Hujan kencang bergabung angin ribut di bumbui guntur dan pentir di malam itu membuat penglihatan ruang milik Leo sangat terganggu.
Bagaimana tak terganggu bukannya masuk ke dalam rumah saat di beri tanda gerimis pada belasan menit yang lalu.
Leo malah menetap di luar rumahnya sambil terus memainkan gitarnya.
Dan cuaca yang ekstrem itu spontan berhenti dan mencurangi tahapan berenti yang semestinya.
Saat suara hujan lenyap si gadis muda, Wi, dan Leo terkesima dengan senandung pelepas tekanan dari Wulan.
Dan Wulan sendiri malah terhenti bersenandung setelah menyadari hijab suara hujan telah terbuka sehingga auratnya terpampang dengan jelas.
"lagi doang Wulan!!" pinta Wi yang saat ini berteduh di teras dapur rumah Leo.
Wulan langsung menjawab "hehe ketahuan parah nih hujannya datang gak tertebak berhenti lebih tak tertebak".
Pas di kata "tak tertebak" hujan kembali menyerang penglihatan ruang milik Leo dengan menabrakkan diri ke semua benda di permukaan bumi yang menghasil suara berisik maupun berbisik.
Di sisi belakang rumah, walau belum tahu Wulan akan kembali bersenandung atau tidak tapi Wi saat ini melangkah mendekatkan diri ke Wulan.
Memandangi Wi yang datang ke arahnya, tubuh Wulan bergetar sebab menahan tawa karena mengetahui maksud niat Wi mendekat diri padanya saat hujan turun kembali.
["bukankah itu kejadian tiga hari yang lalu?"] tanya si Wanita.
Kemudian Leo menjawab ["ya dan dari kejadian itu aku menyadari bahwa hantu yang suka bantu-bantu di rumah ternyata tak sendiri"].
Leo dan si wanita kini telah sampai di rumah, dari rumah Leo si wanita melihat ada Wulan dan Wi yang duduk di level teras rumah Leo.
Juga ada satu wanita lagi yang berdiri tepat di pintu rumah sambil menyenderkan badan hingga kepala ke daun pintu dan bergandengan tangan dengan gagang pintu tersebut.
["sedikit mengecewakan tapi kita sudah ketahuan dari awal"] jelas si wanita.
Si wanita yang mengikuti Leo ke tempat kerja ternyata dia adalah si gadis muda yang tiga hari lalu di kejar anjing.
Dan dari pandangan si gadis muda nampak Wulan yang sedang mencoba berdialog menggunakan bahasa isyarat.
["apa?,,,:apa?,, yang jelas!!, ngomong apa?, di bilang kita sudah ketahuan dari awal"] tegas si gadis muda.
Yang langsung ikut duduk menyisip tepat di antara Wulan dan Wi.
"jadi apa semua pengungsi itu sudah ada disini?" tanya Leo.
"sudah bang!," jawab si gadis muda.
Dengan berdiri tegap di hadapan para pengungsi yang mengungsi di rumahnya selama kurang lebih seminggu Leo dengan tegas berkata "oke, pertama saya sebagai pemilik rumah ini meminta keterbukaan entah apapun masalah kehidupan kalian hingga bisa lari dan bersembunyi dari tanggung jawab kalian masing-masing".
"baiklah,, aku pertama!" ucap si gadis muda yang tiba-tiba saja di potong oleh.
Leo berkata ["eh,,, dan jangan lupa untuk perkenalkan nama, usia, tempat asal, jenis kelamin, dan yang utama, kenapa dan mengapa alasan kalian mengungsi, oke paham?! Jadi silakan lanjutkan"] dengan nada bicara yang sangat formal.
Belum selesai Leo bicara [suara halus dari beberapa orang yang berusaha menahan tawa] hingga akhirnya si gadis muda [meledakkan tawanya] di susul [tawa Wi] dan yang terakhir di tutup oleh [ledakan tawa berdurasi pendek milik Wulan].
kemudian Leo pun bertanya ["jadi total pengungsi berjumlah tiga orang kan?"].
Gema dari lucunya nada formal Leo masih terasa menggelitik tapi mulai terkikis habis ketika Leo menanyakan total jumlah pengusi.
Dengan berani si gadis muda berkata "sayangnya satu pengungsi tak bisa kau deteksi jika mengandalkan pendengaran mu".
"Dan dia orang pertama yang mengungsi disini kan!?" pertanyaan penegasan dari Leo.
["ya, dan kau dari awal sebenarnya sudah mengetahui ini kan?!, pertanyaan ini hanya untuk memastikan saja"]. tanya balik dari si gadis muda.
"bisa jadi, dan stop pengalihan!! langsung saja perkenalan" ucap Leo dengan serius.
[Wi tertawa].
terus berkata ["aku sangka tadi kau hanya bercanda ternyata kita di suruh perkenalan beneran"] sambung [tertawa].
Si wanita bisu yang sedang menempel di ujung daun pintu ternyata dari tadi juga ikut tertawa dengan keunikan tawa miliknya sendiri.
Dan si gadis muda langsung berdiri lalu berkata "BAIKLAH, aku langsung perkenalkan diri?!, eh tunggu apa aku harus mengikuti gaya bicara sepertimu?".
Semua terdiam secara ekspresi, ucapan, dan tindakan.
Akibat tak mendapatkan satu respon kembali si gadis muda pun melanjutkan perkenalan nya
"Aku Sisilia, umurku 19 tahun, asalku dari Bandung, dan aku seorang hmm aku masih gadis bang?! hmm,,,, ... oh iya alasanku kenapa kesini cuma mau ngintip wajah dari sosok yang katanya wanita tercantik di dunia, terus mengapa harus mengungsi disini eh sebab wanita yang bikin penasaran itu juga sedang mengungsi disini bang, tapi bang dalam perkara keimutan aku masih bisa bersaing kok, oke next Wulan".
Memakan empat detik.
Barulah Wulan buka mulut "sebelumnya aku minta maaf,,,"
Tapi langsung di jeda oleh ucapan Leo yang berkata "kau yang bersenandung di malam yang hujannya tak karuan itu kan?".
"iya, maaf jika itu mengganggu pendengaran mu" pinta maaf dari Wulan.
["tidak, justru itu musik yang menarik apa kau seorang musisi atau sejenisnya?"] tanya Leo.
"hmm, semua semua punya Wulan saja yang menarik" sindiran dari Sisilia.
["hehe, eeh namaku Asmaul Husna tapi sering di pangil Wulan, usia ku sekarang 28 tahun, asalku dari jakarta, jenis kelamin perempuan, dan Alasan mengungsi eh aku sepertinya tak punya alasan, aku hanya di seret Wi sampai ke daerah ini aku bahkan tak tahu ini dimana, eh sekian dan terimakasih"] jelas Wulan dengan sikap lugunya.
Dengan nada malas versi wanita Wi bercakap ["panggil saja aku Nual, aku mungkin 35 tapi terdata 34, asalku dari jakarta, aku wanita, dan jujur saja aku memilih mengungsi di sini sebab tak mendapatkan izin untuk membunuhmu"]
["beruntungnya aku sebab ucapanmu itu beraroma lelucon walau dengan nada yang serius"] tegas Leo.
Dan giliran si wanita bisu untuk perkenalan, si wanita bisu itu maju sedikit ke tengah teras depan rumah Leo dan berbicara dengan bahasa tubuh.
Di terjemahkan langsung oleh Wi yang berucap ["namanya Asri, 25 tahun, berasal dari desa sebelah, katanya dia wanita single yang (batuk) dengan sengaja datang kesini karena tertarik dan ingin menikah denganmu"].
[Wi melanjutkan sisa batuknya].
Mendengar suara batuk Wi yang tepat di situasi yang kurang tepat Sisilia membuka komentar ["apa maksudmu batuk berlebihan seperti itu"].
"ini (batuk) sungguhan (batuk)" cakap Wi dalam keadaan masih terbatuk-batuk sungguhan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments