas suri akan datang untuk kamu numpang sampai ke desa sebelah ini sudah mau jam 6 kamu cepat bersiap." kata Pak Taman agar menantunya itu tidak berpikir banyak saat ini.
Sham berangkat dengan Menumpang dengan Tetangga rumah sebelah mertuanya itu, dengan rasa sedih dirinya meningalkan kelurga pak Tarman dan istrinya Sham tidak menegok lagi kearah belakang agar dirinya kuat.
Sham benar-benar sedih berpisah dengan Rena, apa lgi istrinya tidak mengatarkannya kepintu luar diri berangkat, kerena istrinya sangat sedih berpisah.
Dengan air mata Sham meningalkan Rena, disaat ingin keluar dari rumah itu dirinya tidak dapat menahan tangisnya saat diatas motor tumpangan, Sham mengeluarkan tagis itu dengan rasa sesak didadanya.
Saat bersamaan Sham melihat Ardi sudah menunggunya dikebun dimana benberapa hari lalu mereka sudah bertemu..
Sham lansung turun dari motor tetangganya itu, dan tidak lupa Sham mengucapkan terimakasih pada bapak itu, dan dirinya lansung naik kedalam mobil mewah itu dengan air mata masih membasahi wajah tampan Sham.
Ardi hanya diam saja memperhatikan bos nya itu, dia tahu saat ini bosnya itu sangat sulit untuk berpisah dengan Istrinya dan keluarga barunya itu.
********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments