...Author point of view....
Troy mencium Jessie, untuk pertama kalinya, dari sekian lama ia tak dapat menyentuh bibir itu. Tubuh Jessie membeku, pikirannya melayang entah kemana, ribuan kupu-kupu seperti hinggap di dalam perutnya.
Menggelitik, lalu menertawakan kebodohannya, yang lagi-lagi jatuh dalam pesona dewasa Troy. Troy begitu tidak tahu diri, karena berani membelit lidah di antara mereka. Ia memeluk pinggang Jessie semakin intens.
Memejamkan matanya erat, menikmati desiran aneh yang menjalar di setiap peredaran darahnya. Troy merasakan rasa panas sekaligus dingin dalam kepalanya, merasa hasrat yang tidak pernah bangun setelah bertahun-tahun, kini kembali bangun dengan hanya mencium bibir wanitanya. Terlena dengan belitan lidah Troy, Jessie melingkarkan tangannya pada leher Troy,
Ia menjinjitkan kakinya, semakin memperdalam ciuman itu, yang di landasi oleh nafsu dan, kerinduan. Saliva mereka saling bertukar. Troy melepaskan ikatan di antara bibir mereka, namun hanya sekejap, karena selanjutnya bibir itu saling tertaut kembali, tidak mau terpisahkan. Troy mengangkat Jessie dalam gendongannya, memasuki lorong rahasia, yang terhubung dengan sebuah kamar.
Melempar Jessie di atas ranjang, lalu mulai mencumbui tubuh wanita itu. Merasakan dahsyatnya hasrat di antara mereka. Saling melepaskan kain satu sama lain, lalu bergumul di tengah-tengah emosi batin yang sedang menyiksa keduanya. Melilitkan tubuh satu sama lain oleh emosi setelah habis bertengkar.
“Arghh.” geram Troy merasa sulit memasuki bibir bawah Jessie.
“Ahhh, Troy.” desah Jessie saat Troy berhasil menerobos masuk miliknya yang sudah lama sekali tidak terjamah. Kali terakhir miliknya terjamah pun oleh pria yang berada di hadapannya.
Tubuh Jessie terhempas di atas tubuh Troy, dengan nafas yang tersenggal-senggal, merasakan efek luar biasa dari percintaan panas mereka di atas ranjang. Troy tidak menyangka, bahwa obat yang telah ia pesankan untuk dimasukkan kedalam minuman Jessie, baru bereaksi sekarang.
Jessie merasakan kantuk yang luar biasa, setengah sadar, ia melihat bayang-bayang ruangan yang sangat asing baginya. Pipinya yang berada di atas dada Troy, bergerak naik turun sesuai irama nafasnya. Jessie sangat kalap, ia mencengkram seprai di masing-masing kanan kirinya. Troy mengadahkan wajahnya, menatap langit-langit kamar, yang dulu pernah menjadi tempatnya bercinta dengan Jessie. Namun sepertinya, Jessie lupa semuanya. Jessie melupakan kenangan mereka.
Troy menurunkan tubuh Jessie dari atas dadanya. Kini tubuh Jessie membelakanginya. Segera Troy melakukan penetrasi itu kembali, walau Jessie sudah setengah tidak sadar.
Mata Jessie tertutup, ia mulai tertidur, setelah menghabiskan waktu berjam-jam untuk bercinta dengan Troy. Si bajingan, yang tak pernah berubah. Menjadi figur seorang ayah yang baik di depan semua orang dan media, namun bersikap begitu bejat, dengan masa lalunya.
“Aku akan mendapatkan hak asuh kedua anakku, Jessie. ” Troy mengambil ponselnya, melihat vidio yang ia rekam. Menangkap wajah Jessie yang tak pantas menjadi tontonan publik.
Troy menyimpan vidio itu hanya untuk menjadi ancaman bagi Jessie. Troy yakin, dengan vidio yang menangkap pergerakan Jessie di bawahnya, yang mengoceh memintanya untuk berbuat lebih terhadap suatu di tubuhnya, cukup untuk membungkam bibir Jessie dengan apa yang sudah terjadi.
...★★★...
Jessie terbangun dengan badan yang remuk, matanya menyipit berusaha menyesuaikan dengan cahaya yang ada. Rasa dingin langsung menembus ke kulitnya yang tak tertutupi sehelai benang pun, kecuali selimut tebal. Jessie merasakan sensasi aneh luar biasa, yang tak seharusnya ia rasakan. Jessie mencengkram selimut di bagian dadanya. Ia merasakan perasaan yang tak enak. Tak dapat di pungkiri, bahwa Jessie merasa,
Dirinya, habis bercinta ?
Mata Jessie membesar, ia mengecek keadaannya lewat bawah selimut, betapa terkejutnya Jessie melihat tubuhnya yang kosong. Di penuhi oleh banyak bercak merah di dadanya. Ia juga merasakan, rasa sakit di area bawahnya.
Hatinya hancur, bak pelacur yang di tinggal oleh partnernya, Jessie merasakan harga dirinya telah sangat rusak. Ia bukan lah Ibu yang baik, bukan juga wanita yang dapat menjaga dirinya.
Jessie melemas, ia benar-benar lemas dengan kenyataan yang baru ia dapatkan sekarang. Dengan badannya yang berbaring terlentang begitu pasrah, selimut yang ia kenakan pun sedikit menyusut kebawah hingga perut.
tiba-tiba terdengar suara decitan pintu dari dalam, membuat Jessie panik dan segera menarik selimutnya hingga leher. Mata Jessie membola, melihat siapa yang keluar dari dalam kamar mandi. Troy membiarkan rambutnya yang basah, ia berjalan dengan hanya handuk yang melilit di pinggangnya.
Troy mengambil map di atas meja kaca. Lalu dia menghampiri Jessie, dan melemparnya di atas kasur. “Cepat baca, dan tanda tangani. ” Jessie merengkuh selimut di tubuhnya, lalu dia mendudukkan tubuhnya yang setengah tertidur. Jessie membaca file itu dengan perasaan campur aduk.
Rasa takutnya menjadi nyata. Jessie menggigil tersiksa dalam selimut, ia merasakan rasa sakit yang luar biasa di hatinya. Belum mulai memperjuangkan hak Nessie agar bersamanya saja, Jessie harus melalui hal ini sebagai pembukaan.
“Aku tidak mau.” Jessie tertekan, ia menggeleng keras, Nessie adalah anaknya, begitu pun Lauryn, ia akan memperjuangkan hak kedua anaknya.
“Kau harus mau, Sayang.” Troy tersenyum miring, menaiki kasur dengan merangkak, mendekati Jessie. Jessie mundur dengan takut, merasa sangat terancam dengan keberadaan Troy.
Troy memaksa Jessie untuk duduk di sampingnya, nafas Jessie tersenggal-senggal, Troy memeluk punggung Jessie dengan sebelah tangannya. Lalu tangannya yang lain, mengambil remot televisi di atas nakas samping tempat tidur.
“Jika tidak, aku akan menyebar luaskan vidio ini. ” Jessie tercengang dengan apa yang ia lihat, bagai di serang oleh ribuan paku-paku tajam, tubuhnya terdiam kaku.
“Lihatlah, kau sangat liar bukan? Kau sama sekali tidak berubah, kau masih seliar saat dulu kita melakukannya. ” bisik Troy membuat Jessie merinding, Jessie berusaha meraih remot itu dengan kasar. Namun Troy menjauhkan remot itu dari jangkauannya.
“Apa kau masih sering melakukannya setelah tidak bersamaku, Jessie?”
deg.
Troy sangat kurang ajar. Troy adalah pria yang jahat. Troy bukanlah seorang Ayah atapun manusia.
“Bahkan hewan lebih terhormat daripada dirimu Troy. ” Geram Jessie marah, emosinya sudah tercampur dengan rasa sakit dan dendam yang baru saja tercipta.
“Cepat tanda tangani ini Jessie. Maka aku akan melepaskanmu dengan semua yang terjadi. Kau akan hidup bahagia, tanpa Lauryn dan Nessie. Karena aku lah yang berhak merawat mereka berdua. ”
Dengan sengaja Troy mengeraskan televisi itu, membuat Jessie frustasi dan mencoba untuk merebut remote itu dari Troy, Jessie merasakan degupan jantungnya yang begitu kencang. Dirinya sudah sangat dipermalukan di depan Troy.
Suara desahan yang seharusnya ia tak keluarkan semakin terdengar keras dari televisi, membuat Troy tertawa jahat. Troy menyambungkan vidio dari ponselnya ke televisi. Semakin membuat Jessie merasa malu, dan sakit hati.
“Jika kau tahu seberapa banyak rasa sayangku padamu, mungkin kau tidak akan percaya, Jessie. Terpaksa aku melakukan hal ini. Aku hanya ingin kamu bersamaku, dan anak-anak kita.” ujar Troy dalam hatinya.
Troy tidak benar-benar akan membeberkan vidio itu. Ketika ponselnya tidak lagi tersambung oleh televisi, maka vidio itu akan lenyap dan tak meninggalkan jejak digital apapun di televisi itu.
...Author point of view off....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Aze_reen"
wahhhh.. sialan si troy.. ternyata sudah ku dugong...
licik lo bro
2022-10-10
0
est
kom troyv jahat baget mana ada ibu yg mau dipisahkan ma anaknya...kecewa pembaca
2022-09-05
0
Delius Sab
jalang mau² aja di ajak tidur, wanita tidak ada pendirian,, besok2 kalau buat cerita kurang²i pemeran utamanya seperti jalang
2021-08-25
0