APA YANG SUDAH KAU LAKUKAN PADA RANI?

Pak Salim sengaja tidak menceritakan detail pertengkarannya dengan Bu Retno pada Vani. Dia terlalu malu mengakui jika telah mencintai Rani, kekasih anaknya. Dia hanya bilang jika hari itu, terjadi kesalah pahaman antara dia, Rani dan Bu Retno. Hingga akhirnya dia pergi dari rumah.

"Mungkinkah jika Rani hamil anak_"

"Mas Dilan," potong Vani cepat. Mereka berdua saling bertatapan untuk beberapa saat. Dari sorot mata mereka, terlihat jika kali ini, apa yang mereka pikirkan sama.

"Tapi jika Rani hamil anak Dilan dan mereka saling mencintai, kenapa Rani sampai depresi? Mungkinkah Dilan tak mau tanggung jawab?" Pak Salim menduga-duga.

"Mas Dilan bilang, dia tak tahu jika Kak Rani hamil. Dia ada di US waktu itu."

"Tak tahu?" Pak Salim mengerutkan kening. Saat peristiwa Rani pergi dari rumah, Dilan memang sedang kuliah di US. Dan kepergiannya itu atas desakan Bu Retno. Mungkinkah istrinya itu tahu jika Rani ada hubugan dengan Dilan? "Kemungkinan pertama, Rani belum memberitahu Dilan. Dan kemungkinan kedua, Sisi bukan anak Dilan."

"Kalau bukan anak Mas Dilan, apa mungkin dia anak Mas Damian?" terka Vani.

"Damian?" Pak Salim langsung menggeleng. "Rasanya tidak mungkin. Jika yang dicintai Rani adalah Dilan, tak mungkin itu anak Damian."

"Mungkin saja. Bagaimana jika Damian meruda paksa Kak Rani?"

Pak Salim tersenyum simpul. "Itu tidak mungkin. Saat itu Damian masih kelas 3 SMP, mau lulus. Aku mengenal Damian, dia tak mungkin melakukan hal menjijikkan seperti itu."

Vani tersenyum miring. Tentu saja dibela, kan anaknya. "Jika tidak karena diperkosa, kenapa Kak Rani sampai depresi?" tekan Vani sambil melotot. Dia tak peduli lagi siapa Pak Salim, yang ingin dia lakukan hanya segera mengurai benang kusut peristiwa 7 tahun lalu. Apa yang sebenarnya terjadi hingga Rani depresi. "Jika Kak Rani melakukan atas dasar suka sama suka dengan Mas Dilan, dia tak mungkin sampai depresi."

Dalam hati, Pak Salim membenarkan perkataan Vani. Tapi Damian memperkosa Rani, rasanya itu mustahil. Dia masih pada dugaannya, yaitu Rani hamil anak Dilan. Dan untuk penyebab Rani depresi, itu yang masih dia pikirkan.

"Dan sekarang, apa Dilan sudah tahu jika Sisi adalah anak Rani?"

Vani menggeleng, "Dia belum tahu."

"Dia harus segera tahu. Jika benar dia pernah berhubungan dengan Rani, dia harus segera tes DNA. Sisi butuh donor, dan ayah kandungnya yang paling besar kemungkinan untuk menjadi pendonor."

Pak Salim mengambil ponselnya yang ada disaku jas. Tak mau mengulur waktu, dia menelepon Dilan dan menyuruhnya segera datang kerumah sakit. Sambil menunggu Dilan, mereka kembali keruang PICU. Berdiri didepan kaca, melihat kondisi Sisi.

"Jika benar, dia anak Dilan, itu artinya dia cucuku," gumam Pak Salim. Tak puas hanya melihat dari jauh, dia minta izin dokter untuk masuk keruang PICU. Awalnya Dokter tak mengizinkan karena kondisi Sisi yang masih belum stabil, tapi karena terus memaksa, akhirnya Pak Salim diizinkan masuk, tapi hanya sebentar.

Setelah memakai pakaian khusus dan melakukan beberapa prosedur, Pak Salim masuk keruang ke PICU. Dia tak kuasa menahan air mata melihat tubuh kecil itu dipenuhi alat alat medis. Dia kembali teringat Rani saat menatap Sisi.

"Sisi Sayang, kamu pasti kuat." Pak Salim memegang jemari mungil Sisi. "Opa akan melakukan apapun untuk menyelamatkanmu. Bahkan jika nyawa bisa ditukar dengan nyawa, Opa rela memberikan nyawa Opa untuk ditukar dengan nyawamu." Firasat Pak Salim mengatakan jika saat dia pergi hari itu, sesuatu telah terjadi pada Rani. Tak mungkin Rani tiba-tiba depresi, saat terakhir dia melihatnya, Rani masih baik-baik saja. Dan kemungkinan kedua yang membuat Rani depresi adalah Dilan tak mau tanggung jawab. Mungkin saja Dilan hanya berbohong pada Vani, mengatakan jika dia tak tahu kalau Rani hamil.

"Nanti saat Sisi sudah sembuh, Opa akan mengabulkan semua permintaan Sisi. Kita akan main petak umpet, main kuda kudaan, dan..." Pak Salim tak sanggup melanjutkan kalimatnya. Air matanya mengalir makin deras sampai dia kesulitan menyekanya.

"Anak siapapun kamu, meski bukan anak Dilan, Opa akan tetap menyayangimu." Dalam hati, Pak Salim sangat yakin jika Sisi adalah anak Dilan. Mungkin karena inilah, dia langsung menyayangi Sisi saat mereka baru bertemu. Karena sesungguhnya, mereka punya ikatan darah.

Meski masih ingin berlama lama dengan Sisi, tapi perawat sudah memintanya keluar. Demi kesembuhan Sisi, dia menuruti perintah suster. Dia keluar dari PICU, bersamaan dengan kedatangan Dilan.

PLAAKKK

Sebuah tamparan keras langsung Pak Salim layangkan pada Dilan. Vani yang melihat itu sampai terjingkat kaget.

"Apa yang sudah kau lakukan pada Rani?" tanyanya.

"Rani?" Dilan memegangi pipinya yang terasa panas.

"Apa kau pernah tidur dengan Rani?"

Terpopuler

Comments

Ima Kristina

Ima Kristina

waduh q kok jadi bingung kalau Damian saat itu masih SMP kayaknya gak mungkin...terus siapa dong ayah biologis sisi

2024-12-22

0

Praised94

Praised94

terima kasih 👍

2023-11-05

1

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

waduh sabar pak, belum tentu juga anak Dilan yah,,,

2023-10-11

1

lihat semua
Episodes
1 LEUKEMIA
2 MELAMAR JADI ART
3 KAU MENGINGATKANKU PADA SESEORANG
4 TERCEBUR
5 MINTA MAAF BERUJUNG PETAKA
6 MENCARI AYAH SISI, BUKAN MAKAMNYA
7 AKU SUDAH MERELAKANNYA
8 KEJADIAN MEMALUKAN
9 APA ANDA TAHU SESUATU?
10 HADIAH
11 OPA
12 TAK BELAJAR DARI PENGALAMAN
13 MIRIP
14 KECELAKAAN KECIL
15 SELERA RENDAHAN
16 YA, DIA ANAK RANIA AZAHRA
17 CINTA TERLARANG
18 AKU MENCINTAI RANI
19 APA YANG SUDAH KAU LAKUKAN PADA RANI?
20 MENUNGGUMU SEUMUR HIDUP
21 AKU TIDAK LARI DARI TANGGUNG JAWAB
22 JANGAN BAHAS DIA LAGI
23 DADDY
24 OM AJA
25 TETAPLAH DISISIKU
26 APAKAH AKU SALAH MENGARTIKAN?
27 AKU HANYA TERPAKSA
28 DIPECAT
29 RANI DATANG
30 DIA AYAH KANDUNG SISI
31 SISI CUCU KAMI
32 SISI BERHAK BAHAGIA
33 DADDY TAK AKAN KEMANA-MANA
34 DILAN PUNYA ANAK
35 SIAPA NAMA AYAH SISI
36 BAPAK DAN IBU TAK SETUJU
37 SAYA TIDAK PERNAH MENINGGALKAN RANI
38 BUKAN MAMA
39 KEDATANGAN DAMIAN
40 PENJELASAN DAMIAN
41 PENYEBAB RANI DEPRESI
42 KAMU ANAK DADDY
43 HAMIL
44 HARUS ADA KEADILAN UNTUK RANI
45 AKU MERINDUKANMU RANI
46 IKHLAS ITU TIDAK MUDAH
47 KAYAK DIGIGIT SEMUT
48 SIDANG
49 KEPUTUSAN BAPAK SUDAH BULAT
50 PEMBERIAN
51 DILEMA
52 KITA HARUS PULANG
53 BERPISAH
54 KANGEN
55 DADDY PASTI DATANG
56 KEDATANGAN DAMIAN
57 HAPPY BIRTHDAY PUTRI KECIL DADDY
58 DOA SISI
59 NIKAHKAN BIBI DENGAN DADDY
60 RESEPSI
61 GAGAL ( END)
62 MALINGNYA LEBIH PINTER ( Extra part )
Episodes

Updated 62 Episodes

1
LEUKEMIA
2
MELAMAR JADI ART
3
KAU MENGINGATKANKU PADA SESEORANG
4
TERCEBUR
5
MINTA MAAF BERUJUNG PETAKA
6
MENCARI AYAH SISI, BUKAN MAKAMNYA
7
AKU SUDAH MERELAKANNYA
8
KEJADIAN MEMALUKAN
9
APA ANDA TAHU SESUATU?
10
HADIAH
11
OPA
12
TAK BELAJAR DARI PENGALAMAN
13
MIRIP
14
KECELAKAAN KECIL
15
SELERA RENDAHAN
16
YA, DIA ANAK RANIA AZAHRA
17
CINTA TERLARANG
18
AKU MENCINTAI RANI
19
APA YANG SUDAH KAU LAKUKAN PADA RANI?
20
MENUNGGUMU SEUMUR HIDUP
21
AKU TIDAK LARI DARI TANGGUNG JAWAB
22
JANGAN BAHAS DIA LAGI
23
DADDY
24
OM AJA
25
TETAPLAH DISISIKU
26
APAKAH AKU SALAH MENGARTIKAN?
27
AKU HANYA TERPAKSA
28
DIPECAT
29
RANI DATANG
30
DIA AYAH KANDUNG SISI
31
SISI CUCU KAMI
32
SISI BERHAK BAHAGIA
33
DADDY TAK AKAN KEMANA-MANA
34
DILAN PUNYA ANAK
35
SIAPA NAMA AYAH SISI
36
BAPAK DAN IBU TAK SETUJU
37
SAYA TIDAK PERNAH MENINGGALKAN RANI
38
BUKAN MAMA
39
KEDATANGAN DAMIAN
40
PENJELASAN DAMIAN
41
PENYEBAB RANI DEPRESI
42
KAMU ANAK DADDY
43
HAMIL
44
HARUS ADA KEADILAN UNTUK RANI
45
AKU MERINDUKANMU RANI
46
IKHLAS ITU TIDAK MUDAH
47
KAYAK DIGIGIT SEMUT
48
SIDANG
49
KEPUTUSAN BAPAK SUDAH BULAT
50
PEMBERIAN
51
DILEMA
52
KITA HARUS PULANG
53
BERPISAH
54
KANGEN
55
DADDY PASTI DATANG
56
KEDATANGAN DAMIAN
57
HAPPY BIRTHDAY PUTRI KECIL DADDY
58
DOA SISI
59
NIKAHKAN BIBI DENGAN DADDY
60
RESEPSI
61
GAGAL ( END)
62
MALINGNYA LEBIH PINTER ( Extra part )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!