Lihat Aku Ayah

Lihat Aku Ayah

LEUKEMIA

"Leukemia," gumam Vani dengan mata berkaca-kaca. Kertas yang dibawanya hampir jatuh karena tangannya gemetar hebat. Cobaan apa lagi ini, belum cukupkah selama ini Tuhan memberi cobaan pada keluarganya.

"Leukimia memang penyakit yang bisa dibilang berbahaya, tapi bisa diobati. Salah satunya dengan transplantasi sumsum tulang. Biayanya memang cukup mahal, apalagi tidak semua bisa dicover dengan asuransi dari pemerintah." Sebenarnya bukan hanya masalah biaya yang dipikirkan Vani, tapi tentang siapa yang akan mendonorkan sumsum tulang untuk Sisi.

Keponakannya itu sudah ditinggal pergi selamanya oleh ibu kandungnya. Dan ayah biologisnya, entah siapa dan seperti apa kabarnya saat ini, dia tidak tahu. Rani, kakaknya itu pulang dari Jakarta dalam kondisi hamil. Tak tahu siapa ayah si jabang bayi karena wanita itu sama sekali tak mau mengatakannya.

"Apa tidak ada alternatif pengobatan lainnya, Dok?"

"Tentu saja ada. Tapi Sisi masih terlalu kecil, kasihan jika harus menjalani kemoterapi. Jadi saya anjurkan untuk terapi imun atau imunoterapi terlebih dulu saja."

Setelah mengobrol dengan Dokter, Vani kembali ke ruang perawatan Sisi. Gadis kecil itu harus berbagi kamar dengan yang lain karena dirawat dikelas 3, menggunakan asuransi kesehatan gratis dari pemerintah.

"Bagaimana Van, Dokter bilang apa?" tanya Bu Mia. Raut wajah wanita paruh baya itu terlihat cemas. Sejak tadi, dia sudah tak sabar menunggu kedatangan Vani. Sudah seminggu lebih Sisi dirawat. Menjalani banyak sekali pemeriksaan yang membuatnya khawatir, takut sesuatu yang buruk menimpa cucu semata wayangnya. Selain itu, sudah 3 kali ini Sisi masuk rumah sakit, tapi belum ketahuan sakitnya.

"Sisi..." Vani menatap gadis kecil berusia 6 tahun yang sedang terbaring diatas ranjang dengan selang infus terpasang dipergelangan tangannya. Kejam sekali takdir pada gadis kecil itu. Tak hanya tak memiliki kedua orang tua, sekarang masih ditambah harus mengidap penyakit yang tak bisa dianggap remeh.

"Sisi kenapa, Van?" desak Bu Mia sambil menarik-narik lengan Vani. Dia sungguh tak sabar ingin tahu kondisi cucunya. Matanya berkaca-kaca, feelingnya mengatakan jika terjadi sesuatu yang buruk pada Sisi. Apalagi saat ini, raut wajah Vani tampak kacau.

"Sabar Bu, sabar," Pak Cholis menepuk punggung istrinya. Sebenarnya dia juga ingin tahu, tapi masih bisa bersabar, tak mendesak seperti istrinya.

"Sisi...." Ternggorokan Vani seperti tercekat. Rasanya berat sekali harus mengatakan kabar buruk ini pada kedua orang tuanya. "Sisi didiagnosa leukemia."

Bu Mia langsung syok. Hampir saja dia terjatuh karena kakinya lemas. Beruntung sang suami yang ada disebelahnya menahannya. Meski sudah tua dan orang kampung, dia paham penyakit apa itu. Dia sering mendengar penyakit semacam itu di TV. Ini lebih buruk dari perkiraannya.

Tangis Bu Mia pecah dipelukan suaminya. Membungkam mulutnya dengan telapak tangan agar suaranya tak terdengar. Sisi sedang tidur, dia tak mau bocah kecil itu terganggu dengan tangisannya. Selain itu, diruangan ini juga ada orang lain selain mereka.

...----------------...

Setelah beberapa hari dirawat dirumah sakit, tadi siang Sisi sudah diizinkan pulang. Beberapa hari ini, Vani terus mencari tahu tentang donor sumsum tulang diinternet. Sumsum tulang yang cocok, biasanya berasal dari orang tua atau saudara kandung, persis dengan apa yang dijelaskan dokter kala itu. Dan saat ini, satu-satunya harapan Sisi, adalah ayah kandungnya. Tapi dimana dia harus mencari pria itu.

Vani membuka diary milik alm. kakaknya. Tak ada informasi apapun disana. Sebelum meninggal, Rani mengalami baby blues berat. Hingga akhirnya, wanita malang itu meninggal karena maag kronis. Itu hasil diagnosa dokter. Saat hamil, Rani sudah mengalami depresi berat. Tak mau melakukan apa-apa, hanya diam saja, mengurung diri didalam kamar. Bahkan tak jarang tertawa atau menangis sendiri. Sekalipun, tak pernah mau mengatakan siapa ayah dari anak yang dia kandung. Selain kondisi mentalnya yang bisa dibilang sakit, kondisi fisik Rani juga mengalami penurunan. Dia jadi sering sakit-sakitan.

Vani menatap foto yang dia temukan di buku diary milik Kakaknya. Foto seorang pria muda yang tampan. Dibelakang foto itu, ada tulisan I Love you. Feeling Vani mengatakan jika pria itulah ayah kandung Sisi. Karena jika diperhatikan, wajah Sisi dan pria itu cukup mirip. Saat awal jadi ART di Jakarta, Rani pernah bercerita padanya yang saat itu masih SMP, jika dia menyukai anak majikannya. Mungkinkah pria itu adalah anak majikannya di Jakarta?

...----------------...

"Apa kamu bilang, mau kerja di Jakarta?" pekik Bu Mia sambil melotot. "Ibu tidak setuju." Dia masih trauma atas kehilangan Rani. Tak ingin sesuatu yang sama terjadi juga pada putri keduanya, Vani.

"Tapi hanya dengan cara itu, kita bisa tahu siapa ayah kandung Sisi, Bu. Vani sudah minta alamat majikan Mbak Rani dulu pada Mbak Susi." Susi adalah tetangga yang dulu mengajak Rani kerja di Jakarta. Mereka kerja di komplek perumahan yang sama. Dan sampai sekarang, Susi masih bertahan kerja di Jakarta.

"Apa gak ada cara lain, Nduk?" tanya Pak Cholis.

"Gak ada, Pak." Dengan mata berkaca-kaca, Vani menggenggam tangan Bapaknya yang ada dipankuan. "Dulu kita hanya bisa pasrah saat Mbak Rani mendapatkan ketidak adilan. Sudah saatnya kita tahu siapa ayah dari Sisi. Sisi harus sembuh, Pak, Bu." Sambil berderai air mata, Vani menatap kedua orang tuanya bergantian. "Selain itu, kita juga harus menuntut keadilan untuk Mbak Rani."

"Enggak, Ibu gak setuju." Bu Mia kekeh menolak. "Rani sudah tenang disana. Allah yang akan membalas bajingan itu, bukan kita. Ibu tak mau kamu mengalami hal yang sama dengan Rani."

"Insyaallah, Vani akan baik-baik saja, Bu." Vani menggenggam kedua tangan ibunya, berusaha meyakinkannya. "Kata dokter, pengobatan di Jakarta lebih bagus. Jadi tak ada salahnyakan, Vani membawa Sisi ke Jakarta."

"Sisi?" seru Bu Mia. "Maksud kamu, Sisi akan kamu ajak ke Jakarta?" Vani mengangguk yakin.

"Vani percaya, jika darah lebih kental daripada air. Dan ikatan darah itu, akan membuat Sisi memiliki ikatan batin dengan ayah kandungnya. Kita akan lebih mudah mengetahui siapa ayah Sisi dengan mengajaknya ikut ke Jakarta. Kita harus segera menemukan ayah Sisi secepatnya."

"Ayah Sisi?"

Ketiga orang yang sedang berada didalam kamar itu langsung menoleh kearah pintu yang terbuka setengah. Entah sejak kapan, Sisi ada di sana.

"Bibi bilang, mau nyari ayah Sisi?" gadis kecil itu kembali bertanya sambil berjalan masuk. "Bukankah ayah Sisi sudah meninggal?" Sejak dulu, Sisi sudah diberi tahu jika ayahnya telah meninggal.

Ketiga orang dewasa itu langsung kelabakan mendapat pertanyaan seperti itu. Rasanya terlalu sulit untuk menjelaskan detailnya pada Sisi yang masih berusia 6 tahun.

"Kenapa diam? Ayah Sisi masih hidup?"

"Ma-maksud Bibi, nyari makam ayahnya Sisi," sahut Bu Mia. Selama ini, Sisi sering sekali bertanya dimana makam ayahnya. Karena setiap kali diajak ke makam, dia hanya mengunjungi makam ibunya.

"Sisi ikut, Bi." Rengek bocah itu sambil memegangi lengan Vani. "Sisi ikut nyari makamnya Ayah. Sisi pengen ngasih bunga dan doain Ayah."

"Sisi," Bu Mia mendekati Sisi dan menyentuh kepalanya. "Selama ini, Sisi kan udah doain ayah sama Ibu setiap habis sholat. Jadi gak perlu lagi Sisi ikut nyari makam ayah."

Bocah kecil itu menggeleng cepat. "Sisi mau nyari makam Ayah."

"Izinkan Sisi ikut, Bu." Vani masih terus membujuk. Dia yakin, Sisi yang akan menunjukkan siapa ayah kandungnya nanti.

Terpopuler

Comments

Ety Nadhif

Ety Nadhif

ga tau ini karya othor novel ke brp yg udah aku baca,,

2024-06-03

0

Anonymous

Anonymous

keren

2024-05-14

0

Bundanya Pandu Pharamadina

Bundanya Pandu Pharamadina

like
favorit
👍❤

2024-05-14

0

lihat semua
Episodes
1 LEUKEMIA
2 MELAMAR JADI ART
3 KAU MENGINGATKANKU PADA SESEORANG
4 TERCEBUR
5 MINTA MAAF BERUJUNG PETAKA
6 MENCARI AYAH SISI, BUKAN MAKAMNYA
7 AKU SUDAH MERELAKANNYA
8 KEJADIAN MEMALUKAN
9 APA ANDA TAHU SESUATU?
10 HADIAH
11 OPA
12 TAK BELAJAR DARI PENGALAMAN
13 MIRIP
14 KECELAKAAN KECIL
15 SELERA RENDAHAN
16 YA, DIA ANAK RANIA AZAHRA
17 CINTA TERLARANG
18 AKU MENCINTAI RANI
19 APA YANG SUDAH KAU LAKUKAN PADA RANI?
20 MENUNGGUMU SEUMUR HIDUP
21 AKU TIDAK LARI DARI TANGGUNG JAWAB
22 JANGAN BAHAS DIA LAGI
23 DADDY
24 OM AJA
25 TETAPLAH DISISIKU
26 APAKAH AKU SALAH MENGARTIKAN?
27 AKU HANYA TERPAKSA
28 DIPECAT
29 RANI DATANG
30 DIA AYAH KANDUNG SISI
31 SISI CUCU KAMI
32 SISI BERHAK BAHAGIA
33 DADDY TAK AKAN KEMANA-MANA
34 DILAN PUNYA ANAK
35 SIAPA NAMA AYAH SISI
36 BAPAK DAN IBU TAK SETUJU
37 SAYA TIDAK PERNAH MENINGGALKAN RANI
38 BUKAN MAMA
39 KEDATANGAN DAMIAN
40 PENJELASAN DAMIAN
41 PENYEBAB RANI DEPRESI
42 KAMU ANAK DADDY
43 HAMIL
44 HARUS ADA KEADILAN UNTUK RANI
45 AKU MERINDUKANMU RANI
46 IKHLAS ITU TIDAK MUDAH
47 KAYAK DIGIGIT SEMUT
48 SIDANG
49 KEPUTUSAN BAPAK SUDAH BULAT
50 PEMBERIAN
51 DILEMA
52 KITA HARUS PULANG
53 BERPISAH
54 KANGEN
55 DADDY PASTI DATANG
56 KEDATANGAN DAMIAN
57 HAPPY BIRTHDAY PUTRI KECIL DADDY
58 DOA SISI
59 NIKAHKAN BIBI DENGAN DADDY
60 RESEPSI
61 GAGAL ( END)
62 MALINGNYA LEBIH PINTER ( Extra part )
Episodes

Updated 62 Episodes

1
LEUKEMIA
2
MELAMAR JADI ART
3
KAU MENGINGATKANKU PADA SESEORANG
4
TERCEBUR
5
MINTA MAAF BERUJUNG PETAKA
6
MENCARI AYAH SISI, BUKAN MAKAMNYA
7
AKU SUDAH MERELAKANNYA
8
KEJADIAN MEMALUKAN
9
APA ANDA TAHU SESUATU?
10
HADIAH
11
OPA
12
TAK BELAJAR DARI PENGALAMAN
13
MIRIP
14
KECELAKAAN KECIL
15
SELERA RENDAHAN
16
YA, DIA ANAK RANIA AZAHRA
17
CINTA TERLARANG
18
AKU MENCINTAI RANI
19
APA YANG SUDAH KAU LAKUKAN PADA RANI?
20
MENUNGGUMU SEUMUR HIDUP
21
AKU TIDAK LARI DARI TANGGUNG JAWAB
22
JANGAN BAHAS DIA LAGI
23
DADDY
24
OM AJA
25
TETAPLAH DISISIKU
26
APAKAH AKU SALAH MENGARTIKAN?
27
AKU HANYA TERPAKSA
28
DIPECAT
29
RANI DATANG
30
DIA AYAH KANDUNG SISI
31
SISI CUCU KAMI
32
SISI BERHAK BAHAGIA
33
DADDY TAK AKAN KEMANA-MANA
34
DILAN PUNYA ANAK
35
SIAPA NAMA AYAH SISI
36
BAPAK DAN IBU TAK SETUJU
37
SAYA TIDAK PERNAH MENINGGALKAN RANI
38
BUKAN MAMA
39
KEDATANGAN DAMIAN
40
PENJELASAN DAMIAN
41
PENYEBAB RANI DEPRESI
42
KAMU ANAK DADDY
43
HAMIL
44
HARUS ADA KEADILAN UNTUK RANI
45
AKU MERINDUKANMU RANI
46
IKHLAS ITU TIDAK MUDAH
47
KAYAK DIGIGIT SEMUT
48
SIDANG
49
KEPUTUSAN BAPAK SUDAH BULAT
50
PEMBERIAN
51
DILEMA
52
KITA HARUS PULANG
53
BERPISAH
54
KANGEN
55
DADDY PASTI DATANG
56
KEDATANGAN DAMIAN
57
HAPPY BIRTHDAY PUTRI KECIL DADDY
58
DOA SISI
59
NIKAHKAN BIBI DENGAN DADDY
60
RESEPSI
61
GAGAL ( END)
62
MALINGNYA LEBIH PINTER ( Extra part )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!