Tindakan Leo kali ini membuat Asri sendiri bertanya-tanya dalam diamnya walau sudah delapan hari bersama Leo Asri belum mendapatkan alasan mengapa Leo berangkat kerja lebih awal di hari ini.
Di waktu yang sama Wulan sedang di lirik oleh Sisilia dengan ekspresi dan niat merayu.
"hmm, Asri kayaknya sekarang kamu punya pesaing baru" kata Sisilia.
Wulan yang takut terjadi kesalahan pahaman langsung berkata "hah, tidak begitu Asri aku hanya,," dan ternyata.
Asri juga sedang ingin mengatakan sesuatu dengan bahasanya.
Anehnya Wi yang bertindak sebagai penerjemah untuk Asri tidak meneruskan apa yang Asri ingin sampai kan kepada Wulan dan Sisilia.
Wulan yang penasaran apa yang di sampaikan Asri langsung memberikan tanya yang sifatnya menekan pada Wi.
"hei kenapa kau diam?, cepat bilang apa yang dia katakan!!" pinta Wulan.
Bukannya menjawab Wulan, Wi malah menengok ke beberapa dahan pohon secara random sambil [bersiul-siul] dan berlagak seperti sedang mencari burung.
Dan bahkan
Di sisi lain Sisilia yang selama empat hari lamanya bersama dengan Asti ternyata diam-diam telah mempelajari bahasa isyarat dari Asri saat setiap Wi mencoba menerjemahkan bahasa isyarat dari Asri.
"Kalau di ingat-ingat kembali dari yang hari-hari kemarin kayaknya Asri ingin mengatakan bahwa tak perlu bersaing kalau bisa bersama-sama begitukan Asri?" cakap Sisilia.
Dan langsung di konfirmasi oleh Asri bahwa yang Sisilia sampaikan sudah mewakili sebagian besar yang ingin Asri sampaikan dengan menunjukkan thumbs up sambil tersenyum ke arah Sisilia.
Sementara itu Wi sendiri telah bangkit dari duduknya lalu berjalan ke arah pepohonan dan volume [SIULAN] miliknya di up drastis.
Wulan yang berusaha memperjelas langsung berkata "tunggu sebentar memangnya siapa yang mau bersaing?" sambil menatap sepasang mata Asri.
Asri hanya terus tersenyum mendengar perkataan Wulan yang tanpa Wulan sadari bahwa perkataannya mengandung maksud lain.
"hmm ehem dari awal memang Wulan pengennya solo versus duo, wah entah kenapa saya jadi ikut tertarik" cakap Sisilia yang sengaja memperkeruh keadaan walau Sisilia sendiri juga gagal paham.
Dari kejauhan di dalam hutan [siulan] Wi masih tetap terdengar dan sekarang siulan wi berhasil mengundang teman dengan spesies serupa yakni burung-burung yang doyan berkicau di pagi hari kini ikut terdengar suaranya di sekitaran area itu.
"eh bukan bukan bukan maksudku aku tak punya rasa apapun kepada Leo, dan aku di sini bersama Wi hanya menginap sementara waktu saat keadaan memungkinkan kami akan terus berpind,,, " jelas Wulan dengan begitu serius akan tetapi langsung
di potong oleh Sisilia yang berkata "eheheh sepertinya kau tak perlu berusaha terlalu keras untuk menyembunyikan perasaan mu yang terpampang begitu jelas di kedua mata mu yang mulai memerah karena malu".
Wulan ingin tertawa tapi berusaha menahannya takut kesalahpahaman tentang hal ini akan terus berlanjut
hingga Wulan pun berkata "hei Sisil dengar dulu, aku belum selesai bicar,,".
"eh Leo?! kenapa kau kembali apa kau melupakan sesuatu?" ucap Sisil yang terus merayu Wulan dengan berhayal seakan-akan Leo telah kembali.
Wulan benar-benar telah masuk dalam permainan rasa si anak muda yang kurang ajar itu.
Dan siulan Wi sudah lagi tak terdengar dan tiba-tiba dari sudut menutupi pandangan Wulan, Asri, dan Sisil muncullah Wi yang mencoba meniru suara Leo
"halo kedua calon istriku lihat apa yang aku bawa!?" cakap Wi yang mencoba meniru suara Leo.
Mereka bertiga cukup terkejut dan anehnya Wulan bukan hanya terkejut tapi juga sedikit panik.
Ternyata Wi membawa dua tunas bambu muda yang masing-masing di genggam oleh tangannya.
"bolehkah aku melamar kalian berdua dengan ini?! aku punya dua batang yang cukup besar untuk kalian berdua" cakap Wi yang menyambung permainan dari Sisil.
Sisil sendiri nampak kebingungan dan langsung bertanya "apa itu yang kau bawa?" dengan nada yang tak lagi bermain.
"aku tak percaya orang bandung tak makan ini" tegas Wi yang hendak beranjak masuk ke rumah Leo.
"hei aku hanya lahir di Bandung tapi besar dan tinggal di jakarta" tanggap Sisilia dengan volume yang sedikit berteriak.
Dan langsung di debat oleh Wi yang berkata "aku rasa satu Indonesia mengetahui apa ini kecuali kau dan jangan hanya karena kau tak tahu apa ini aku bisa berasumsi bahwa kau mata-mata dari luar" yang berenti saat berbicara dan lanjut melangkah seuasi bicara.
Sisilia langsung menoleh ke Wulan dengan ekspresi mengharapkan jawaban dari Wulan.
Wulan pun langsung berkata "itu mentahannya sayur rebung, aku rasa dari wajahmu memang wajah-wajah orang luar, apa kau memang campuran?".
Sisilia pun merespon "ooowh itu sayur rebung, ah penasaran mau tahu cara di prosesnya" dan langsung berdiri dan berlari kecil masuk ke dalam rumah.
Tersisalah Wulan dan Asri di halaman depan yang duduk dan berdiam seper sekian detik barulah Asri mencoba menulis tulisan imajiner di udara yang saling berhadapan dengan Wulan.
Wulan sendiri mencoba memerhatikan yang sedang di tulis Asri dan yang di tanggap oleh Wulan adalah tulisan "bersama".
Dengan cepat Wulan langsung paham apa yang di maksud Asri dan seketika membantah.
"sepertinya kau salah paham aku tak ingin bersaing dengan mu dan juga tak ingin dan juga tak suka dan juga sekarang sepertinya aku mulai membencinya jadi tak perlu bersikap seperti itu karena itu sangat menggelikan" tegas Wulan dan sesuai itu Wulan berdiri dan berjalan cepat ke arah rumah Leo meninggalkan Asri sendirian duduk di halaman.
...****************...
......................
...----------------...
Di desa terdekat dari rumah Leo.
["dari pengamatan saya desa Gentaka ini sepertinya sedikit tertinggal sebab pengumuman wanita yang super cantik itu sudah seminggu lebih berlalu"] jelas si keluarga dekat si tukang ojek.
["jadi kau datang ke sini untuk memburu si cantik, memangnya kau tahu dari mana kalau si cantik itu benar-benar berada di daerah pelosok seperti ini"] tanya Leo yang sedang duduk menunggu si tukang ojek langganannya.
["saya kemari hanya untuk liburan tapi jika si cantik dan saya ternyata memang di jodohkan oleh takdir bahkan si cantik bersembunyi di bulan sekalipun tetap saja kita akan bertemu suatu saat nanti, haaa seandainya saja seperti itu"] cakap si keluarga tukang ojek.
Tak lama kemudian Si tukang ojek telah kembali dari mengantarkan anaknya ke sekolah.
[Suara motor matic yang perlahan mendekat]
[suara motor berhenti "wah tumben nih Leo bicara dengan orang baru"] ucap si tukang ojek.
Dan langsung di respon oleh Leo ["manusia harus terus berkembang, iya kan pak Hajep"] kepada si tukang ojek.
Di tengah bertanya Leo bangun dari duduknya dan mendekat si pak Hajep yang telah siap sedia mengantarkan Leo ke tempat kerjanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments