Perbincangan Sham dan ayahnya Rena

Dengan bingun Sham menjelaskan itu pada Rean akhirnya Sham harus bohong lagi pada Rena, kerena belum saatnya gadis itu tahu dirinya siapa, apa lagi dengan wajah aslinya Rena dan keluarganya tidak pernah tahu dirinya hanya memakai kulit untuk peyamaranya.

"Soal itu ya,aku kurang igat Rena, mungkin aku baru saja pulih jadi akibat beturan kepalaku saat di hanyut di sungai tidak dapat aku ingat kejadian itu."Bohongan Sham pada Rena yang serius mendengar penjelasan dari Sham.

"Maaf ya mas, bukan aku bermaksud membuat kamu apa, hanya saja aku ingin keluarga mas tahu."Kata Rena dengan niat baiknya.

"Tapi maaf Rena aku belum bisa ingat aku dari mana."Sambungnya Sham dengan mungkah sedikit sayu, agar gadis itu percaya padanya.

"Ya sudah, jangan bahas itu lagi mas, aku ingin cuci piring kotor ini dulu kebelakang ya, jika capek mas berdiri duduk saja di sana?!! " Kata Rena menujuk bangku yang ada disamping dapur itu.

"Boleh juga Rena,dari di dalam rumah aku bisa sedikit menghirup udara luar dari seharian didalam saja." Kata Sham agar Rena membantunya untuk bisa duduk di bangku yang ditujuk oleh Gadis judes itu.

Rena dengan senag hati membantu Sham, apa saja dia mau membantu Sham tampa malu sedikit saja, Rena juga mau membantu Sham untuk kekamar mandi selama dia berada dirumahnya.

**

Waktu terus saja berlalu hari yang dilalai Sham dengan tubuh semakin membaik, saat ini pemuda yang sudah mau dua bulan tingal bersama Keluarga pak Tarman, pemuda itu mulai berbaur dengan warga sekitar tempat tingal Pak Tarman, dirinya Sham sangat ramah dan sopan pada setiap warga yang berlalu lalang lewat dirumah ataupun saat dirinya Sham disawah membantu pak Tarman dirinya selalu berbincang pada penduduk yang seprofesi dengannya saat ini.

Pak Tarman sungguh senang pada Sham mau membantunya, walau awalnya Sham tidak tahu harus berbuat apa pertama kali masuk kedalam lumpur sawah itu dengan menggunakan cankul.

Tapi Sham tidak tingal diam saja dirinya berusaha untuk bisa agar dirinya hisa menyenangkan keluarga Rena yang sudah sangat baik padanya selama beberapa bulan dirinya bersama keluarga pak Tarman.

Hanya itu yang dapat dia lakukan pada Keluarga itu, tidak banyak yang bisa diberikan oleh Sham, kerena dirinya juga tidak bisa menghasilkan uang didesa dia berada.

"Nak Ben,istirahatlah lebih dahulu,nantik kamu bisa sambung lagi,kita duduk sebentar sambil menunggu Rena datang mengantarkan makan siang untuk kita hari ini."Kata pak Tarman pada Pria itu.

"Baiklah pak,mari kita istirahat sebentar ini juga sudah sangat panas pak."Kata Sham dengan keringat yang membasahi tubunya.

Dham dan Pak Tarman kembali kepondok yang ada disawah itu untuk tempat mereka melepas lelah sejenak.

Pak Tarman sedikit mengobrol dengan Sham,kadang mereka bertukar cerita, sehunga Sham bisa memahami keluaga pak Tarman, kadang pak Tarman bercerita tentang putranya yang tidak pernah kembali dari kota semenjak putranya itu merantau.

"Nak Ben, apa kamu sudah ingat dimana keluarga kamu dan asal kamu?"Kata Pak Tarman lembut bicara pada pemuda itu.

"Belum Pak,semoga saja aku cepat mengingatnya pak."Kata Sham. bohong lagi.

"Tidak apa-apa nak, jika kamu tidak ingat, nantik jika waktunya kamu pasti ingat, berdoa saja agar semua itu dikembalikan pada kamu lagi."Kata Pak Tarman tidak lupa menyemangati Sham.

"Ya pak, terimakasih banyak sudah mau merawat aku selama dua bulan ini aku disini, sehinga aku bisa seperti biasa lagi bisa berjalan dengan baik pak."kata Sham tidak pernah lupa jasa mereka padanya yang sudah menolong dan memberi tempat tingal bersama mereka.

"Hanya itu yang bisa bapak berikan nak, kerena kami juga orang susah jadi tidak pernah kami untuk tidak bisa berbuat baik pada orang yang membutuhkan kami." Kata Pak Tarman dengan senyuman di wajah tua yang sudah dimakan waktu.

Sham hanya tersenyum sedikit tekasimah dengan ucapan kata pak Tarman, walau mereka orang susah namun hanya kebaikan itu yang bisa mereka berikan untuk membantu orang lain, tampa dengan uang.

"Sungguh keluarga baik kalian, dengan apa aku harus membalas kebaikan lalian semua."Kata Hati Sham dengan pikiran yang tidak menetu saat ini melihat kearah wajah tua pak Tarman.

disaat mereka lagi berbicang-bicang sejenak melepas lelah mereka, Sham dan pak Tarman melihat Rena dan Buk Surti dari kejauhan dengan memangku tempat nasih dan air dalam ceret yang dibawa oleh Rena.

"Lihatlah putri satu-satu bapak itu nak Ben, dirinya kadang bertingkah sesudah hatinya saja, tampa menghiraukan dirinya sudah dewasa,ingin bapak menikahkan dia, tapi jodoh belum menghampiri dia."kata Pak Tarman diselah perbicaraan mereka dengan masih melihat kearah putrinya yang tidak jauh dari pondok mereka duduk.

"Mungkin belum saatnya Rena menikah Pak." Kata Sham menyikapinya biasa saja dari perkataan Pak Tarman.

"Mungkin ya, butuh sabar ."Ketawa Pak Tarman dengan sedikit saja.

Sham juga ikut tersenyum saja mendengar jawaban Pak Tarman,saat itu Sham juga mulai menyukai putri Pak Tarman dengan diam, namun tidak mungkin dirinya akan mengatakan itu langsung pada kedua orang tua Rena.

Sham hanya bisa diam saja, bersikap biasa saja pada keluarga Rena.

"Pak!! " Teriak Rena dari jauh..

"Lihat dia Ben ada saja tingkahnya yang dibuat tiap hari, dengan mulutnya yang gak bisa diam itu, kadang bapak merasa sepi jika dia tidak dirumah."Kata Pak Tarman tersenyum saja meluhat pada putrinya itu.

Begitu juga yang dirasakan Sham saat Rena tidak bersamanya, kerena sudah terbiasa dengan gadis itu semenjak dirinya diberada didesa itu selama dua bulan.

Sham juga sudah merasa nyaman dengan Rena yang selama ini menemani dia selama tidak bisa bergerak, keperluannya gadis itu yang mengurus dari mulai makan samapai dengan mandi dan mau berak juga kadang Rena yang mengantarkan Sham.

"Kalian berdua sudah lama menunggu kita ya??" kata Rena pada kedua orang yang terseyum padanya.

"Tidak nak, kami baru saja istirahat kok, mana nasinya cepat kamu buka dan tarok biar Nak Ben makan."Kata Pak Tarman mengingatkan putrinya itu , jika tidak gadis itu akan selalu megoceh seprti burung beo.

"Iss ayah gak sabaran benar ya, ini mau Rena buka dulu rantanya, setelah ini Rena mau ke sungai mau nyuci pakaian dulu." jawab gadis itu dengan singap menaruh nasi dirantang itu di hadapan Sham dan ayahnya duduk.

"Terimakasih Ya Rena."kata Sham dengan lembut.

"Iya,mas makan itu, pasti enak itu, Rena yang masak, pasti mas Ben suka." kata Rena lagi.

"Ndukk kamu ke sungai nyuci sana, biarkan Ayah kamu dan Nak Ben makan dulu."Sambaung Buk Surti dengan cepat menyabung kata Putrinya itu.

"Ahhh ibuk gak asik, tungguin bentar napa sihh buk, Rena juga capek jalan dari rumah ke sini buk." kata Rena merepet ulah buk Surti barusan.

Akhinya gadis itu pergi juga dari pondok itu ke sungai untuk melakukan kegiatan rutinya itu.

Shan hanya bisa diam saja tidak bisa berbuat apa, kerena dia masih saja segan pada Pak Tarman yang baik padanya.

********

Episodes
1 Awal mula cerita
2 Akhir dia bukak mata juga
3 Tingkah bodoh Rena dan ingin tahu Rena
4 Perbincangan Sham dan ayahnya Rena
5 Kata yang serius dari Sham, membuat Rena tidak bisa jawab
6 Pengakuan hati Sham
7 Titik Terang tentang Sham
8 Ada apa ini? Perasaan Rena tidak enak
9 Ucapan Rena akhirnya menjadi ucapan baik
10 Hari yang ditunggu sepasang sejoli itu akhirnya datang juga
11 Tendangan Rena
12 Hakhirnya kau jadi milikku
13 Rena Kehilangan Sham
14 Ingin merasakan kembali saat ada kesempatan
15 Sham bicara pada istrinya
16 Keluaga Sham terancam oleh perbuatan sepupunya sendiri
17 Perpisahan yang tidak diinginkan oleh Rena, tapi mau bilang apa??
18 Peyelesaian masalah Sham sudah berahir
19 Jadi malapetaka
20 Perasaan Rena tidak baik-baik saja
21 Sungguh bahagianya Rena
22 Kegundahan hati Rena
23 Akhinya Sham sadar dari komanya
24 Rena Bekerja
25 Sham kaget saat merasakan menuh makan siang yang dibawak mammy nya
26 Kepulangan Sham,Namun Rena juga akan pergi
27 Siapa dia
28 Kejujuran Sham pada Kedua orang tuanya
29 Cukup Rena senang
30 Menepis kembali tentang Rena
31 Terlihat Jelas
32 Empat bulan Berlalu
33 Sham mendesak Ardi untuk mencari tahu tentang Zeren
34 Tawaran kerja untuk Rena
35 Aktivitas pagi Rena dihari pertama kerja
36 Perdebatan mamy Sham dan papinya
37 Rasa yang sama
38 Sham sangat kaget saat mendegar suara itu, wajah cantik istri dihadapanya
39 Sedikit penyesalan Sham
40 Rena menahan emosinya
41 Sham jujur pada Rena dan memberi tahu Siapa Ben sebenarnya
42 Rena mendapatkan dua lawan
43 Kamu kembali nak Ben??
44 Sham bisa jujur pada kedua orang tua istrinya
45 Sham merasa senang
46 Bersama keluarga kecil sham berkumpul dengan kedua orang disanyangi
47 Berkunjung kerumah mertua
48 Masih suasana dirumah mertua
49 Kedatang orang yang pernah singgah dihati Sham
50 Meridukan kamu
51 Sham tidak segan mengenalkan Rena dan anaknya pada kariawan diperusahaannya
52 Dia lagi
53 Melepas rasa yang sudah lama tidak dilepaskan
54 Pagi-pagi Beby Rafki sudah membangunkan seisi rumah
55 Singa mengamuk 1
56 Singgah ngamuk 2
57 Bikin ricuh seisi rumah
58 Perasaan lain
59 Rena dan Beby Rafki sedang terancam
60 Rena Kembali dengan selamat
61 Hukuman buat orang yang sudah menganggu ketenangan keluaga Aditama
62 Pengumuman
63 Perbicangan Sham dan Rena tentang Bella
64 Liburan, Hadia yang sangat menbuat Sham bahagia
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Awal mula cerita
2
Akhir dia bukak mata juga
3
Tingkah bodoh Rena dan ingin tahu Rena
4
Perbincangan Sham dan ayahnya Rena
5
Kata yang serius dari Sham, membuat Rena tidak bisa jawab
6
Pengakuan hati Sham
7
Titik Terang tentang Sham
8
Ada apa ini? Perasaan Rena tidak enak
9
Ucapan Rena akhirnya menjadi ucapan baik
10
Hari yang ditunggu sepasang sejoli itu akhirnya datang juga
11
Tendangan Rena
12
Hakhirnya kau jadi milikku
13
Rena Kehilangan Sham
14
Ingin merasakan kembali saat ada kesempatan
15
Sham bicara pada istrinya
16
Keluaga Sham terancam oleh perbuatan sepupunya sendiri
17
Perpisahan yang tidak diinginkan oleh Rena, tapi mau bilang apa??
18
Peyelesaian masalah Sham sudah berahir
19
Jadi malapetaka
20
Perasaan Rena tidak baik-baik saja
21
Sungguh bahagianya Rena
22
Kegundahan hati Rena
23
Akhinya Sham sadar dari komanya
24
Rena Bekerja
25
Sham kaget saat merasakan menuh makan siang yang dibawak mammy nya
26
Kepulangan Sham,Namun Rena juga akan pergi
27
Siapa dia
28
Kejujuran Sham pada Kedua orang tuanya
29
Cukup Rena senang
30
Menepis kembali tentang Rena
31
Terlihat Jelas
32
Empat bulan Berlalu
33
Sham mendesak Ardi untuk mencari tahu tentang Zeren
34
Tawaran kerja untuk Rena
35
Aktivitas pagi Rena dihari pertama kerja
36
Perdebatan mamy Sham dan papinya
37
Rasa yang sama
38
Sham sangat kaget saat mendegar suara itu, wajah cantik istri dihadapanya
39
Sedikit penyesalan Sham
40
Rena menahan emosinya
41
Sham jujur pada Rena dan memberi tahu Siapa Ben sebenarnya
42
Rena mendapatkan dua lawan
43
Kamu kembali nak Ben??
44
Sham bisa jujur pada kedua orang tua istrinya
45
Sham merasa senang
46
Bersama keluarga kecil sham berkumpul dengan kedua orang disanyangi
47
Berkunjung kerumah mertua
48
Masih suasana dirumah mertua
49
Kedatang orang yang pernah singgah dihati Sham
50
Meridukan kamu
51
Sham tidak segan mengenalkan Rena dan anaknya pada kariawan diperusahaannya
52
Dia lagi
53
Melepas rasa yang sudah lama tidak dilepaskan
54
Pagi-pagi Beby Rafki sudah membangunkan seisi rumah
55
Singa mengamuk 1
56
Singgah ngamuk 2
57
Bikin ricuh seisi rumah
58
Perasaan lain
59
Rena dan Beby Rafki sedang terancam
60
Rena Kembali dengan selamat
61
Hukuman buat orang yang sudah menganggu ketenangan keluaga Aditama
62
Pengumuman
63
Perbicangan Sham dan Rena tentang Bella
64
Liburan, Hadia yang sangat menbuat Sham bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!