Seminggu setelah pembicaraan malam itu, setelah pak Tarman telah bicara pada pak lurah tentang perjodohan putrinya dengan baik-baik, Setelah itu pernikahan Rena dan Sham dilangsungkan tidak besar, kerena keuangan Pak Tarman tidak mencukupinya, jadi Rena dan Sham hanya melansungkan akad nika secara biasa saja tampa pesta besar-besaran,setiap pengating pasti memimpikan itu, tapi tidak dengan Rena, dirinya tahu orang tuanya pasti kesusahan untuk mencari biaya untuk pestanya.
Hari ini dikantor kua Sham dan Rena sudah siap dengan ijab kabul yang diucapkan oleh pak Tarman dan Sham dengan lancar meybung kata ikrar itu sehinga hanya terdekat sah saja dirungan itu.
"Alhamdulilah sah,sah..!! " Sahut saksi yang meyaksikan hari bahagia Rena dan Sham.
Namun dengan sayang Sham tidak bisa membelikan cicin pernikahan untuk Rena hanya mahar saja yang bisa diberikan untuk gadis yang dicintainya itu,itupun hanya seperangkat alat sholat tidak ada yang lain.
Rena dengan hati bahagia akhirnya dia menikah dengan Sham,tidak dengan putranya pak lurah dirinya lebih takut jika itu terjadi, entah bernasib seperti apa dirinya bersuami dengan orang sedikit tidak waras.
Rena menyalami tangan suami untuk pertama kalinya Rena menyentuh tangan itu sebagai suaminya hari ini, untuk berikutnya Rena juga akan menjalankan tugasnya sebagai istri Sham.
Dirinya akan selalu mengikuti kata Suaminya, kerena Rena gadis tidak banyak tingkah selama ini, itulah yang membuat Sham jatuh hati pada gadis desa yang cantik dengan mulutnya yang cerewet membuatnya selalu nyaman bersama gadis bertubuh kecil itu.
Setealah siap acara itu mereka semua pulang ke rumah kembali dan Sham juga pulang bersama istri .
"Rena setelah ini aku ingin kamu mengurus rekening ke bank, suatu saat nantik kita akan membutuhkan itu." kata Sham bicara pada istrinya pas dikamar.
"Untuk apa itu Mas Ben, aku tidak membutukan itu, lagian kita tidak juga menabung bukan, jadi tidak ada gunanya."Sahut Rena Kerena dirinya juga tidak mengerti soal buku tabungan.
"Mengikutlan kata suami Ren,aku tidak mungkin tingal didesa ini terus, kita butuh uang, aku akan mencari nafkah untuk kamu dengan satu cara aku akan cari kerja kekota, agar hidupmu dan keluaga kita." Ucap Sham dengan pelan dan lembut berkata ppada istrinya.
" Ya sudah, aku ngikut kata kanu yang mana baiknya saja mas."Kata Rena akhirnya menurut saja apa kata suaminya itu.
"Kamu ganti pakaian dulu sana, setelah ini kita ke bank ya, biar aku yang urus semuanya kamu gak usah takut."Kata Sham dengan senyuman pada istrinya itu.
Sham keluar dari kamar Rena dengan santainya, dirinya selalu begitu tidak banyak bicara, kerena Sham juga suka irit bicara, Sham menunggu Rena bersiap kerena mereka akan ke bank yang mengharuskan mereka keluar terlebih dahulu dari desa mereka yang jauh terpencil dari keramaian.
"Ayook Mas kita berangkat nantik keburu banknya tutup." Kata Rena dengan berdandan biasa saja tidak ada yang mencolok darinya.
"Kamu cantik Rena, dengan memakai Jin pendek selutut seperti ini apa lagi dengan kaos oblong ini tidak membuat kamu jelek sedikitpun."Puji Sham untuk pertama kalinya memuji Rena ketika sudah jadi istrinya hari ini.
"Apaan sih Mas, jangan bikin aku malu gitu ahh. "Kata Rena sedikit tersipuh oleh ucapan suaminya.
Saat bersamaan pak Tarman juga baru keluar dari kamar nya, kerena harus berangkat kebawah untuk melanjutkan pekerjaannya yang tertunda beberapa hari ini untuk mengurus surat meyurat untuk berkas pernikahan Rena dan Sham.
"Kalian ini mau kemana?Tanya Pak Tarman sudah memegang cangkul ditangannya.
"Kami ingin ke bank Ya, ada yang mau diurus." kata Rena santai menyahuti kata ayahnya itu.
"Ohhh." Hanya itu saja jawaban pak Tarman dan tidak banyak tanya lagi itu urusan mereka berdua, bukan urusannya.
"Ayah mau kebawah? " Kata Sham kembali bertanya pada mertuanya itu.
"Iya nak Ben,padi yang belum siap ditanam kemarin hari ini ayah akan meyiapkan dengan ibumu. "Kata pak Tarman tidak banyak bicara lagi.
"Jika begitu kita berangkat dulu yah, nantik bank nya keburu tutup."Ucap Rena izin pada ayahnya.
"Baiklah kalian hati-hati dijalan ya, ayah juga mau pergi." kata Pak Tarman dengan senang melihat putrinya sudah menikah dengan Sham yang tidak pernah disangkah oleh pak Tarman pemudah yang ditolongnya itu akan menjadi suami putri dan menantunya.
Pak Tarman dengan senang hati berjalan kearah sawah yang digarapnya, disana sudah ada istrinya yang lebih dulu berangkat darinya setealah pulang dari kantor kua.
"Pak kamu sudah sampai,mana menantumu kok tidak ikut bersamamu pak?? " Tanya buk surti tidak melihat Sham bersama suamainya.
"Nak Ben mau ke bank ada yang igin diurusnya disana, biarkan saja buk mereka baru saja menikah, kita juga tidak bisa ikut campur lagi dengan urusan mereka."Ucap pak Tarman pada istrinya.
"Buk surti baru punya mantu sudah berada disawah." ucap Salah satu penduduk yang satu profesi dengannya itu.
"Ehhhh buk Mina, iya buk akhirnya Nak Ben jadi mantu kami, biasalah buk suda saling suka, jadi kami orang tua menghalalkan saja."kata Buk surti bicara lembut pada buk Mina.
"Aku juga tidak mengyangkah jika Nak Ben akhirnya jadi mantu ibuk, jika tidak aku sudah jodohkan untuk putriku juga." canda Buk Mina dengan tawa mereka tetdegar disawah luas itu.
Saat ini Sham setelah siap membuat buku tabungan untuk istrinya itu, Sham permisi pada istrinya sebentar untuk ke toilet, namun saat itu dirinya tidak ke toilet dirinya mencari anak buah Ardi yang dia tahu beberapa hari ini dirinya sedang dikuti.
"Upp..!!"jangan berisik kata Sham meyekap salah satu anak buahnya itu.
"Tuan muda? " Sapa Anak buahnya itu.
"Diamlah disini juga ada orang papi dan kalian jangan beri tahu papi saya sudah menikah, megerti." Tekan Sham pada anak buahnya.
"Baik tuan muda." Kata salah satu anak buah Ardi.
"Mana ponsel kamu berikan padaku." mintak Sham dengan cepat takutnya istrinya akan menyusulnya.
"Ini Tuan muda, saya akan mengawasi diluar." kata Pemudah itu.
Sham bicara dengan Ardi asistennya,dengan tenang dan santai bawaannya sebagai pemimpin baru terdegar kembali oleh Ardi sudah dua bulan ini dirinya tidak mendegar suara bos besarnya itu..
"Tuan muda, andakah itu?? "Tanya Ardi kaget saat mendegar Suara bosnya.
"Terus siapa lagi oon, ini saya sekarang tidak banyak waktu untuk bicara dengan kamu, aku butuh bantuan kamu." Kata Sham penuh dengan tekanan pada Ardi.
"Ada apa Tuan, apa yang anda butuhkan saat ini? " Tanya Ardi sedikit bingung.
"Dengarkan saya baik-baik, suruh papi menarik anak buahnya dari pemukiman dimana saat ini saya berada, kerena saya tidak nyaman mereka selalu mematai-matai kegiatan saya setiap hari, dan ingat sebulan lagi saya akan kembali, tapi kamu kirim uang kerekening istri saya, jangan bilang sama papi jika saya sudah menikah, untuk saat ini biarkan saja, saya akan memberi tahu pada papi dan mami nanti sendiri masalah ini." Tegas Sham.
"Terus kamu harus tegas pada orang kepercayaan papi agar jangan bilang apa yang mereka lihat hari ini pada Papi, megerti, sekarang kerjakan tugas kamu dengan baik Ardi,dan Jagan lupa kamu kirim uang nya kerening yang sudah aku potokan barusan." Kata Sham tidak bicara lagi dirinya lansung menutup pangilan itu.
Setealah itu Sham berjalan dengan santai dari samping toilet itu, dengan santai Sham memberikan Ponsel itu kembali pada anak buahnya.
"Kerjakan dengan baik, jangan sampai orang papi mengetahui hal ini." Tegas Sham pada Pemuda itu.
Sham pergi meningalkan sekitar toilet dan kembali lagi pada istrinya yang masih duduk menunggunya di bangku tunggu nasabah.
"Ayok kita pulang Rena, ini sudah mau sore tidak enak kita sama ayah disawah sendiri saja." kata Sham mengajak istrinya untuk kembali.
*******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Yin'yang
si,rena gg pernah nabung sekalinya punya tabungan sampe.tumpeh” isinya
ditunggu upp selanjutnya thorr
2023-09-18
2