Memandang jauh ke depan, keadaan pasar sudah tak beraturan dan kacau. Sebagian barang dagangan berceceran di tanah, dan lapak-lapak ditinggalkan oleh pemiliknya. Tidak ada satu pun orang yang berani kembali ke pasar. Sedangkan beberapa orang yang pingsan akibat efek serangan kekuatan milik Roni, sekarang sudah tak berada di area pasar. Mereka semua berlari menjauh setelah beberapa saat sadarkan diri.
Roni, Evelyn, dan Elan memerhatikan keadaan pasar dari kejauhan dengan ekspresi kecewa, lesu, tidak bersemangat. Terlebih lagi Roni yang merasa membuat kekacauan di pasar walaupun ia melakukannya secara tidak sadar.
"Maafkan aku." Roni tak sanggup melihat kekacauan itu. Ia kemudian menunduk semakin dalam. Perasaan bersalah kini menggelayuti hatinya.
Evelyn tersenyum sambil menepuk-nepuk pundak Roni. Menenangkan Roni yang tampak lebih kecewa daripadanya dan Elan.
"Tidak apa-apa, Roni. Aku tahu, kamu tidak sepenuhnya bersalah. Hanya saja, kamu harus bisa mengendalikan kemampuan sihirmu. Besok, sesuai permintaan kamu, kita akan membantumu berlatih," ujar Evelyn dengan suara lembut.
Lalu Evelyn melihat Elan yang duduk di tepi sungai. Remaja laki-laki itu tengah menatap air sungai yang mengalir dengan tenang. Suara susurrus air dan semilir angin seakan menenangkan jiwa Elan yang tengah gundah gulana.
"Hei Elan, kau kenapa?" Evelyn memanggil Elan. Membuat sang empunya nama gelagapan, menoleh ke arah Evelyn.
"Ya, ada apa?" Elan kurang merespons pertanyaan Evelyn sebelumnya.
"Kenapa di situ?" Evelyn mengulangi pertanyaannya.
"Aku hanya butuh ketenangan," jawab Elan. Rambutnya yang cukup panjang terlihat berterbangan mengikuti arah angin yang berembus pelan dari arah selatan.
"Kamu pasti memikirkan buah-buahan jualan kamu, kan?" tebak Evelyn tepat sasaran.
"Iya, aku merasa rugi. Seharusnya saat Roni--" Elan tak melanjutkan perkataannya. Ia tahu, Roni tidak sepenuhnya bersalah. Tak sampai hati menyalahkan Roni yang sudah ia anggap seperti saudara sendiri.
Evelyn tersenyum tipis, kemudian berjalan mendekati Elan. Mungkin dengan memberi nasihat, Elan akan merasa sedikit tenang. Meski begitu Evelyn sejujurnya juga merasa rugi karena tidak mendapatkan uang hari ini.
Saat Evelyn dan Elan sedang bercengkrama, Roni tak sengaja melihat empat orang berkuda dengan sebuah pedang di belakang punggung mereka. Keempat orang itu berhenti di area pasar, tepatnya di titik kekacauan yang terjadi beberapa waktu lalu. Roni dapat menebak jika keempat orang itu adalah prajurit Kerajaan Eldoria.
"Kenapa mereka mendatangi pasar?" monolog Roni sambil menatap ke arah pasar. Kemudian Roni menoleh ke belakang, memanggil kedua sahabatnya. "Evelyn, Elan!!"
Refleks Evelyn dan Elan membelokkan kepala ke arah Roni yang berada cukup jauh dari tepi sungai.
"Iya, ada apa?" balas Evelyn.
"Kemari!" Roni melambaikan tangannya.
"Tentu!" balas Evelyn. Kemudian ia dan Elan setengah berlari mendekati Roni.
"Ada apa?" Elan bertanya begitu sampai di samping Roni. Kemudian laki-laki itu berjongkok di sebelahnya.
Roni menunjuk keempat prajurit yang terlihat sedang mengeksplorasi sekitar area pasar, seperti mencari sesuatu, seseorang, atau hal lainnya? Evelyn dan Elan terkejut ketika melihatnya, sebab keempat prajurit itu adalah prajurit yang sama seperti yang mereka lihat waktu Roni masih pingsan di area pasar.
"Hei, bukankah itu prajurit yang aku pikir akan membawa Roni tapi ternyata tidak," ungkap Evelyn. Dan Elan mengangguk setuju.
Roni cukup kaget saat Evelyn berkata seperti itu. "Apa maksudmu? Membawaku bagaimana?"
Evelyn menjelaskan sesuai yang dilihatnya beberapa waktu yang lalu. Roni terkejut setelah Evelyn selesai menjelaskan. Tak dipungkiri bahwa ia pingsan di area pasar.
"Lalu kalian membawaku ke tepi sungai?" tanya Roni saat mengingat ia tiba-tiba terbangun di tepi sungai.
Elan menyahut, "Iya benar. Kita menyelamatkanmu." Evelyn mengangguk menyetujui ucapan Elan.
"Apa mungkin sekarang mereka mencariku!?" Roni berbicara dengan nada tinggi seperti terkejut. Ia mengalihkan pandangannya ke arah pasar. Keempat prajurit itu masih berada di area pasar, meski pun yang mereka cari tak ada di sana.
Evelyn dan Elan menatap wajah Roni secara bersamaan. Mereka berdua juga berpikir sama seperti Roni. Takut jika benar, keempat prajurit itu mencari keberadaan Roni.
"Jika itu benar, cepat kau bersembunyi. Aku dan Elan tetap di sini untuk memastikan keadaan aman." Evelyn menyarankan Roni untuk segera bersembunyi agar keempat prajurit itu tak mendatangi mereka bertiga.
Meski mereka berada di tempat yang jauh dari area pasar, tidak menutup kemungkinan keempat prajurit itu bisa melihat mereka. Sebab prajurit kerajaan mempunyai kemampuan melihat tajam ke arah yang sangat jauh untuk dapat memastikan keberadaan lawan ketika sedang berperang. Mata mereka disebut-sebut layaknya mata burung elang. Bahkan Raja Aric Shadowcaster pun tak memiliki kemampuan tersebut.
Roni menuruti saran Evelyn. Kemudian remaja laki-laki itu berlari ke arah semak-semak rimbun yang ada di tepi sungai. Letaknya cukup jauh dari tempat Evelyn dan Elan berdiri. Ia harus memastikan dirinya benar-benar aman.
"Roni, bersembunyilah ke tempat yang aman, mereka datang kemari!!" Evelyn memperingati Roni saat melihat keempat prajurit itu menunggangi kuda menuju ke arah sungai, bertepatan ketika salah satu prajurit tak sengaja melihat keberadaan Evelyn dan Elan.
Roni bersembunyi di balik semak-semak yang rimbun. Bersamaan dengan keempat prajurit itu sudah sampai di tempat Evelyn dan Elan.
"Hei kalian berdua!" teriak pemimpin prajurit tersebut. Kemudian turun dari kudanya dan berjalan tergesa mendekati Evelyn dan Elan. Diikuti oleh tiga prajurit lainnya.
Evelyn memulai aksinya, ia berpura-pura ramah di hadapan pemimpin prajurit tersebut. "Maaf Tuan. Apa maksud kedatangan Tuan kemari?"
Sementara Elan berdiri gemetar di samping Evelyn, karena sejujurnya ia baru melihat sosok prajurit kerajaan dari jarak dekat, ternyata mempunyai aura menakutkan. Apalagi tubuh mereka yang tinggi, tegap, dan perkasa.
"Tidak perlu basa-basi, saya datang ke sini ingin mencari keberadaan seorang anak!" ujar pemimpin itu dengan tegas.
Evelyn tetap berusaha tenang walau tubuhnya gemetar. Aura pria di depannya sungguh terlihat ganas. "Maaf Tuan. Siapa anak yang Tuan maksudkan?"
"Anak laki-laki berambut biru dan berkulit putih, lalu memakai jubah biru muda. Apa kau melihatnya? Saya melihatnya, saat anak itu pingsan di area pasar," tanya prajurit itu, nadanya lebih lembut dari sebelumnya meski masih terdengar ganas.
Evelyn terdiam dan bingung karena pertanyaan prajurit tersebut. Ia sama sekali tak melihat ciri-ciri anak yang disebutkan olehnya. Justru Evelyn tak pernah menemui anak laki-laki berambut biru di wilayah Eldoria. Apakah yang dimaksud prajurit itu adalah Roni? Tetapi bagaimana mungkin, sedangkan Roni saja berambut hitam dan berkulit sawo matang. Bagaimana bisa prajurit itu mengatakan anak laki-laki berambut biru dan berkulit putih? Hei, jangan membuatku bingung! batin Evelyn.
"Maaf Tuan. Saya tidak mengetahui anak itu," jawab Evelyn.
"Apa kau jujur?" Prajurit itu memastikan.
"Benar Tuan, saya tidak berbohong. Saya tak pernah berjumpa dengan anak yang Tuan maksud. Saya selalu bersama teman saya." Evelyn menepuk pundak Elan yang berdiri di sebelahnya. Membuat Elan sedikit terkejut.
"Barangkali kau melihatnya?" Prajurit itu beralih bertanya kepada Elan.
Elan menatap wajah prajurit itu dengan posisi tegap dan sedikit gemetar. Aura prajurit itu benar-benar seperti membunuhnya. "Maaf Tuan, saya juga tidak melihatnya. Haruskah saya membuk--."
Belum sempat Elan meneruskan perkataannya, tiba-tiba salah satu prajurit mengumpat ketika tak sengaja mendengar suara semak-semak. Evelyn dan Elan semakin takut.
"Hei, di sana!!" teriaknya sambil menunjuk ke arah semak-semak persembunyian Roni. Jaraknya memang jauh dari tempatnya, tapi pendengaran yang tajam serta penglihatan yang tajam, membuat prajurit itu dapat mengintai keadaan sekitar. Ketiga prajurit yang lain juga melihat hal yang sama.
"Cepat bergerak! Temukan anak itu!" perintah pemimpin prajurit kepada tiga anggotanya untuk segera mendekati semak-semak tersebut.
Seketika Evelyn dan Elan panik. Keduanya berlari mengejar keempat prajurit tersebut. Evelyn dan Elan harus cepat-cepat sampai ke semak belukar itu untuk melindungi Roni, bagaimana pun caranya.
Ketika mendengar suara derap langkah kaki semakin mendekat, Roni sangat panik di tempat persembunyiannya. Tak ada cara lain, ia beringsut dari tempatnya dan menceburkan diri ke dalam sungai. Bertepatan saat keempat prajurit itu sudah mendekati semak-semak.
"Di mana dia!?" ujar pemimpin prajurit.
Evelyn dan Elan bungkam saat mengetahui Roni masuk ke dalam sungai. Beruntunglah keempat prajurit tak menyadari hal tersebut.
"Bagaimana tiba-tiba menghilang? Aku melihatnya di semak-semak ini," ucap salah satu prajurit yang merasa murka karena mangsanya telah menghilang.
Hingga tiba-tiba air sungai bergelombang...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Penulis pemula
kayak yg punya mata batin, jadi orang' bisa liat ujud lain roni (istilahnya)
2023-11-16
1
Kroos ♥️ Modric
Roni jadi duyung
2023-11-01
0
pangeran selatan
ohh...jadi disini hanya orang tertentu kah Thor yang bisa lihat penampilan asli Roni ini ???
2023-10-29
0