Ketegangan di ruangan tersebut mulai menurun saat Ninda bibinya Wulan pingsan karena terus di serang titik rasa bersalahnya oleh kakaknya(mamanya Wulan). Pratan perlahan keluar dari ruangan lalu melarikan diri mirip seperti beberapa tahun lalu dan sangat tak asing bagi Pratan, mama Wulan dan tentunya Wulan itu sendiri beruntungnya kejadian tersebut hanya menjadi aib mereka bertiga sehingga hanya mereka bertiga yang tak bertanya-tanya tentang perihal yang terjadi.
Suami Ninda langsung menggendong istrinya dan memindahkan ke kamar sedang mama Wulan menangis haru seraya mendekat pada anaknya dan langsung memeluk Wulan spontan Wulan pun membalas pelukan ibunya dengan pelukan yang terlihat lebih erat di sambung suara tangis juga di banjiri air mata yang bercampur air mata kerinduan juga air mata kebingungan kemudian pelukan mereka berdua di bungkus oleh rangkulan panjang dari kedua lengan ayahnya.
Di saat yang sama penghulu para saksi dan para tamu undangan yang tersisa meninggalkan tempat dengan penuh kekecewaan dan secara samar terdengar "yaelah, seriusan ini gak jadi makan? huuu" suara itu mungkin berasal dari tamu undangan yang berlatar belakang seorang mahasiswa semester awal yang kemungkinan memiliki kos di sekitaran daerah tersebut.
Tersisa Wulan dan keluarga juga ada si polwan yang tetap tinggal karena memang di tugaskan untuk terus mengawal Wulan selama dunia masih di pengaruhi bius Afiyah Intan.
Setelah 1-2 jam suasana mulai tenang si polwan mengatakan pada kedua orang tua Asmaul Husna bahwa Asmaul Husna harus tetap bergerak agar tak terlacak dari fans fanatik serta fans yang memang di buat gila karena rasa penasaran mereka sendiri itu semua jelas untuk menghindari pertemuan langsung yang berpeluang besar terjadinya kekacauan.
Mendengar si polwan yang sangat rasio juga penjelasannya yang tersusun begitu rapi dengan cara pembawaan yang menenangkan, tanpa sepatah kata mama Wulan hanya menganggukkan kepala yang menandakan kalau ia setuju.
Si polwan dan Wulan kini kembali ke mobil dan terus bergerak bepergian tanpa tujuan yang pasti karena niat mereka terus berpindah hanya sekedar menghapus hawa keberadaan dari Asmaul Husna yang terlalu banyak menyita perhatian dunia.
[bising kendaraan lalu lalang]
"untuk malam ini kita tidur di mobil dulu" jelas si polwan sambil menyetir.
"tak masalah tapi aku harap kau memang salah satu yang yang terbaik dalam pekerjaanmu" ujar Wulan .
"untuk misi ini kau boleh memanggil Kial" cakap si polwan.
Mereka berhenti di restoran yang menyediakan makanan siap saji kemudian memesan 1 paket dengan porsi normal untuk Wulan dan 3 paket dengan porsi keluarga untuk Kial. Seusai mengambil pesanan mereka lanjut berkendara mencari spot bebas parkir untuk makan dan lanjut tidur.
"kenapa menatap seperti itu, ini hutang bahan bakar seharian penuh di tambahan energi juga untuk besok" omelan Kial kepada Wulan yang dari tadi menyaksikan dirinya yang sedang mukbang offline di dalam mobil.
"aku tak punya bahan lain untuk di tonton, dan sepertinya jika kau berhenti dari pekerjaan yang lumayan berat ini kau punya potensi jadi vlogger yang terkenal" ocehan Wulan .
"eh maaf pekerjaan berat? apa kau tak salah ucap? aku rasa punya kecantikkan yang over dosis seperti mu jauh lebih berat" celoteh Kial walau terus menerus mengunyah.
Pagi yang cerah untuk situasi yang resah mama Wulan terbangun dan menyadari bahwa semalam ia bersama suami tercinta menginap di rumah saudarinya lalu ketika mengintip ke depan rumah ternyata banyak orang sudah semalam menginap karena telah mendapatkan informasi terbaru tentang keluarga Wulan.
Mengetahui hal tersebut mama Wulan langsung membangunkan suaminya dengan berbisik dan dominan memakai sentuhan yang jelas minim suara begitu beberapa guncangan hebat papa Wulan pun tersadar langsung memberikan tatapan bermakna tanda tanya kepada mama Wulan.
Mama Wulan sendiri hanya menaruh jari telunjuk di bibir tanpa bersuara sambil melirik ke arah jendela kode tersebut berhasil di pahami orang yang baru setengah sadar.
Tanpa sepatah kata sepasang suami istri itu benar-benar paham apa yang harus di lakukan mereka kompak membungkam suara dari langkah kaki mereka menuju dapur untuk keluar dari belakang kemudian memutar guna mengambil mobil mereka yang sengaja di parkir agak jauh dari rumah adiknya mama Wulan.
Akan tetapi begitu kedua orang tua Wulan baru masuk ke dalam mobil mereka seorang membuka pintu belakang mobil mereka tepatnya dari sebelah kiri dan duduk tersenyum terdiam terbisukan sejenak.
Saling menatap mereka bertiga di dalam mobil itu sedangkan papa Wulan dan istrinya saling menatap dengan diam sejuta makna "apa dia kenalanmu?" dalam benak mama Wulan.
"bukanlah, aku pikir dia kenalanmu?" respon benak papa Wulan kepada mama Wulan.
"kalau dia tak punya kenalan di sini? jadi untuk apa senyuman sok akrab itu?" respon balik benak mama Wulan.
"mungkin saja orang gila wilayah ini" candaan antar benak pasangan yang jelas hanya akan di pahami oleh tingkat hubungan lebih dari sekedar kata spesial.
Setelah mereka bertiga saling diam kurang lebih 1/2 menitan papa Wulan memutuskan membuka percakapan "tak bisakah kau turun?, kami sedang buru-buru" tegas papa Wulan dengan ekspresi super serius yang justru sengaja memancing tawa dari sang istri dan umpan tersebut STRIKE.
"halo, kebetulan saya punya tempat tujuan yang sama,, jadi boleh numpang sampai tempat tujuan?" sapaan orang gila yang duduk di belakang yang sampai sekarang terus tersenyum agar bisa segera akrab.
"jadi senyuman itu untuk dapat tumpangan?, oke tak masalah" tanggap papa Wulan.
[mesin mobil hidup]
Papa Wulan hendak menjalankan mobil tapi sempat di cegah oleh istrinya yang kemudian berkata "tunggu pa!, kita perjelas dulu semuanya di sini sebelum jalan" dengan menatap tajam si orang gila tersebut.
Bukannya menurut ucapan sang istri, papa Wulan justru tancap gas dengan kencangnya lalu dalam momen menegangkan itu ia berkata "yang jelas kita menjauh dulu dari jumlah yang mama lihat tadi di depan rumah" dalam fokus tingkat tinggi.
Selama perjalanan obrolan mereka terus berkelanjutan tanpa jeda dan kurang lebih yang bisa tuliskan dari isi percakapan mereka itu sebagai berikut.
Sebuah rayuan yang tak butuh waktu lama sudah berubah menjadi tawar menawar di mana isi penawaran yang di tawarkan orang gila tersebut yang ternyata seorang agensi TV bahwasanya anak mereka yakni Asmaul Husna (Wulan) akan di buatkan program TV untuk mempermudah mencarikan jodoh yang lebih baik dan jelasnya lebih layak untuk bersanding dengan anak mereka.
Papa Wulan menyerahkan kuasa penuh terhadap anak mereka kepada sang istri yang sudah sangat jelas MENGANDUNG MELAHIRKAN MENYUSUI. Sementara itu mama Wulan langsung tertarik dan menerima tawaran tersebut tanpa konfirmasi dulu dari anaknya.
................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments