chapter 10

...Author point of view....

Troy sibuk dengan ponsel di tangannya, dua bodyguard yang berdiri dari kejauhan tampak tak menyadari kalau sebenarnya anak dari tuan mereka, sudah pergi entah kemana. Troy kembali menaruh ponselnya di saku, ia berjalan tegas, semakin menyiratkan aura ke angkuhannya.

Troy sedikit tersentak diam, ia tertegun, ia tolehkan wajahnya ke samping, lalu dagunya turun ke bawah. Menyaksikan tak ada Nessie bersamanya. Troy langsung terkejut bukan main.

Ia berjalan cepat, namun masih dalam batas wajar. Ia tak berkata satu kata pun, karena terlalu shock.

“Cek cek cek. ” suara dari mikrofon terdengar besar, orang-orang yang tadinya masih berdiri di sekitar, kini mulai duduk di bangkunya masih-masing.

Tidak dengan Troy yang diam dengan pikirannya, hingga,

“Permisi tuan? Bisakah kau duduk?” Troy membuang nafasnya kasar, mana mungkin ia bisa duduk tenang. Jika anaknya saja hilang tidak bersamanya.

Troy melemparkan tatapan tajam dan membunuh pada kedua bodyguardnya yang duduk gemetar di antara para orangtua yang ingin menyaksikan seminar anak.

Mau tak mau Troy harus dapat menahan amarahnya, Troy duduk di salah satu kursi paling depan, yang memang di khususkan untuknya. Oleh kepala sekolah anaknya setempat.

“Sebagai pembukaan seminar menyambut hari anak internasional, kita saksikan pertunjukan dari perwakilan Grand School dan teman-teman!!” sorakan tepuk tangan semakin membuat pikiran Troy runyam. Ia khawatir terhadap anaknya.

Namun saat langkah kaki itu terdengar, bersamaan dengan instrumen lagu yang mulai di mainkan. Troy mendongakkan wajahnya, matanya tak berkedip sama sekali. Troy fokus pada sesosok anak yang sangat lincah di antara yang lain.

“Astaga.” tidak terdengar sama sekali ucapan Troy, Troy tercengang dengan apa yang ia lihat. Bagaimana mungkin Nessie dapat berada di panggung itu dengan kostum yang sama sekali tak ia persiapkan.

Gerakan tarian anak anak pun semakin indah, mereka menari dengan kompak. Troy mencoba rilex dan fokus pada apa yang ia lihat. Pikirannya terhenti tiba-tiba, Troy tak lagi memikirkan siapa sebenarnya sesosok anak perempuan itu. Ia hanya fokus melihat wajah gadis kecil itu, yang sama seperti Nessie. Atau kah itu memang Nessie?

Sepuluh menit berlalu, sorakan tepuk tangan terdengar, Troy juga menepuk tangannya keras-keras.

“Daan tarian pun selesai!! Untuk anak anak boleh turun dari podium, dan memeluk orangtuanya masing masing yaa!! Ayo! Satu...” mata gadis itu terbelak kaget, mata gadis yang daritadi mencuri perhatian Troy.

“Dua...”

“Tiga!”

Troy langsung berdiri tegak, berbeda dengan orangtua yang lainnya, Troy bahkan merentangkan kedua tangannya. Seolah seperti ada ikatan batin, anak kecil yang sedari tadi menjadi perhatian Troy, kini berlari kecil menuju Troy.

Troy berlutut secara refleks, anak kecil itu memiliki harum yang sama dengan wanita yang masih ia cintai. Masih ia lindungi, masih ia sayangi.

“PAPAA!!!”

Lauryn memekik kencang, suara cemprengnya yang sangat khas, membuat perhatian hanya tertuju padanya dan Troy. Seperti di film-film, mereka menjadi letak pusat yang sangat di perhatikan sekarang.

Ketika semuanya hanya duduk dengan anak mereka yang baru saja berlari, justru Troy dan Lauryn jauh sangat berbeda. Lauryn mendekap penuh tubuh Troy, Troy yang tadinya berlutut, kini berdiri dengan tegak dan kuat, seolah beban Lauryn hanyalah angin.

Sorak tepuk tangan terdengar keras, Troy memejamkan matanya kuat-kuat. Hingga akhirnya angin yang sedang berhembus agak kencang, membuat perhatian mereka teralihkan. Hingga.

Turunlah hujan deras.

 

Jessie mengencangkan genggaman tangannya pada anak kecil yang sedang ia genggam. Jessie langsung mengangkat tubuh anak kecil itu refleks, melindunginya dengan telapak tangan yang mendorong kuat punggung kecil itu agar semakin mendekat padanya.

Wajah mungil itu tenggelam penuh pada dada Jessie. Jessie menggigit bibir bawahnya kencang merasa bersalah. Entah perasaan aneh darimana yang sedang ia rasakan.

Hingga kaki Jessie pun sedikit berlari mencari letak keberadaan semua orang.

Tap.

Tap.

Tap.

Brukk.

Tubuh Jessie merasakan benturan cukup kuat dari bagian punggungnya, refleks membuat tubuh Jessie terdorong. Namun tak ingin kehilangan keseimbangan, Jessie masih bisa menahan tubuhnya untuk tetap berdiri.

Punggung keras yang tadi membentur punggungnya pun memutar tubuhnya 360 derajat. Pandangan mata Jessie terpaku jelas pada wajah Troy. Begitu pun sebaliknya. Keduanya berdiri saling berhadapan, di jaraki beberapa jengkal kaki manusia.

Telapak tangan Troy semakin mendorong punggung Lauryn, semakin mendekap anak itu, yang merasa sangat di lindungi untuk pertama kalinya. Sedangkan kedua tangan Jessie, memutar melingkari punggung anak kecil yang ia anggap anaknya.

Tatapan keduanya bertemu. Seiring hujan yang semakin deras saja, Troy tahu tatapan Jessie untuknya. Namun Troy tak mau terfokus akan hal itu, Troy langsung menarik punggung Jessie, lalu membawanya berdempetan dengan tubuhnya. Memaksa wanita itu untuk berjalan cepat mencari tempat berteduh. Dengan sebelah tangan kekarnya yang melingkar di pinggang Jessie.

...Author point of view off....

Terpopuler

Comments

Made Elviani

Made Elviani

k2nya anak kembar Jessy n Troy

2022-04-15

0

Raisa Byi04

Raisa Byi04

pinter bgt bkin bingung thor...lanjuuut

2021-06-30

0

wongdeso

wongdeso

anak jessi kembar ya thor

2021-01-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!