15

  Selama pengawal ini tidak mengetahuinya, mereka tidak akan bisa membedakan antara kulit asli atau yang telah aku lapisi dengan bedak. Dengan pemikirannya itu Mala sedikit lebih tenang.

 Arga sampai di depan Mala dan dia mulai memperlihatkan lehernya, Arga berdiri lebih dekat dan dengan hati - hati melihat ke arah leher Mala.

 " Mengapa warna kulit di lehernya sedikit berbeda?" Namun sebelum Mala menjawab Bi Mirna sudah menjawab terlebih dahulu " Tuan Arga, pelayan ini biasa menjemur pakaian, jadi mungkin itu karena efek sinar matahari."

  Arga mengerutkan alisnya yang membuat Bi Marni tidak berani berbicara lagi. Kemudian dia mencolek kulit leher Mala.

  Mala menundukkan kepalanya dan berpura-pura bingung, kemudian dia menjawab pertanyaan Arga "Tuan, mengapa kulit di leherku ini berbeda karena aku memiliki penyakit kulit, apakah sudah sangat berbeda sekali dengan kulitku yang lainnya?"

  " Jika tidak berbeda mengapa aku harus bertanya padamu, apa menurutmu aku tidak bisa membedakan itu penyakit kulit atau bukan dan kalau benar itu adalah penyakit kulit kamu tidak akan bisa bekerja di tempat ini, bawa dia pergi !" Arga menyuruh bawahannya untuk membawa Mala.

 Di sisi lain Gita tersenyum puas, Tuan Arga memang memiliki mata yang tajam, aku bahkan belum mengatakan kalau Mala berkeliaran tadi malam.

   "Tuan Aku memang bertugas menyapu di taman tadi malam, tapi aku tidak melihat siapa - siapa di sana." Mala berusaha menjelaskan kepada Arga.

 Kemudian dia mencubit tangannya agar air matanya keluar, dan dalam sekejap Mata Mala basah di penuhi air mata.

  Ketika Arga melihatnya menangis dia terkejut, Dia hanya mematuhi perintah dari Tuan Mahesa untuk menyelidiki tempat para pelayan ini,.

 Pelayan yang berani memukul Tuan Mahesa pasti memiliki banyak keberanian, tapi wanita di depanku ini gampang sekali menangis, Dia tidak mungkin memiliki keberanian itu, tapi warna kulit di lehernya sungguh berbeda dan ada sedikit memar di lehernya dan itu sangat mencurigakan. Tuan Mahesa juga tidak melihat dengan jelas wajah pelayan tadi malam karena dia sangat mabuk.

  Ketika Gita melihat Arga ragu - ragu dia maju ke depan " Tuan Arga aku melihatnya berkeliaran tadi malam dan dia kembali dengan wajah panik. " Gita berkata sambil menunjuk ke arah Mala.

Tubuh Bi Mirna menegang, pembuat masalah ini ! memang benar aku menyuruhnya untuk menyapu di taman tadi malam, tapi aku tidak menyangka bahwa semua ini akan terjadi. Dan apa yang di katakan Rara memang benar, Mala sudah melampaui batas.

" Gita kamu tidak tidur tadi malam dan mengawasi ku apakah kamu ingin menjebak ku, atau sebenarnya kamulah yang memukul Tuan Mahesa tadi malam ?" Mala mengubah topik pembicaraan.

Gita ketakutan dan langsung menyangkal kata - kata Mala " Tuan tolong selidiki masalah ini dengan jelas dan bukan aku yang memukul Tuan Mahesa, itu pasti Mala !"

Arga menatap wajah Gita dengan dingin. Bahkan para pelayan ini saling menjatuhkan satu sama lain. aku harus mengabaikan Gita untuk saat ini, dan aku harus membawa pelayan yang bernama Mala ini pergi .

" Arga..." Tiba-tiba suara seorang wanita terdengar dan saat Mala melihat ke arah suara itu, ini adalah Rara orang yang melayani nona Claudia.

" Nona Claudia memanggilmu untuk menemuinya sekarang. " Rara berkata sambil tersenyum manis kepada Arga.

" Aku akan menemui nona Claudia setelah urusanku di sini selesai." jawab Arga dingin.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!