"BUNDA!!"
Anak laki-laki itu berteriak saat air yang tidak sengaja dikendalikan oleh Roni jatuh ke tanah dan terciprat mengenai jubahnya, hingga membuat jubah anak itu basah di bagian bawah. Definisi senjata makan tuan. Niatnya ingin menyiram Roni malah kembali ke diri sendiri.
"Apa yang kamu lakukan pada anak saya!?" Wanita itu, ibu dari anak nakal itu tidak terima ketika melihat anaknya menangis. Tidak tahu saja jika anaknya yang membuat onar. Seperti pada umumnya di mata masyarakat, yang besar selalu disalahkan. Padahal yang kecil yang membuat masalah.
Wanita itu mendekati Roni dengan tampang bengis. "Dasar anak jelata! Berani-beraninya buat anak saya menangis!"
"Ini tidak seperti yang Nyonya lihat, saya tadi tidak melakukan apa-apa." Roni berusaha membela diri. Ia memang tidak salah.
"Pembohong! Saya melihat sendiri, anak saya menangis karena kamu siram air, kan." Wanita itu tetap berusaha membela anaknya yang nakal.
Anak itu dengan dramatis malah menangis semakin kencang supaya Roni semakin disalahkan banyak orang. Membuat ibu dari anak itu semakin murka.
"Cepat katakan, kenapa kamu menyiram anak saya? Dasar tidak tahu diri! Kamu hanya anak jelata!" ujar wanita itu mengolok-olok Roni secara terang-terangan di depan umum. Beberapa orang berkumpul mendekati tempat kejadian perkara. Di mata mereka semua Roni yang tetap bersalah meski pun mereka melihat sendiri bahwa anak laki-laki tadi yang berawal membuat masalah.
"Saya tidak menyiram anak Nyonya. Saya hanya diam sejak tadi. Justru--." Ucapan Roni terpotong saat tiba-tiba si anak nakal menyahut dengan suara kencang.
"Bohong Bunda. Aku tadi disiram pakai air." Anak itu sepertinya merasa puas melihat Roni disalahkan banyak orang.
"Apa kata anak saya, kamu pembohong! Anak kecil tidak pernah bohong!" Wanita itu semakin berbicara keras di hadapan Roni.
Roni sangat geram dengan anak laki-laki itu yang begitu nakal dan suka menipu daya semua orang, bahkan ibunya sendiri. Sempat terpikirkan oleh Roni ingin membalas perbuatan anak itu, tapi niatnya urung karena ia sekarang terpojokkan oleh banyak orang yang sudah merapat ke tempat kejadian. Termasuk Evelyn yang terkejut mengetahui kejadian tadi.
"Baiklah kalau saya bohong, apa Nyonya mempunyai bukti? Saya tidak membawa kendi air. Anak Nyonya yang membawa kendi airnya!" Roni menjadi murka sambil menunjuk-nunjuk kendi air yang jatuh di bawah anak laki-laki itu.
Mengetahui Roni marah, anak laki-laki itu semakin menangis, lalu ia pura-pura jatuh ke tanah. "Bunda, aku nggak salah. Aku nggak salah," ucapnya.
"Lihat, anak saya menangis karena kamu penyebabnya!" Wanita itu tetap tidak ingin menyalahkan anaknya dan selalu menyalahkan Roni.
"Baiklah kalau memang saya salah, Nyonya buktikan sekarang. Cari kendi air di badan saya! Jika saya membawa kendi air, saya pantas disalahkan, tapi jika tidak, anak Nyonya yang bersalah!" teriak Roni sambil membuka baju jubahnya hingga memperlihatkan perutnya yang berotot.
Semuanya tercengang mengetahui Roni melakukan aksi nekad tersebut. Sebagian banyak yang mengagumi Roni karena di usianya yang masih remaja sudah bertubuh tinggi dan gagah. Terlepas dari fakta bahwa Roni adalah anak rakyat jelata.
"Baiklah akan saya periksa," ucap wanita itu sedikit ketus. Emosinya sedikit mereda karena mengetahui Roni, ternyata lebih gagah dibandingkan suaminya. Mungkin wanita itu merasa luluh di hadapan Roni tetapi malu untuk mengakuinya.
Wanita itu mengamati bagian depan tubuh Roni. Tidak menemukan sebuah kendi, lalu ia beralih ke belakang dan sedikit mengangkat ke atas baju jubah yang dikenakan Roni. Sontak wanita itu terkejut ketika mengetahui sebuah kendi kecil yang terselip di antara rok jubah milik Roni. Lalu wanita itu mencabut kendi itu hingga terlepas dari tubuh Roni.
Wanita itu semakin geram. Ia menunjukkan kendi itu kepada semua orang yang ada di sekitar tempat tersebut.
"Kalian lihat ini!? Dia membawa sebuah kendi. Benar kata anakku, dia pembohong!" ucap wanita itu seraya mengangkat kendi di tangannya tinggi-tinggi.
Lantas semua orang menghakimi Roni. Mengatakan bahwa Roni adalah anak pembohong yang ulung. Tentu saja anak laki-laki tadi yang berawal membuat masalah merasa sangat senang dan merasa menang. Ia tersenyum sinis kepada Roni.
Evelyn yang menyaksikan hal tersebut segera mencari cara agar Roni tak terjebak dalam situasi yang sulit. Tiba-tiba Evelyn teringat dengan kendinya, lalu ia menggeledah isi tasnya dan tidak menemukan kendinya di dalam tas rajutnya. Mungkin saja yang dibawa Roni adalah kendinya. Pagi tadi saat di perjalanan menuju ke pasar, Roni sempat meminta minum kepadanya dan lupa mengembalikan kendinya. Lantas Evelyn segera mendekati wanita itu yang membawa kendinya.
"Maaf Nyonya, itu bukan kendi miliknya, tapi kendi milik saya," ungkap Evelyn kepada wanita itu.
Semua orang kini memerhatikan Evelyn dan bertanya-tanya. Sedangkan Wanita yang membawa kendi milik Evelyn berbicara dengan ketus, "Saya tidak percaya! Apa kamu hanya ingin membela anak pembohong itu!?"
Evelyn menggeleng dengan cepat. Hatinya bergetar takut, tapi ia berusaha memberanikan diri. "Tidak Nyonya. Saya tidak membelanya. Apa yang saya katakan memang benar, itu kendi milik saya. Dia teman saya, mungkin lupa mengendalikan kendi kepada saya."
"Oohh jadi kalian berdua berteman? Kamu juga ingin membohongi saya, begitu!?" Wanita itu tetap kukuh dan sama sekali tidak mempercayai ucapan Evelyn.
"Saya bersumpah, itu kendi milik saya." Evelyn berusaha meyakinkan wanita itu agar tidak menyalahkan Roni.
Wanita itu tertawa renyah seolah mengejek Evelyn. "Hahaha. Apa kamu pikir saya percaya sama kamu? Pakaian anak saya basah karena perbuatan teman kamu. Sebaiknya teman kamu juga merasakan hal yang sama seperti anak saya!" ujarnya murka. Lalu wanita berjubah merah muda itu membanting kendi air milik Evelyn ke tanah dengan sangat keras hingga kendi itu pecah berkeping-keping. Anehnya tidak ada air di dalam kendi itu.
Evelyn dan semua orang terkejut melihat wanita itu membanting kendi dengan penuh amarah.
"Lihat saja, kendinya kosong, tidak ada air. Temanmu yang menyiram anak saya menggunakan air di dalam kendi ini!!" Wanita itu berteriak di hadapan Evelyn. Membuat Evelyn menciut nyalinya tapi ia tetap bertahan di tempatnya.
Evelyn tak dapat berpikir. Ia bingung dengan situasi yang tengah di alaminya sekarang. Hingga kemudian...
"Lihat, lihat! Dia mengendalikan airnya!!" Salah seorang pria berteriak. Semua orang tampak terkejut sekaligus tercengang ketika melihat bola air yang mengambang di atas telapak tangan kanan Roni. Bahkan sampai ada yang pingsan mengetahui Roni mempunyai kemampuan ajaib.
"Anak itu mempunyai kekuatan sihir."
"Apa dia bagian dari keluarga kerajaan?"
"Wow, itu ajaib!"
"Dia tukang sihir!!"
Begitulah kira-kira ungkapan kagum sebagian orang yang menyaksikan kemampuan Roni yang ajaib.
"Roni, bagaimana bisa!?" kata Elan yang begitu terkejut.
"Roni. Kuasi dirimu, jangan terbawa amarah!" teriak Evelyn mencoba menenangkan Roni yang tengah menunduk, seolah sedang menahan amarah.
Roni membuka matanya lebar-lebar, seketika tampak bola mata berwarna biru muda yang bercahaya. Semua orang semakin tercengang menyaksikan kekuatan Roni tersebut. Sebagian besar dari mereka melangkah mundur untuk mengamankan diri. Mereka takut dengan kekuatan sihir yang dimiliki Roni. Sekaligus tidak menyangka bahwa anak rakyat jelata seperti Roni mempunyai kemampuan sihir, yang seharusnya kekuatan sihir hanya dimiliki oleh keluarga kerajaan.
"Bagaimana dia bisa mempunyai kekuatan sihir!?" Salah satu pria tampak histeris sambil melangkah mundur ke belakang. Anak-anak yang menyaksikan hal tersebut, berlari ke tempat yang lebih jauh.
Sementara itu wanita yang tadi memecahkan kendi milik Evelyn, juga merasakan hal yang sama seperti kebanyakan orang. Ia takut, tidak menyangka, dan terkejut. Wanita itu berpikir bahwa Roni adalah anak dari keluarga kerajaan yang sedang menyamar menjadi rakyat jelata.
Evelyn dan Elan tidak berani mendekati Roni. Mereka berdua memilih untuk mundur ke belakang.
"Roni sadarkan dirimu!" Evelyn berteriak. Ia tetap berusaha menenangkan Roni meskipun ia melangkah mundur.
Roni sepenuhnya tidak dapat menguasai kekuatannya. Bola air yang mengambang di atas tangannya semakin membesar dan membesar bersaman dengan deru napas Roni yang berat. Hingga kemudian Roni hilang kendali. Ia berteriak kencang bertepatan air di tangannya meledak hebat, menciptakan gelombang air dan menghantam semua orang di sekelilingnya. Sebagian orang berlari tunggang langgang menjauhi gelombang air yang seakan mengejar mereka.
Tak lama setelah itu, Gelombang air semakin surut dan hilang secara ajaib bersamaan dengan Roni yang tak sadarkan diri.
Sementara itu Evelyn dan Elan, ternyata sejak tadi sudah mengamankan diri sebelum kekuatan Roni meledak. Mereka sedang bersembunyi di balik pohon rindang yang jauh dari tempat kejadian.
"Roni pingsan."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
S Property
sombong betina dakjal
2024-02-03
0
Kroos ♥️ Modric
suami aku
2023-11-01
0
Kroos ♥️ Modric
kalau aku jadi Roni dah ku siram tu muka emak emak rempong
2023-11-01
0