ROYALTY : Penguasa Elemen Air Yang Mulia
Perlahan-lahan, mata remaja berusia 15 tahun itu terbuka lebar, hingga memperlihatkan bola mata biru mudanya yang indah. Terbangun di tengah hutan, di samping sungai deras, ia merasakan kedamaian dari suara gemericik air dan angin yang berembus kencang.
Bingung dengan keadaannya, pemuda itu mengedarkan pandangannya dan mencoba mengenali sekitarnya, tapi hanya asing yang ia ketahui. Satu pertanyaan muncul di benaknya. 'Kenapa aku bisa ada di tempat ini?'
Tak ada yang dapat menjawab pertanyaannya itu, hanya alam yang mengetahuinya bagaimana ia dapat berada di tengah hutan. Sayangnya alam pun tak bisa memberitahukan apa yang sebenarnya terjadi kepadanya. Alam hanya menjadi saksi bisu untuknya.
Ia berusaha berdiri, namun seluruh tubuhnya kaku dan tak berdaya. Menggenggam rumput dengan susah payah, ia merintih saat rasa sakit menyerang anggota tubuhnya. Sesuatu keajaiban tiba-tiba muncul, energi magis berwarna biru muda menyelimuti kulit tubuhnya dan mengubahnya secara ajaib menjadi lebih cerah dan putih, dari sebelumnya ia berkulit sawo matang. Pemuda itu tersadar, kulitnya berubah, dan hanya tersisa kain lebar yang menyelimuti bagian bawah tubuhnya.
"Aku kenapa!? Kemana pakaianku!?" monolognya sangat panik.
"Aarrgghh, kenapa aku sulit berdiri!?" erangnya sambil berusaha berdiri, tapi sangat sulit.
Rumput-rumput di bawah tubuhnya seakan mencengkeramnya sangat erat. Semakin dia bergerak, tubuhnya semakin kaku dan keras. Pemuda itu pasrah dan napasnya terengah-engah.
Sesuatu yang ajaib kembali menyelimuti tubuh pemuda itu. Energi magis berwarna biru, mengangkat tubuhnya ke udara secara perlahan-lahan. Pemuda itu kebingungan saat melihat tubuhnya yang diselimuti kekuatan ajaib. Melayang di udara, dia melihat tubuhnya perlahan-lahan diselimuti oleh jubah indah berwarna biru muda dengan aksen warna putih di bagian dalam.
Antara bingung dan kagum menciptakan sesuatu yang berdesir di hatinya. "Wow, apakah ini keajaiban?" monolognya sambil memerhatikan jubah biru muda yang menutupi tubuhnya sampai mata kaki.
Lalu dia tidak sengaja menggerakkan tangan kanannya bertepatan dengan arah sungai di dekatnya. Keajaiban muncul, air sungai yang semula tenang tiba-tiba beriak mengikuti gerakan tangan kanan pemuda itu.
"Apa ini!?" Dia terkejut mengetahui bola air yang mengapung di atas telapak tangannya. "Kenapa air ini mengikuti gerakan tanganku? Sangat menakjubkan!" ungkapnya dengan mata berbinar cerah.
Lalu terbesit sebuah ide di otaknya, dia ingin mencoba melakukan gerakan seperti seorang ahli sihir ketika melakukan ujicoba kekuatan. Anak remaja itu melakukan gerakan dengan indah di atas udara, tubuhnya masih mengapung di udara tapi ia tak menyadari hal tersebut. Rasanya seperti menginjak tanah.
Dua bola air kini bergerak mengikuti gerakan tangannya, dari sisi kanan, kemudian ke sisi kiri. Dengan menutup mata dan fokus anak remaja itu dapat membuat pola air yang indah, membentuk lingkaran yang mengelilingi tubuhnya. Saat matanya terbuka, dia terkejut karena melihat bola air di tangannya sudah membentuk lingkaran di badannya.
"Wow, ini ajaib sekali. Aku tak bisa membayangkan, bagaimana ini bisa terjadi? Apakah aku mempunyai kekuatan air?" monolognya sambil memperhatikan kedua telapak tangannya yang samar-samar berwarna biru cerah.
"Tapi bagaimana mungkin?" ucapnya masih tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Ia percaya kalau ini bukan mimpi, karena ia bisa merasakan kelembutan udara yang menerpa wajahnya.
Saat anak laki-laki itu menunduk ke bawah seketika ia terkejut, baru menyadari jika ia masih melayang di udara.
"Astaga!! Aaaa." Ia jatuh ke bawah, saat akan menyentuh rumput, tiba-tiba tercipta gelembung air yang menjadi alas tubuhnya agar tidak berbenturan langsung dengan tanah yang keras. Jantungnya berdegup kencang tapi juga lega. "Huuhh, selamat."
"Apa aku harus mencobanya lagi? Aku masih tidak percaya." Kemudian anak remaja itu bangkit dari rerumputan. Dia berlari ke arah Timur, mendekati tepi sungai. Untuk mempercayai apakah kekuatannya benar-benar nyata, dia harus membuktikannya langsung di depan mata.
"Baik, aku akan melakukan gerakan asal-asalan," monolognya. Kemudian dia menggerakkan tangan kanannya ke arah sungai lalu mengarahkan ke atas, dan 'Boomm', air sungai beriak dan membentuk gelombang air yang mengarah ke atas sesuai gerakan tangan pemuda itu.
"Sungguh ajaib," kagumnya melihat kekuatannya.
"Akan aku coba lagi!" ungkapnya dengan semangat. Kemudian ia melakukan gerakan menari-nari. Sangat ajaib, air sungai kembali mengikuti gerakan kedua tangan pemuda itu dan menari-nari di udara dengan indah. Sesekali wajah pemuda itu terciprat air yang bergerak di udara.
"Hei, aku tak percaya, ini sungguh nyata!!" teriaknya sangat senang sebelum akhirnya...
"BANGUN!! Cepat bangun!!" teriak seorang wanita paruh baya yang berpakaian ala kadarnya seraya memukul-mukul kaki pemuda yang tidur di atas ranjang lapuk.
Seketika pemuda berusia lima belas tahun yang masih menikmati mimpinya terbangun dengan terpaksa dan napasnya tidak beraturan. Wanita paruh baya yang melihat hal tersebut pun menjadi murka.
"Jualkan manggamu dengan cepat. Jangan malas-malasan!" teriaknya lagi seraya membanting sekeranjang buah mangga ke atas meja yang berdekatan dengan kasur pemuda itu.
"Iya, Bu. Aku baru bangun. Sebentar, aku ke kamar mandi dulu." Pemuda itu menjawab ucapan ibunya dengan jengkel.
Begitulah nasibnya setiap hari, ibunya selalu berbicara dengan keras dan membentaknya setiap kali berbicara dengannya. Sangat jarang ibunya bersikap lembut kepadanya. Pemuda itu dan ibunya hidup dalam serba kekurangan. Dari kecil anak remaja laki-laki bernama Roni itu tak pernah merasakan kasih sayang seorang ayah. Dia yatim sejak bayi.
Roni dan ibunya tinggal di pinggiran Kota Eldoria's Reach yang masuk ke dalam wilayah Kerajaan Eldoria. Kerajaan yang dipimpin oleh Raja Aric Shadowcaster. Pemimpin yang kejam dan egois, lebih mementingkan diri sendiri dan para bangsawan dibanding mementingkan rakyat kecil seperti Roni dan ibunya. Maka dari itu, pusat Kota Eldoria hanya dihuni oleh para bangsawan, rakyat dengan ekonomi menengah ke atas masih diperbolehkan mengunjungi pusat kota tapi tidak boleh tinggal di sana. Sedangkan rakyat jelata dan rakyat miskin sangat dilarang mengunjungi apalagi tinggal di pusat kota, mereka semua diasingkan ke pinggiran Kota Eldoria dan diberi batasan-batasan, wilayah mana saja yang boleh dijamah.
Kerajaan Eldoria dibagi menjadi tiga wilayah yang mana masing-masing wilayah dihuni oleh para bangsawan, rakyat ekonomi menengah ke atas, dan rakyat jelata. Para bangsawan tinggal di pusat kota, rakyat menengah tinggal di tengah perbatasan antara pusat kota dan pinggiran kota. Rakyat jelata dan miskin bertempat tinggal di pinggiran kota.
Roni bukan satu-satunya pemuda yang tinggal di pinggiran Kota Eldoria. Ada lima belas pemuda yang rata-rata berusia lima belas tahun, mengadu nasib di pinggiran kota yang tidak banyak membuat nasib mereka berubah dalam segi ekonomi.
Roni dan dua temannya yang lain setiap hari terpaksa menjual buah-buahan di pasar yang terletak di wilayah rakyat menengah. Beruntung mereka masih memperbolehkan rakyat jelata untuk berkunjung ke tempat mereka. Roni mempunyai ladang pohon mangga yang tidak seberapa luas, tapi cukup untuk membantunya dan ibunya agar bisa membeli kebutuhan setiap hari.
"Aku gerah sekali, bisakah kita pergi ke sungai sebentar?" ucap Roni kepada dua temannya yang bernama Evelyn dan Elan.
Putri Evelyn adalah anak perempuan berumur empat belas tahun, dan Elan Airlangga adalah anak laki-laki berumur lima belas tahun, seusia Roni. Mereka bertiga sudah berteman sejak kecil. Pertemanan mereka sampai sekarang tetap terjalin dengan baik.
"Tentu saja, aku juga sangat gerah," ucap Evelyn seraya menggulung rambutnya yang panjang.
"Aku siap berenang di air sungai yang dingin. Ahahah," ungkap Elan membuat candaan.
"Hahah, tentu saja," balas Roni dengan gurauan juga.
Sore hari setiap selesai berdagang di pasar, Roni, Evelyn dan Elan selalu menyempatkan waktu mereka untuk bermain bersama di sungai yang masih masuk ke dalam wilayah rakyat menengah. Di pinggiran kota tak ada sungai, yang ada hanyalah tempat yang kumuh.
"Hei, apa kalian percaya? Semalam aku bermimpi bisa mengendalikan air," ucap Roni sambil melepas pakaiannya dan meninggalkan kain yang menutupi bagian bawah tubuhnya. Dia bersiap akan berenang di air sungai yang cukup jernih.
"Hahah, aku tak percaya sama sekali," jawab Evelyn tertawa.
"Kalau kamu bermimpi, aku percaya saja, tapi kalau itu kenyataan aku tidak percaya, hahahha..." Elan pun membalas dengan bercanda. Lalu remaja laki-laki itu melepas pakaiannya, sama halnya seperti Roni.
"Memang, aku hanya bermimpi. Tapi bagaimana kalau kenyataan?" ujar Roni.
"Tidak mungkin," jawab Evelyn seraya bermain air di tepi sungai.
"Sudahlah, ayo kita berenang saja. Aku sudah tak sabar," ucap Elan lalu melompat masuk ke dalam air, menciptakan riak air yang bergelombang.
"Lihat saja kalau kalian tidak percaya. Lihat ini!" Roni hanya main-main menggerakkan tangannya ke arah sungai lalu mengarahkannya ke atas, sama halnya seperti yang dilakukan di mimpinya. Tak disangka-sangka, sesuatu yang ajaib muncul, air sungai sedikit bergelombang ke atas mengikuti gerakan tangannya.
Hal tersebut menimbulkan reaksi yang amat tercengang di antara Evelyn dan Elan. "Bagaimana kamu bisa melakukannya!?"
Roni pingsan karena sesuatu yang tidak terduga tersebut. Itu semua di luar perkiraannya.
"RONI!!" Evelyn dan Elan panik.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
𝔻𝕖𝕕𝕖𝐞𝐦𝐞𝐬𝐡𝓱𝓲𝓪𝓽𝓾𝓼
dari yg dilihat2 , bisa di cerna dengan baik ini cerita
2023-11-26
0
mimip kukira nyata/CoolGuy/
2023-11-07
1
teleportasi paling/Chuckle/
2023-11-07
1