Dengan alasan untuk mempersempit peluang terjadinya peristiwa memalukan mamanya Wulan berencana segera menikah kan Wulan secepat yang mereka bisa.
Dan memang sedari Asmaul Husna masih remaja pesona bahkan hanya dari aura kehadirannya sangat menekan sisi persaingan para kaum pemuda sekalipun ketika remaja Asmaul Husna sudah dalam mode tertutup..
Setetes air mata itu perlahan menguap di hangatkan berbagai keunikan senyuman diruang tamu itu tanpa satupun penjelasan jelas para tamu beranggapan itu momen yang sangat menyentuh bagi Asmaul Husna di kejutkan dengan lamaran dadakan yang tak seorang pun akan menduga.
Tubuh Wulan bergetar kencang sejenak sebelum ia sempat berhasil meredam getaran yang cukup hebat itu. Kini Wulan perlahan mendekat ke titik yang akan berlangsungnya ritual sakral yakni akad nikah.
Dalam keluarga besar Wulan perencanaan sesiap dan sekaget seperti saat ini jelas takkan terjadi kalau bukan karena ibunya itulah yang dalam benak Wulan sekarang. Dengan tetap membungkam mulutnya Wulan hanya bergerak mengikuti perannya sebagai seorang anak yang penurut namun baru mau duduk untuk melakukan akad nikah mama Wulan datang bersama suaminya dan hal yang sama juga di alami oleh mama Wulan yakni terkejut mengetahui adanya tenda pelaminan tepat di rumah suami adiknya.
Sungguh melegakan karena mama Wulan ternyata benar ingin segera menikahkan anaknya akan tetapi bukan dengan cara penjahat yang terlihat jelas sangat tergesa gesa seakan sedang melakukan sebuah tindakan kejahatan.
Maksud mama Wulan telah di manfaatkan oleh teman masa sekolah dasar Wulan dulu yang kebetulan memang cukup dekat antara pihak keluarga Pratan dan keluarga Wulan di mana secara tak sengaja ketika pembahasan keluarga mulai membahas tentang pasangan hidup papa Wulan dan mama Wulan, papa Pratan dan mama Pratan sedangkan saudari mama Wulan yang bernama Ninda berpura-pura berpasangan dengan dengan teman kuliahnya untuk menjahili kedua anak kecil yang begitu lucu itu.
Hal tersebut ternyata dianggap serius oleh Pratan dan kabar bahwa Wulan harus secepatnya dinikahkan sewaktu Wulan masih di Malaysia bocor ke telinga Pratan. Pratan pun salah menduga karena langsung menarik kesimpulan tanpa mencari dahulu kejelasannya bahkan dengan berani dan penuh percaya diri langsung mengambil tindakani ditambah berhasil meyakinkan bibi Wulan.
Pratan sebenarnya bukanlah anak yang seperti saat ini akan tetapi umpan dari rasa penasaran tentang rupa asli dari teman masa kecilnya yang kini mengguncang dunia hingga setiap detiknya menciptakan tekanan untuk mengetahui.
Kalau dilihat video amatir yang tersebar di sosial media rekaman video tersebut yang kurang jelas karena diambil dari sisi yang cukup jauh dan terlalu singkat justru lebih menimbulkan lebih banyak rasa penarasan.
Begitu memasuki ruang tamu yang sedikit lagi akan dilaksanakan akad nikah antara Prada Windana Pratan Terta Wijaya atau Pratan dengan Asmaul Husna atau Wulan dan wali bibi Wulan dan suaminya serta penghulu dan beberapa orang saksi Mama Wulan langsung bertanya kepada adiknya "IDE SIAPA INI NINDA???" dengan mata membelalak memberi tekanan mirip seperti induk ayam yang disentuh anaknya yang masih mungil.
"loh?,, kan!! kata kaka sebisa mungkin Wulan segera secepatnya dinikahkan? adik Pratan jauh jauh dari luar kota datang kemari berniat baik untuk,,," kata Ninda bibi Wulan yang berusaha menjelaskan tetapi langsung di potong
"TIDAK,, TIDAK'TIDAK SAYA MERASA DI RAMPOK SEtelah melihat semua kegilaan ini" jelas mama Wulan yang expresi wajahnya dari marah perlahan mulai berembun.
Sementara papa Wulan yang berdiri tak jauh di belakang istrinya kini mendekat dan berusaha menahan pergerakan dari mama Wulan yang mulai di gerogoti emosi yang tak stabil.
Menyaksikan mama Wulan Pratan mulai merasa tak nyaman, sedangkan penghulu sedikit merasa mual, bibi Wulan Ninda juga berekspresi bingung dan perlahan bola matanya berkaca-kaca, para saksi satu per satu tercicil keluar ruangan, dan beberapa tamu undangan yang berada diluar justru penasaran, si polwan sendiri mematung di sudut ruangan mencoba menikmati serta memahami apa yang sebenarnya terjadi disini.
Mama Wulan melihat wajah Pratan seketika teringat momen di masa lalu di mana waktu itu di rumah lama mama Wulan yang bertetangga dengan rumah orang tua pratan. Hubungan kedua keluarga begitu dekat hingga kedua rumah terasa tak memiliki pagar bahkan jikalau salah 1 keluarga sedang keluar rumah dan mengosongkan rumah mereka maka kunci pintu akan di titipkan ke sebelah.
Begitu juga saat hendak keluar tapi urusan yang merepotkan jika harus membawa anak maka mereka juga saling menitipkan anak satu sama lain.
Di suatu pagi, Pratan yang berusia 14 tahun di titipkan kedua orang tuanya yang mau keluar ke luar kota selama beberapa hari dan berkemungkinan bisa sampai seminggu untuk urusan yang tak di ketahui.
Pada pagi itu keluarga Wulan baru mulai sarapan ketika Pratan di titipkan mama Wulan mencoba menawarkan untuk sarapan bersama kepada orang tua Pratan.
Namun alasan mengejar waktu sebab telat bangun, kedua papa Pratan hanya mengambil 1 buah pisang yang letaknya di sisi meja terdekat dari mereka lalu langsung pergi dengan melambaikan tangan yang di tujukan untuk Pratan dan mama Pratan yang menunggu di pintu antar ruangan juga melakukan sikap cermin yakni ikut melambaikan tangan ke Pretan terus ke Wulan juga.
Pratan dan Wulan pun sarapan bersama dengan kedua orang tua Wulan dalam keadaan sudah berpakaian rapih kemudian setelah sarapan Wulan dan Pratan pun sudah bersedia untuk di antar ke sekolah mereka yang memang sudah di sengajakan bahwa mereka akan bersekolah di tempat yang sama.
Papa Wulan yang seperti biasanya selalu mengantarkan Wulan sebelum ke kantornya kali ini mengantar Pratan juga dan saat waktu pulang sekolah papa Wulan dan mama Wulan selalu komunikasi untuk memastikan Wulan selalu di jemput tepat waktu dan tak ingin Wulan menunggu walau hanya sebentar.
Kali ini papa Wulan cukup sibuk sampai tak bisa membuat alasan untuk istirahat sebentar dan seperti biasa mama Wulan sebagai second driver harus keluar rumah untuk menjeput Wulan dan Pratan memakai motor.
Sesampai di rumah Wulan dan Pratan kebetulan memiliki tugas rumah yang sama walau mereka beda kelas. Mereka pun mengerjakan tugas bersama di lantai tapi tengah mengerjakan Wulan merasa mengantuk dan terlelap.
Mama Wulan sendiri baru selesai membuat cemilan lalu mengantarkan sepiring cemilan untuk Wulan dan Pratan tapi,
[bunyi piring terjatuh]
pandangan tak nyaman di lihat mama Wulan kemudian berteriak "KELUAR KAU DARI RUMAH KU ANAK *****".
Pratan pun berlari terkejut dan berlari keluar rumah.
Dan mungkin karena peristiwa ini menjadi alasan mama Wulan ingin segera menikahkan Wulan secepatnya saat sudah cukup dewasa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments