chapter 15

...Author point of view....

Suasana pun menjadi tegang, Nessie mengembungkan kedua pipinya marah, karena bentakan Troy untuknya. Nessie yang tumbuh menjadi seorang anak yang manja dan keras kepala langsung turun dari atas paha Troy. Ia turun dengan susah payah, dan Troy pun tidak berusaha untuk menghalanginya.

“Troy!” seru Jessie cemas, ingin segera menyusul Nessie yang sudah berlari menjauh dari keberadaan mereka.

“Tidak Jessie. Nessie akan baik-baik saja, cepat habiskan makananmu, Sayang.” Troy mengalihkan perhatiannya yang menatap Jessie lurus, kini menatap Lauryn. Sambil mengusap pucuk kepala gadis itu.

“Tapi..” Lauryn langsung memakan makanannya. Troy tidak peduli dengan otak anak-anaknya yang belum bisa mengerti keadaan begitu dalam.

Apalagi keadaan yang menimpa keluarganya sangat rumit, dan begitu tumpul, seperti tidak ada jalan keluar apapun.

Troy memandang wajah Lauryn, ia merasakan kesenangan yang sangat tinggi, karena sudah bisa bersama anaknya. Anak yang berpisah darinya selama lima tahun lamanya. Entah Troy harus berterimakasih pada siapa. Karena ini terjadi sangat tiba-tiba.

Jessie merasakan kupu-kupu terbang di perutnya, saat melihat Lauryn, anak yang ia jaga, sudah dapat berada di sisi Ayahnya. Tapi di satu sisi, Jessie mau tak mau harus mengingat. Karena ini hanyalah untuk anak-anaknya. Bukan untuk dirinya ataupun ayah dari anaknya, Troy.

Jessie berdiri dari kursinya, “Aku ingin ke toilet, titip Lauryn ya.” ujar Jessie masih kaku, dan tidak sama sekali berusaha ingin mencairkan suasana di antara dirinya dan Troy.

Troy mengangguk, Jessie pun pergi ke toilet. Belum lama Jessie pergi ke toilet, seseorang datang menghampiri meja mereka. Mata Troy menyipit, saat yang datang adalah bodyguardnya.

Seorang lelaki berbadan besar itu dengan pakaian yang serba hitam, berbisik kepada Troy. Troy menghembuskan nafasnya panjang. Ia langsung memerintahkan suatu hal pada pria berbadan besar itu.

Bodyguard itu pun mengangguk patuh, Troy menarik kepala Lauryn lembut, agar menatap wajahnya. Lauryn seperti sedang terhipnotis oleh tatapan lembut yang Troy lemparkan.

“Ayah akan pergi sebentar ya, kamu dan Mama tetap disini oke? Jangan kemana-mana. Kalau Mama masih tetep mau pergi, kamu segera bilang ke Om ini ya, oke?” titip Troy begitu meyakini Lauryn agar patuh dan mau mendengarkan permintaannya.

Lauryn meneguk ludahnya lugu, dengan mata polos yang menatap penuh ke wajah Troy. Wajahnya yang membuat siapapun gemas kini mengangguk patuh. Membuat Troy tersenyum senang, lalu segera menjatuhkan kecupan tepat di kening Lauryn.

Troy pun melenggang pergi dari restaurant, tak berselang lama, Jessie kembali dengan mata yang memerah. Akibat tangisan yang tak dapat ia tahan, namun juga tak akan ia biarkan lepas di depan orang yang paling ia benci.

“Lauryn, ikut Mama sekarang.” ujar Jessie dingin, melihat keberadaan Troy yang sudah menghilang. Lihatlah, baru ditinggal sebentar saja pria tua itu sudah menghilang.

“Kemana Ma?” tanya Lauryn sambil turun dari kursinya, Jessie menggendong Lauryn, namun Lauryn bersi kukuh untuk menghentikkan keinginan Jessie.

Jessie tak menjawab, “Tunggu disini aja, Rynryn mau tidur sama Ayah!” gertak Lauryn keras. Jessie kaget mendengar ucapan anaknya barusan.

“Dia bu--” Jessie menghembuskan nafasnya berat, menahan bibirnya untuk tidak mengatakan suatu hal yang tidak benar, dan tidak seharusnya anaknya dengar.

“Oke. Hanya satu malam, setelah itu besok kita pergi dari sini, right?” bujuk Jessie dengan mata yang memelas. Lauryn mengangguk.

...★★★...

Troy berhenti di sebuah loby utama. Seorang wanita yang menunggunya sejak tadi, kini menundukkan wajahnya sekilas dengan senyum tak berdosa. Karena telah berhasil membuat kebersamaan Troy bersama Jessie terganggu.

“Tuan, Nyonya Efsun memerintahkanku untuk segera menjemput Nessie. Dikarenakan Nessie yang sangat membutuhkan aibunya sekarang. ” ujar Mira begitu sopan. Setelah berhasil mengetahui keberadaan Troy, dari salah satu bodyguardnya via suara.

“Nessie akan aman bersama Ayahnya. ” jawab Troy dingin, memandang lurus pandangannya, enggan menatap Mira.

“Tapi Nyonya Efsun sudah memesankan hal ini pada saya.” Troy memasukkan kedua tangannya di saku celana kerjanya. Ia mengangguk formal, bukan karena setuju, tapi tanda ia sedang menimang-nimang.

“Nessie aman bersama saya. Nessie sudah makan, tidur, dan bermain. Suruh Efsun untuk tidak khawatir berlebihan.” ujar Troy tegas. Tak terbantahkan. Mira mengangguk dengan berat hati.

“Baik, selamat malam Tuan.” Mira segera pergi dari area hotel. Troy mengadahkan wajahnya keatas, guna menarik nafas di udara yang segar, lalu kembali menghembuskannya.

Troy memijat pangkal hidungnya, ia merasakan pusing karena lelah yang luar biasa. Ditambah Troy belum beristirahat sama sekali sejak tadi.

Troy kembali ke hotel, ia langsung menuju kamarnya. Lebih tepatnya kamar anak-anak. Troy sengaja tidak masuk ke dalam kamarnya sendiri. Karena malam ini ia akan tertidur bersama kedua anaknya. Semoga tuhan mengizinkan hal itu terjadi. Atau jika tidak, Troy akan tetap bersi keras. Apalagi Jessie yang akan menolak mentah-mentah keinginan itu pasti.

...★★★...

Jessie menghempaskan pantatnya di atas sofa empuk yang terdapat di kamar besar hotel itu. Ia memperhatikan gerak-gerik Nessie dan Lauryn yang sedang bermain anteng di atas kasur.

Nessie masih enggan menatapnya sejak saat ia tiba di kamar ini sehabis dari restaurant tadi. Jessie bangkit dari duduknya, ia menghampiri kedua anak yang sedang bermain iPad itu, lalu duduk di pinggir ranjang. Mendekati tepat di mana posisi Nessie berada.

Jessie berusaha menarik perhatian Nessie dengan beringsut sedikit, menyesuaikan posisi duduknya yang setengah bersila, karena satu kakinya yang lain masih menapak di lantai. Jessie duduk menyerong. Jessie mengambil sebuah sisir di atas nakas. Lalu ia mulai menyisir rambut Nessie.

Tak ada penolakan dari Nessie, membuat Jessie sangat senang dalam hati. Jessie mengusap rambut anaknya penuh kelembutan, lalu menyisirnya penuh kasih sayang.

“Lembut sekali, Sayang.” puji Jessie sambil menghirup harum rambut Nessie. “Dan wangiii.. Pasti Nessie rajin sekali mandi ya? Bagaimana jika besok pagi Nessie mandi bersama Mama?” tawar Jessie penuh pengharapan.

Lauryn menyusut mundur, ia setengah berbaring dengan posisi yang lurus, memandang gerak gerik antara Jessie dan Nessie. Lauryn tak ada masalah sama sekali karena kedekatan mereka. Tidak ada rasa iri sedikit pun dalam hatinya. Namun yang membuatnya bingung, kenapa Lauryn bisa merasakan sorot mata kesedihan dari dalam binar mata ibunya?

Cklek.

Troy datang dengan pakaiannya yang sudah berubah. Memakai celana pendek selutut, lalu kaus hitam yang melekat pas di badannya yang kekar.

...Author point of view off....

Terpopuler

Comments

Prigel Rahmadanty

Prigel Rahmadanty

ya thor lanjut

2020-12-13

1

Sumarni Aurellia

Sumarni Aurellia

thor lama banget up ny

2020-12-07

1

Fauza Hamda

Fauza Hamda

lanjutttt 😂😍

2020-11-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!