MENUNGGUMU SEUMUR HIDUP

Suara tamparan itu terdengar menggema dikoridor rumah sakit. Menjadikan beberapa orang reflek melihat kearah sumber suara. Tapi sepertinya Pak Salim tak peduli sama sekali dengan itu. Bahkan saat beberapa orang mulai berbisik sambil melihatnya, dia juga tak peduli. Tangannya mengepal kuat dan rahangnya tampak mengeras.

Vani bisa merasakan vibes-nya langsung berubah tegang. Tamparan keras itu meninggalkan bekas merah dipipi Dilan. Ditambah lagi saat Pak Salim bertanya dengan sangat gamblang, apakah kau pernah tidur dengan Rani? Ketegangan makin memuncak. Pria itu seolah tak ada niat berbasa basi dulu, langsung keinti masalah.

Dilan masih tercengang dengan sambutan selamat datang dari papanya. Menyentuh pipi yang terasa panas dan merasakan ada yang mengalir dari sudut bibirnya. Rasa panas sekaligus kebas itu sampai membuat matanya berkaca-kaca.

"Jawab!" sentak Pak Salim. Dia menarik kedua kerah kemeja Dilan hingga tubuh putranya itu condong kedepan. "Jawab, Dilan," tekannya dengan bola mata seperti hendak keluar dari kelopaknya.

"Apakah ini penting untuk dibahas sekarang?" Dilan membuang nafas kasar. Menoleh kearah kaca yang memperlihatkan Sisi yang berada didalam dengan berbagai alat penunjang kesehatan yang menempel ditubuhnya. "Ini rumah sakit, dan ada Sisi yang kondisinya sedang buruk. Untuk apa malah membahas ini?" Meski tak tahu pasti bagaimana kondisi Sisi, tapi saat tahu gadis kecil itu ada di PICU, sudah pasti kondisinya tak baik-baik saja.

"Justru karena itulah, kita harus membahas ini," tekan Pak Salim sambil melotot.

"Apa hubungannya? Apa yang terjadi antara aku dan Rani, tak ada kena mengena dengan Sisi, tak ada hubungan."

"Ada," sahut Pak Salim dengan mata memerah. "Dia ..." Pak Salim menoleh kearah Sisi. "Dia..." Pria paruh baya itu mendadak merasa lemas, seluruh tenaganya seperti hilang, dan cengekeramannya pada kerah baju Dilan terlepas dengan sendirinya. Dia menunduk dalam sambil berderai air mata. Teringat semua cerita Vani tentang kondisi Rani sepulang dari Jakarta hingga meninggal. Serta teringat tentang semua celotehan polos Sisi.

"Ibunya Sisi itu sangat cantik, Opa. Makanya Allah sayang sama Ibu. Allah mengambil ibu lebih dulu untuk diberi tempat yang indah disurga dan berkumpul dengan Ayah." Setelah menyebut nama ayah, Sisi langsung menunduk dalam dengan mata berkaca-kaca. "Tapi Sisi tak tahu seperti apa wajah ayah. Tapi Sisi yakin, ayah pasti orang yang hebat, baik dan tampan. Sebenarnya Sisi juga pengen nyusul, tapi kata Nenek sama Kakek, mereka akan sedih kalau Sisi nyusul Ibu sama Ayah."

"Dia apa?" tanya Dilan.

"Dia...." Pak Salim menyeka air mata sambil melihat kearah Sisi. "Sisi anaknya Rani."

Deg

Dilan langsung tersentak kaget. Tubuhnya gemetar hebat dan kakinya terasa lemas. Sambil memegangi dada yang terasa sakit, berjalan dengan langkah lunglai mendekati kaca ruang PICU. Meletakkan telapak tangan dikaca sambil menatap Sisi.

"Apa kamu menyesal, telah memberikan apa yang paling berharga dari diri kamu?" tanya Dilan sambil memeluk tubuh polos Rani yang berbaring disebelahnya. Keduanya sedang berada dikamar Dilan.

Rani mendongak sambil menggeleng. Menatap Dilan dengan senyum yang terukir diwajah cantiknya. Tak ada raut menyesal sama sekali.

"Aku janji bakal nikahin kamu setelah pulang dari US. Hanya 2 tahun, gak akan lama." Dilan mempererat pelukannya. Rasanya berat sekali harus pergi meninggalkan Rani. Tapi dia tak ada pilihan lain. Sebagai anak tertua yang nantinya akan meneruskan bisnis ayahnya, dia harus menempuh pendidikan yang tinggi.

"Tapi disana pasti ceweknya cantik-cantik. Gimana kalau kamu tergoda?" Dilan tergelak mendengar ucapan Rani.

"Aku gak suka cewek bule, tenang aja."

"Tapi orang Indonesia juga banyak disana, Cina, korea, Jepang, dan Philipina, yang terkenal ceweknya cantik-cantik."

"Tapi gak ada Rani disana, jadi gak mungkin kecantol," sahut Dilan sambil mengecup kening Rani. "Karena yang bisa bikin seorang Dilan bertekuk lutut dan cinta mati, cuma Rania Azahra." Dia kembali memagut bibir Rani. Menikmati bibir manis itu sebelum lusa dia berangkat ke US.

Rani mendorong tubuh Dilan hingga ciuman itu terlepas. "Aku gak bisa nafas," ujarnya sambil terengah. "Kamu semangat banget kalau ciuman." Dicubitnya pinggang Dilan karena kesal. Sudah tahu dia belum pandai berciuman, malah gak dilepas-lepas sampai hampir kehabisan nafas.

Dilan kerkekeh geli melihat wajah merah Rani. Diraihnya kedua tangan gadis itu lalu dicium. "Kamu janjikan, bakal nungguin aku sampai pulang?"

Rani mengangguk cepat. "Aku janji bakal nungguin kamu, Mas. Jangankan hanya 2 tahun, aku akan nunggu kamu seumur hidup. Rani hanya milik Dilan. Seluruh hati dan tubuhku hanya milik kamu, Mas." Rani menyorokkan wajahnya diceruk leher Dilan. Menghirup dalam-dalam aroma kekasihnya yang akan sangat dia rindukan setelah ini. "Aku pasti akan sangat merindukanmu nanti."

"Sama, aku juga." Dilan membelai surai panjang Rani. Mengecup puncak kepalanya berkali-kali. Membayangkan akan berpisah 2 tahun, rasanya sangat berat.

"Gimana kalau kita bikin janji," ajak Dilan.

"Janji apa?" Rani mengangkat wajah menatap Dilan.

"Semacam janji pernikahan." Dilan lalu bangun, bengitupun dengan Rani. Menutupi tubuhnya dengan selimut sebatas dada lalu duduk dihadadapan Dilan.

Dilan meraih kedua tangan Rani lalu menggenggamnya.

"Rania Azahra, bersediakah kamu menikah denganku, Abrisam Dilan? Mencintaiku selamanya, dan menemaniku menghabiskan seluruh sisi hidup?"

Rani mengangguk cepat. "Ya, aku Rania Azahra, bersedia menikah dengan Abrisam Dilan. Mencintainya selamanya, dan menemaninya menghabiskan seluruh sisa hidup."

Keduanya lalu kembali berciuman cukup lama.

"Aku mencintaimu, Ran." Ujar Dilan setelah ciuman mereka berakhir.

"Aku juga Mas. Aku juga mencintaimu."

"Tunggu aku."

"Selalu."

Dilan mendorong Rani hingga kembali berbaring diranjang. Keduanya saling bertatapan dengan jantung yang terasa seperti mau meledak.

Menggunakan punggung tangannya, Dilan membelai setiap inci wajah Rani. Menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah cantiknya, lalu menghujaninya dengan kecupan lembut.

Terpopuler

Comments

Ima Kristina

Ima Kristina

ealah tertipu q dengan kebaikan Dilan... ternyata dia pelakunya

2024-12-22

0

Hariyanti

Hariyanti

oh ... akhirnya ketahuan jg😬

2025-03-26

0

Sarah Yuniani

Sarah Yuniani

lhah gila tuh anak orang

2024-09-04

0

lihat semua
Episodes
1 LEUKEMIA
2 MELAMAR JADI ART
3 KAU MENGINGATKANKU PADA SESEORANG
4 TERCEBUR
5 MINTA MAAF BERUJUNG PETAKA
6 MENCARI AYAH SISI, BUKAN MAKAMNYA
7 AKU SUDAH MERELAKANNYA
8 KEJADIAN MEMALUKAN
9 APA ANDA TAHU SESUATU?
10 HADIAH
11 OPA
12 TAK BELAJAR DARI PENGALAMAN
13 MIRIP
14 KECELAKAAN KECIL
15 SELERA RENDAHAN
16 YA, DIA ANAK RANIA AZAHRA
17 CINTA TERLARANG
18 AKU MENCINTAI RANI
19 APA YANG SUDAH KAU LAKUKAN PADA RANI?
20 MENUNGGUMU SEUMUR HIDUP
21 AKU TIDAK LARI DARI TANGGUNG JAWAB
22 JANGAN BAHAS DIA LAGI
23 DADDY
24 OM AJA
25 TETAPLAH DISISIKU
26 APAKAH AKU SALAH MENGARTIKAN?
27 AKU HANYA TERPAKSA
28 DIPECAT
29 RANI DATANG
30 DIA AYAH KANDUNG SISI
31 SISI CUCU KAMI
32 SISI BERHAK BAHAGIA
33 DADDY TAK AKAN KEMANA-MANA
34 DILAN PUNYA ANAK
35 SIAPA NAMA AYAH SISI
36 BAPAK DAN IBU TAK SETUJU
37 SAYA TIDAK PERNAH MENINGGALKAN RANI
38 BUKAN MAMA
39 KEDATANGAN DAMIAN
40 PENJELASAN DAMIAN
41 PENYEBAB RANI DEPRESI
42 KAMU ANAK DADDY
43 HAMIL
44 HARUS ADA KEADILAN UNTUK RANI
45 AKU MERINDUKANMU RANI
46 IKHLAS ITU TIDAK MUDAH
47 KAYAK DIGIGIT SEMUT
48 SIDANG
49 KEPUTUSAN BAPAK SUDAH BULAT
50 PEMBERIAN
51 DILEMA
52 KITA HARUS PULANG
53 BERPISAH
54 KANGEN
55 DADDY PASTI DATANG
56 KEDATANGAN DAMIAN
57 HAPPY BIRTHDAY PUTRI KECIL DADDY
58 DOA SISI
59 NIKAHKAN BIBI DENGAN DADDY
60 RESEPSI
61 GAGAL ( END)
62 MALINGNYA LEBIH PINTER ( Extra part )
Episodes

Updated 62 Episodes

1
LEUKEMIA
2
MELAMAR JADI ART
3
KAU MENGINGATKANKU PADA SESEORANG
4
TERCEBUR
5
MINTA MAAF BERUJUNG PETAKA
6
MENCARI AYAH SISI, BUKAN MAKAMNYA
7
AKU SUDAH MERELAKANNYA
8
KEJADIAN MEMALUKAN
9
APA ANDA TAHU SESUATU?
10
HADIAH
11
OPA
12
TAK BELAJAR DARI PENGALAMAN
13
MIRIP
14
KECELAKAAN KECIL
15
SELERA RENDAHAN
16
YA, DIA ANAK RANIA AZAHRA
17
CINTA TERLARANG
18
AKU MENCINTAI RANI
19
APA YANG SUDAH KAU LAKUKAN PADA RANI?
20
MENUNGGUMU SEUMUR HIDUP
21
AKU TIDAK LARI DARI TANGGUNG JAWAB
22
JANGAN BAHAS DIA LAGI
23
DADDY
24
OM AJA
25
TETAPLAH DISISIKU
26
APAKAH AKU SALAH MENGARTIKAN?
27
AKU HANYA TERPAKSA
28
DIPECAT
29
RANI DATANG
30
DIA AYAH KANDUNG SISI
31
SISI CUCU KAMI
32
SISI BERHAK BAHAGIA
33
DADDY TAK AKAN KEMANA-MANA
34
DILAN PUNYA ANAK
35
SIAPA NAMA AYAH SISI
36
BAPAK DAN IBU TAK SETUJU
37
SAYA TIDAK PERNAH MENINGGALKAN RANI
38
BUKAN MAMA
39
KEDATANGAN DAMIAN
40
PENJELASAN DAMIAN
41
PENYEBAB RANI DEPRESI
42
KAMU ANAK DADDY
43
HAMIL
44
HARUS ADA KEADILAN UNTUK RANI
45
AKU MERINDUKANMU RANI
46
IKHLAS ITU TIDAK MUDAH
47
KAYAK DIGIGIT SEMUT
48
SIDANG
49
KEPUTUSAN BAPAK SUDAH BULAT
50
PEMBERIAN
51
DILEMA
52
KITA HARUS PULANG
53
BERPISAH
54
KANGEN
55
DADDY PASTI DATANG
56
KEDATANGAN DAMIAN
57
HAPPY BIRTHDAY PUTRI KECIL DADDY
58
DOA SISI
59
NIKAHKAN BIBI DENGAN DADDY
60
RESEPSI
61
GAGAL ( END)
62
MALINGNYA LEBIH PINTER ( Extra part )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!