Bagaimana jika seandainya kau yang berdiri di depan para bangsawan kerajaan yang sangat disegani oleh rakyat? Apakah kau akan pingsan atau tak bisa bergerak layaknya patung? Itulah sekarang yang sedang dirasakan oleh Roni. Ia sama sekali tidak beranjak dari tempatnya begitu tepat ketika pintu masuk ke ruang makan istana yang sangat megah dan luas, terbuka lebar.
Roni tak bisa berkata-kata menatap kemewahan di depannya. Ruang makan istana ini sangat megah terhampar dengan ornamen emas yang menghiasi dinding dan langit-langit tinggi. Lantai marmer yang sangat bersih dan mengkilap. Meja makan besar terbuat dari kayu mewah yang dipahat dengan detail rumit, dihiasi dengan taplak meja sutra yang indah. Lampu gantung kristal menerangi ruangan, menciptakan aura kemewahan. Di sekeliling ruangan, terpajang lukisan para penguasa terdahulu, sementara pelayan menghadirkan hidangan lezat dalam perabotan perak yang bersinar. Suasana ruang makan mencerminkan kemegahan dan keanggunan kerajaan.
"Hei, kau jangan berdiam diri saja. Ayo ikuti aku!" ucapan Henry yang tiba-tiba membuat Roni terkejut dan tersadar dari lamunannya. Kemudian Henry melangkah mendahului Roni.
Karena tidak tahu apa yang harus dilakukan, Roni akhirnya mengikuti langkah Henry. Lagipula hanya Henry yang Roni kenal. Ia tidak mungkin berani sendirian di tempat yang mewah ini. Roni merasa asing dan terpojokkan. Terutama ketika diperhatikan dengan penuh tanda tanya oleh beberapa pelayan istana.
Henry mencoba untuk menenangkan Roni yang terlihat takut. "Tenang saja, kau jangan takut. Pelayan istana sangat baik. Wajar, karena mereka belum pernah melihatmu."
Roni hanya mengangguk dan mengikuti langkah Henry menuju salah satu kursi yang terletak di sudut meja makan bagian barat. Kemudian Henry mempersilakan Roni untuk segera duduk. Sementara Roni masih terlihat canggung. Ia ragu-ragu akan duduk. Terlebih lagi Roni belum terbiasa duduk di kursi yang begitu mewah dan besar. Ia merasa seperti arang yang berada di atas tumpukan emas.
"Kau jangan malu-malu. Duduklah! Sebentar lagi keluarga kerajaan akan datang ke ruang makan," ucap Henry yang kemudian ikut duduk di kursi sebelah Roni.
"Apa tidak masalah aku ikut makan di sini?" tanya Roni yang merasa tidak nyaman. Lebih tepatnya tak enak hati.
"Yeah, tidak masalah. Sudah kukatakan, kau akan mencuri perhatian keluarga kerajaan. Percayalah," ucap Henry sambil menepuk lembut pundak Roni yang terasa sedikit bergetar. "Kau sepertinya sangat gugup, pundakmu bergetar."
"Aku belum terbiasa di tempat mewah seperti ini," jawab Roni lalu menarik napas panjang untuk menstabilkan degupan jantungnya yang tidak menentu.
"Tenangkan dirimu. Ada aku di sini," jawab Henry lalu tersenyum tipis. Ia kembali berkata, "Kau tahu, kenapa aku mengajakmu makan malam bersama keluarga kerajaan?"
Roni menggeleng. Lalu Henry berkata, "Karena aku melihat keistimewaan dari dirimu."
Roni semakin bingung karena ucapan Henry yang tak dapat dimengerti. "Keistimewaan apa yang kau maksud dari diriku?"
"Kau akan tahu nanti. Tenanglah dulu." Henry kemudian menatap ke arah pintu ruang makan istana yang semakin terbuka lebar, menandakan sebentar lagi keluarga istana akan datang.
Roni juga ikut menatap ke arah pintu dengan perasaan tidak nyaman. Jangan lupakan degupan jantungnya yang semakin kencang. Ia benar-benar gugup sekarang. Mempersiapkan diri dengan baik, Roni mencoba untuk membenarkan posisi duduknya yang sedikit bungkuk. Ia harus duduk tegap agar terlihat sopan di hadapan keluarga istana.
"Jangan dipaksakan duduk tegak kalau kau tak nyaman," ucap Henry saat menyadari tingkah Roni.
"Aku ingin terlihat sopan," jawab Roni.
"Yeah, itu bagus." Henry memuji Roni.
Aura ruang makan istana semakin menegangkan bagi Roni saat melihat satu persatu keluarga istana mulai memasuki ruang makan dengan langkah yang elegan. Mereka berjalan dengan anggun dan penuh kesopanan. Roni mulai memerhatikan setiap wajah dari keluarga istana yang begitu rupawan, sangat cantik dan tampan.
Jika diitung, keluarga Kerajaan Andora berjumlah kira-kira 50 orang dan rata-rata memiliki ciri-ciri rambut biru, mata berwarna biru, dan kulit putih, dengan wajah yang sangat cantik atau tampan. Tak terkecuali Pangeran Henry. Para pria memiliki rambut biru tua dan biru gelap dengan panjang sebatas bahu atau bahkan sampai punggung, sementara para wanita rata-rata memiliki rambut biru muda yang panjangnya mencapai pantat. Yang paling menarik perhatian Roni adalah seorang wanita dan pria yang terlihat jauh lebih tua daripada anggota keluarga kerajaan yang lainnya. Keduanya duduk di kursi yang lebih besar dan terlihat lebih mewah. Sepertinya, wanita dan pria itu memiliki peran penting di Kerajaan Andora. Terutama keduanya juga mengenakan pakaian yang lebih mewah dan berkilauan.
Kini Roni hanya bisa diam dan tak berani bergerak sedikitpun. Ia merasa seperti berada tengah-tengah kumpulan berlian, sedangkan dirinya seperti pecahan kaca yang tidak berguna. Terlebih lagi saat Roni diperhatikan oleh beberapa keluarga kerajaan membuatnya semakin canggung. Lalu Henry terlihat sedang berbicara dengan pria di sebelahnya yang juga berambut biru tua.
'Kuatkan mental Roni, kau sekarang berhadapan dengan keluarga kerajaan,' monolog Roni di dalam hati.
Henry menyadari sikap dan ekspresi wajah Roni yang tegang. Lalu laki-laki itu mencoba untuk menenangkan Roni. "Tenanglah, keluarga istana tidak akan memandangmu sebelah mata. Mereka hanya belum mengenalmu saja."
"Siapa nama anak laki-laki ini?" tanya pria tampan yang duduk di sebelah Henry secara tiba-tiba membuat Roni terkejut. Pria itu terlihat lebih tua daripada Henry.
Henry memberi kode kepada Roni agar menjawab. Sesaat Roni terdiam lalu menjawab dengan gugup, "Nama saya Royalty, Tuan."
"Oo namamu bagus, dan cocok dengan wajahmu yang tampan. Kau juga terlihat seperti bagian dari keluarga kerajaan. Rambut dan matamu berwarna biru muda," ucap pria itu sambil mengamati penampilan Roni yang elegan dan sebanding dengan keluarga kerajaan yang lain. Tidak buruk.
"Terimakasih Tuan." Roni hanya bisa mengucapkan terimakasih. Ia tidak tahu lagi harus berkata apa.
"Kalau kau ingin tahu namaku. Namaku William. Pangeran ke dua dari Kerajaan Andora," ucap pria itu yang mengenalkan dirinya sebagai William. Nama lengkapnya adalah William Fitzroy Pembroke Gottardo, pangeran ke dua dari Kerajaan Andora.
Roni mencoba untuk merespons perkataan Pangeran William agar tidak terkesan acuh tak acuh. "Saya sangat senang bisa berkenalan dengan Anda, Pangeran William."
"Tentu, aku juga senang mengenalmu," jawab Pangeran William. Lalu Pangeran tampan itu menginsterupsi Roni untuk diam karena acara makan malam sudah dimulai, dan semua keluarga kerajaan diharapkan untuk tetap tenang selama makan.
Aturan keluarga kerajaan sudah diterapkan secara turun-temurun. Saat makan, tidak ada yang diperbolehkan mengobrol, apalagi berkeliaran di sekitar ruang makan. Semua diharapkan makan dengan cara yang sopan, elegan, dan terampil. Terkecuali para pelayan istana yang sejak tadi sibuk menyiapkan berbagai menu makanan dan minuman.
Ada lima macam menu makanan yang disajikan untuk makan malam keluarga kerajaan. Pertama, Supremasi Salmon Royale, hidangan utama yang menggunakan ikan salmon dengan sentuhan istimewa dan eksklusif yang sesuai dengan cita rasa kerajaan. Lalu hidangan kedua, Fillet Mignon Nobilis, hidangan daging sapi lembut yang dipersiapkan dengan keahlian khusus dan dihadirkan dengan sentuhan keanggunan. Hidangan ketiga, Sirloin Sovereignty, menu daging sirloin disiapkan dengan keahlian khusus dan bumbu istimewa, memberikan kesan mewah dan penuh cita rasa. Menu keempat, Risotto Regalis, hidangan nasi yang dimasak dalam kaldu hingga mendapatkan tekstur krimi. Terakhir, Scepter Sorbet Delight, hidangan pencuci mulut variasi sorbet disajikan secara elegan dengan perpaduan rasa istimewa dan penyajian kreatif.
Roni tak dapat berkata-kata saat semua menu makanan itu sudah tersaji di atas meja. Ia yang tak pernah melihat makanan mewah hanya bisa terdiam dan bingung memilihnya. Roni sangat canggung jika mengambil makanan sendiri.
Henry sangat peka terhadap sikap Roni. Kemudian Henry meminta salah satu pelayan untuk mengambilkan Roni makanan dari salah satu makanan di atas meja. Pelayan itu segera mengambil satu ikan salmon di atas piring perak, lalu diletakkan di hadapan Roni.
Setelah pelayan itu pergi, Henry memberi isyarat kepada Roni untuk segera menikmatinya. Roni memahami isyarat tersebut dan mulai menyantap ikan salmon itu dengan menggunakan sendok garpu dan pisau kecil. Pisau digunakan untuk memotong ikan, sedangkan garpu untuk menusuk daging ikan sebelum dimasukkan ke dalam mulut. Menggunakan sendok garpu dan pisau saat menyantap daging sudah menjadi aturan di keluarga kerajaan agar terlihat sopan dan elegan. Roni mengetahui hal ini saat melihat seluruh keluarga istana melakukan aturan yang sama.
Namun Roni tidak terbiasa menggunakan sendok garpu dan pisau saat makan. Ia sedikit grogi memasukkan daging ikan salmon ke dalam mulutnya. Sikap Roni tersebut disadari oleh Henry. Tanpa tahu penyebabnya, mendadak Roni tersedak dan terbatuk-batuk. Sesegera mungkin Roni menutup mulut sambil menundukkan kepalanya di bawah meja makan agar air liurnya tidak terciprat ke dalam makanan.
Seluruh keluarga kerajaan seketika terkejut, lalu mereka menatap ke arah sumber suara. Hingga salah satu dari keluarga kerajaan berkata, "Siapa anak itu!? Keluarkan dia dari ruangan ini!"
*****
Di bawah ini adalah foto visual Pangeran Henry Alexander Frederick Gottardo.
Pict : Official Character Visuals. Tidak diambil dari google atau aplikasi mana pun.
****
Untuk visual tokoh yang lain menyusul di bab selanjutnya ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Kroos ♥️ Modric
lumayan ganteng /Proud//Proud//Proud/
2023-11-01
0
Kroos ♥️ Modric
nama makanan nya susah sekali disebut
2023-11-01
0
Kroos ♥️ Modric
William Saliba /Doge//Doge//Doge//Doge/
2023-11-01
0