MINTA MAAF BERUJUNG PETAKA

Vani masuk kedalam kamar mandi, berkumur berkali kali lalu menggosok gigi. Jijik sekali jika ingat bibirnya telah ternoda. Dan yang menodai, adalah bajingan yang telah menghancurkan hidup kakaknya. Kalau saja tadi dia punya tenaga, sudah pasti akan dia hajar pria sialan itu.

"Bibi, Bibi." Sisi menarik-narik kaos basah Vani. "Kenapa Bibi menyiram Om tadi pakai jus? Om tadi yang sudah nolongin Bibi."

Deg

Vani langsung menghentikan tangannya yang sedang menggosok gigi. Bisa-bisanya dia lupa jika yang dilakukan Dilan tadi adalah suatu pertolongan, bukan tindakan asusila, apalagi pelecehan. Saat baru sadar tadi, dia sangat syok karena dicium Dilan, lupa apa yang sebenarnya terjadi sebelum itu. Lupa jika sebelumnya, dia hampir mati karena kehabisan nafas. Hanya karena dia sangat membenci Dilan, apapun yang pria itu lakukan, terlihat salah dimatanya.

"Kata Nenek, saat kita ditolong, harus bilang terimakasih, tapi kenapa Bibi malah menyiram Om tadi?"

Vani membersihkan sikat giginya lalu berkumur-kumur. Kepalanya masih sedikit pusing, mungkin karena itu juga, dia tidak bisa berfikir jernih tadi. Terlalu grusa grusu sampai tak memikirkan akibatnya. Dia memijit-mijit pelipisnya, membayangkan kemungkinan terburuk, yaitu dipecat.

"Bibi, ayo minta maaf pada Om tadi," Sisi kembali menarik-narik baju Vani.

"Iya, nanti Bibi minta maaf." Vani lalu menunduk sambil memegang kedua bahu Sisi. "Sisi gak boleh panggil dia Om. Dia majikan disini, Sisi panggilnya tuan ya."

Maafkan Bibi sayang, kamu terpaksa harus mamanggil ayah kamu tuan.

"Sekarang, Bibi mau mandi dulu, Sisi tunggu diluar." Bocah itu mengangguk lalu keluar dari kamar mandi.

Selesai mandi, Vani mencari keberadaan Dilan. Ternyata pria itu masih dikolam, sedang berenang. Sebelum menghampirinya, dia kedapur untuk membuatkan Dilan smoothies mangg, itung itung gantinya yang tadi.

Melihat kedatangan Vani, Dilan yang sedang berenang tak mau peduli. Dia masih kesal dengan gadis yang menurutnya tak tahu diri itu. Sudah ditolong, bukannya diberi ucapan terimakasih, malah diberi guyuran jus.

"Tuan, Tuan." Beberapa kali Vani memanggil, tapi Dilan cuek, pura-pura tak dengar. Terus lanjut berenang dari ujung ke ujung, tanpa mempedulikan Vani yang masih terus memanggilnya.

Dia pasti sangat marah. Bagaimana kalau aku sampai dipecat.

"Tuan, saya minta maaf," teriak Vani lagi.

Rupanya permintaan maaf itu berhasil membuat Dilan memberikan sedikit perhatiannya. Pria itu berhenti berenang lalu naik keatas. Melihat Dilan yang hanya memakai boxer, Vani buru-buru memalingkan wajah.

"Coba katakan sekali lagi," tantang Dilan yang saat ini berdiri dihadapannya.

"Sa-saya minta maaf." Ujar Vani masih dengan tatapan kearah lain.

"Apa seperti itu caranya minta maaf? Bahkan melihatku saja, kau tidak mau."

Sebenarnya bukan tak mau, tapi malu. Tapi demi tak dipecat, mau tak mau, Vani melihat kearah Dilan. Bergeming beberapa saat, melihat dada bidang dan perut kotak-kotak.

"Katanya mau minta maaf, kenapa malah bengong?"

Vani merutuki diri sendiri, bisa-bisanya dia terpeson dengan tubuh Dilan. Bahkan sempat memuji dalam hati bentuk tubuh sempurna dihadapannya. Pantas saja dulu kakaknya terpikat pada pria itu.

"Kenapa tadi kau menyiramku dengan jus? Apa seperti itu caramu berterimakasih?"

"Maaf, tadi pikiran saya sedang kacau, jadi gak bisa berfikir jernih."

Dilan tersenyum miring mendengar penjelasan tak masuk akal Vani. "Kacau kenapa, jangan-jangan karena ciumanku. Jangan bilang kalau itu adalah ciuman pertamamu," ledek Dilan.

Iya, dan bajingan sepertimu telah mengambil paksa ciuman pertamaku. Kalau bukan karena Sisi, aku tidak sudi minta maaf padamu.

Melihat Vani yang hanya diam, Dilan langsung tertawa ngakak. "Jadi benar, itu tadi ciuman pertamamu? Astaga." Dia geleng-geleng sambil terus tertawa.

Vani kesal sekali melihat tawa Dilan. "Sebagai permintaan maaf, saya buatkan lagi jusnya. Mau ditaruh dimana ini?" Dia tak sabar ingin pergi darisana.

Dilan mengambil jus mangga yang ada dinampan sambil menyeringai. "Rasanya, baru adil jika kamu juga merasakan apa yang aku rasakan tadi."

Mata Vani langsung membola. Apa ini artinya, Dilan akan balas menyiramnya dengan jus? Ternyata tak hanya pandai memperdaya gadis polos, pria itu juga sangat pendendam.

Melihat Dilan mulai mengangkat jus ditangannya, Vani reflek mundur. Ya kali dia pasrah saja mau disiram jus.

"Apa harus seperti ini, bu-bukankah saya sudah minta maaf?"

"Aku hanya mau keadilan." Dilan terus maju, mengikis jarak diantara mereka. Sementara Vani, sedikit demi sedikit terus mundur, sampai tak sadar, dia sudah ada pinggiran kolam.

"Aaa..." Pekik Vani yang hampir terjatuh dikolam. Beruntung Dilan sigap menarik pinggangnya. Meski akibatnya, dia harus melepaskan gelas ditangan.

Pyarrr

Gelas itu langsung pecah begitu membentur lantai.

Untuk beberapa saat, mereka saling bertatapan. Jantung Dilan berdegup kencang. Vani benar-benar mengingatkannya pada Rani. Wajah mereka sangat mirip.

"Lepas, lepaskan saya." Vani berusaha berontak. Posisi ini membuatnya sangat tidak nyaman.q

"Lepas?" Dilan tersenyum miring. "Biar kau tercebur lagi? Sepertinya kau ketagihan dengan ciumanku, makanya ingin tenggelam lagi agar aku memberimu nafas buatan." Tuduhnya sambil menarik pinggang Vani agar menjauh dari kolam.

Vani langsung melotot mendengar ucapan Dilan. Amit-amit dia ingin dicium lagi. Yang ada pengen muntah.

"Terimakasih sudah menolong saya, permisi." Tak mau Dilan makin mengoloknya, Vani buru-buru pergi.

"Hei, mau kemana kau, aku belum selesai ngomong." Dilan hendak mengejar, tapi sial, dia yang tak pakai alas kaki, malah menginjak pecahan beling. "Aaaww...." Pekiknya sambil melihat telapak kaki. Beling yang menancap lumayan besar, saat dia tarik, darah segar langsung mengalir cukup deras.

Vani yang menoleh, terkejut melihat kaki Dilan yang mengeluarkan lumayan banyak darah. Buru-buru dia kembali untuk menolong pria itu.

Terpopuler

Comments

Yus Nita

Yus Nita

serba lah jadi Vani
di biarin takot kena salahin di tolong takot si Dilan nyari kesempatan

2024-11-08

0

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

seru juga vani sm Dilan, gara2 sisi jadi berkepanjangan deh🤭

2025-02-18

0

Ima Kristina

Ima Kristina

makin seru bacanya Thorr

2024-12-22

0

lihat semua
Episodes
1 LEUKEMIA
2 MELAMAR JADI ART
3 KAU MENGINGATKANKU PADA SESEORANG
4 TERCEBUR
5 MINTA MAAF BERUJUNG PETAKA
6 MENCARI AYAH SISI, BUKAN MAKAMNYA
7 AKU SUDAH MERELAKANNYA
8 KEJADIAN MEMALUKAN
9 APA ANDA TAHU SESUATU?
10 HADIAH
11 OPA
12 TAK BELAJAR DARI PENGALAMAN
13 MIRIP
14 KECELAKAAN KECIL
15 SELERA RENDAHAN
16 YA, DIA ANAK RANIA AZAHRA
17 CINTA TERLARANG
18 AKU MENCINTAI RANI
19 APA YANG SUDAH KAU LAKUKAN PADA RANI?
20 MENUNGGUMU SEUMUR HIDUP
21 AKU TIDAK LARI DARI TANGGUNG JAWAB
22 JANGAN BAHAS DIA LAGI
23 DADDY
24 OM AJA
25 TETAPLAH DISISIKU
26 APAKAH AKU SALAH MENGARTIKAN?
27 AKU HANYA TERPAKSA
28 DIPECAT
29 RANI DATANG
30 DIA AYAH KANDUNG SISI
31 SISI CUCU KAMI
32 SISI BERHAK BAHAGIA
33 DADDY TAK AKAN KEMANA-MANA
34 DILAN PUNYA ANAK
35 SIAPA NAMA AYAH SISI
36 BAPAK DAN IBU TAK SETUJU
37 SAYA TIDAK PERNAH MENINGGALKAN RANI
38 BUKAN MAMA
39 KEDATANGAN DAMIAN
40 PENJELASAN DAMIAN
41 PENYEBAB RANI DEPRESI
42 KAMU ANAK DADDY
43 HAMIL
44 HARUS ADA KEADILAN UNTUK RANI
45 AKU MERINDUKANMU RANI
46 IKHLAS ITU TIDAK MUDAH
47 KAYAK DIGIGIT SEMUT
48 SIDANG
49 KEPUTUSAN BAPAK SUDAH BULAT
50 PEMBERIAN
51 DILEMA
52 KITA HARUS PULANG
53 BERPISAH
54 KANGEN
55 DADDY PASTI DATANG
56 KEDATANGAN DAMIAN
57 HAPPY BIRTHDAY PUTRI KECIL DADDY
58 DOA SISI
59 NIKAHKAN BIBI DENGAN DADDY
60 RESEPSI
61 GAGAL ( END)
62 MALINGNYA LEBIH PINTER ( Extra part )
Episodes

Updated 62 Episodes

1
LEUKEMIA
2
MELAMAR JADI ART
3
KAU MENGINGATKANKU PADA SESEORANG
4
TERCEBUR
5
MINTA MAAF BERUJUNG PETAKA
6
MENCARI AYAH SISI, BUKAN MAKAMNYA
7
AKU SUDAH MERELAKANNYA
8
KEJADIAN MEMALUKAN
9
APA ANDA TAHU SESUATU?
10
HADIAH
11
OPA
12
TAK BELAJAR DARI PENGALAMAN
13
MIRIP
14
KECELAKAAN KECIL
15
SELERA RENDAHAN
16
YA, DIA ANAK RANIA AZAHRA
17
CINTA TERLARANG
18
AKU MENCINTAI RANI
19
APA YANG SUDAH KAU LAKUKAN PADA RANI?
20
MENUNGGUMU SEUMUR HIDUP
21
AKU TIDAK LARI DARI TANGGUNG JAWAB
22
JANGAN BAHAS DIA LAGI
23
DADDY
24
OM AJA
25
TETAPLAH DISISIKU
26
APAKAH AKU SALAH MENGARTIKAN?
27
AKU HANYA TERPAKSA
28
DIPECAT
29
RANI DATANG
30
DIA AYAH KANDUNG SISI
31
SISI CUCU KAMI
32
SISI BERHAK BAHAGIA
33
DADDY TAK AKAN KEMANA-MANA
34
DILAN PUNYA ANAK
35
SIAPA NAMA AYAH SISI
36
BAPAK DAN IBU TAK SETUJU
37
SAYA TIDAK PERNAH MENINGGALKAN RANI
38
BUKAN MAMA
39
KEDATANGAN DAMIAN
40
PENJELASAN DAMIAN
41
PENYEBAB RANI DEPRESI
42
KAMU ANAK DADDY
43
HAMIL
44
HARUS ADA KEADILAN UNTUK RANI
45
AKU MERINDUKANMU RANI
46
IKHLAS ITU TIDAK MUDAH
47
KAYAK DIGIGIT SEMUT
48
SIDANG
49
KEPUTUSAN BAPAK SUDAH BULAT
50
PEMBERIAN
51
DILEMA
52
KITA HARUS PULANG
53
BERPISAH
54
KANGEN
55
DADDY PASTI DATANG
56
KEDATANGAN DAMIAN
57
HAPPY BIRTHDAY PUTRI KECIL DADDY
58
DOA SISI
59
NIKAHKAN BIBI DENGAN DADDY
60
RESEPSI
61
GAGAL ( END)
62
MALINGNYA LEBIH PINTER ( Extra part )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!