chapter 5

...Author point of view....

Jessie menahan nafasnya yang tercekat, karena ternyata dirinya masih berada di dalam hotel, dan kamar yang tadi ia tempati adalah salah satu kamar dari hotel Andreas.

Karena Troy yang membawanya acuh menuju lantai utama, otomatis Jessie memeluk leher Troy semakin erat, Jessie menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher Troy, agar tak seorang pun dapat melihat wajahnya.

Para pengunjung yang menyadari keberadaan salah satu pebisnis tersohor di Amsterdam pun terkagum, ada juga yang merasa iri.

Mereka pikir yang berada di gendongan Troy adalah, istri dari Troy itu sendiri. Jadi ada beberapa yang menggigit jari mereka karena gemas akan tingkah dan sikap Troy yang terlihat dingin, namun sangat romantis ketika bersama istrinya.

“Kau tidak perlu menyembunyikan wajahmu seperti itu.” ledek Troy sinis, menyadari ke was-was an dari wanita yang sedang berada di gendongannya.

“Kau gila.” rutuk Jessie kesal, akan Troy yang tidak terganggu sama sekali.

“Ya. Aku memang sudah gila.” jawab Troy acuh, semakin membuat Jessie kesal, hingga sebelah tangannya yang memeluk leher Troy, kini memukul pundak keras pria itu.

Lagi-lagi hal itu menjadi perhatian, Troy yang menyadari bahwa suasana semakin ramai, dan situasi semakin tidak stabil. Dengan cepat membawa Jessie ke mobilnya, yang sudah siap berada di basement.

Troy menurunkan Jessie ke dalam kursi mobil samping kemudi, ia menutup pintu kembali, lalu mengitari mobil bagian depan dengan cepat. Agar tak ada siapa pun yang menyadarinya. Troy masuk ke dalam kemudi mobil, ia melirik samping kirinya, mendapati wajah dingin dan datar dari Jessie, yang menatap lurus.

“Kita ke rumahmu?” tanya Troy santai, namun sedikit menyulut emosi Jessie, yang sedang tak bisa bersantai. Karena menyadari jika Troy ke rumahnya, berarti Troy akan bertemu Lauryn.

“Y-ya.” jawab Jessie gugup, ia akan membuat Troy menunrunkannya di depan gang saja. Tidak sampai masuk. Agar pria itu tak menemui anaknya.

Jessie tahu, bahwa Troy masih tidak mengetahui bahwa pria itu memiliki anak dari rahimnya. Ingin rasanya Jessie mengatakan hal itu, tapi ia takut, jika nanti Troy justru akan merebut Lauryn dari dalam pelukannya.

“Tidak perlu gugup. Kau akan aman bersamaku.” ujar Troy dingin, yang padahal bukan mencairkan suasana, malah semakin membuat suasana menjadi tegang.

Jessie mengendikkan bahunya acuh, ia membuang pandangannya ke luar kaca jendela. Perjalanan di isi oleh keheningan. Troy tidak membuka suara, sama seperti Jessie yang enggan memperpanjang obrolan. Memperpanjang obrolan dengan Troy, sangat tidak baik untuk kesehatan jantungnya.

“Bisa kah kita bertemu lagi?” tanya Troy di antara suasana yang sangat sepi. Jessie mengerinyitkan keningnya tak suka.

“Tidak.” jawab Jessie sangat singkat, dan sedikit pelan. Namun begitu tajam. Troy menghembuskan nafasnya, aura tak bersahabat jelas menjadi benteng besar di antara keduanya.

“Aku hanya ingin menanyai kabarmu.” balas Troy tak mau kalah, dalam membujuk Jessie.

“Aku baik-baik saja.” ucap Jessie mempersingkat obrolan, dan benar-benar membuat Troy mati kata.

Troy menganggukkan wajahnya, “Baiklah. Lusa aku ingin membelikkan sesuatu untuk Nessie. Ku harap kau bisa menemaniku.” suara lesu Troy, menggambarkan betul suasana hati pria itu. Yang tak sebaik media gambarkan di televisi atau majalah-majalah bisnis.

“Nessie anakmu?” Jessie merutuki dirinya sendiri, yang berhasil meloloskan pertanyaan itu dari bibirnya. Ia seharusnya tak bertanya hal itu. Bodoh!

“Kau mengetahui Nessie? Ah ya. Dia anakku. ” Jessie mengangguk, suasana mendadak menjadi semakin canggung.

“Di mana istrimu? Kenapa tidak dia saja yang menemanimu?” Troy langsung melemparkan tatapam tajam ke arah Jessie, Jessie mengerjapkan matanya seperti orang bodoh.

“Kalau kau sibuk, tidak apa Nona. Aku bisa membelinya sendiri.” jawab Troy dingin, di ikuti garis rahang wajahnya yang mengeras. Melihat itu, Jessie menggigit bibir bawahnya takut.

 

“Di sana!” seru Jessie tiba-tiba, perjalanan yang mencempuh waktu setengah jam itu pun berhenti. Secara mendadak Troy me rem mobilnya.

“Hufs.” Jessie membuka saltbelt yang melindungi tubuhnya, “Aku hanya sebentar. Tunggu di sini saja.” ujar Jessie pada Troy sedikit cepat.

Troy mengangguk, ia menghempaskan punggungnya pada senderan kursi mobil. Melihat tubuh Jessie yang semakin tinggi, dan semampai. Membuat Troy segera mengalihkan pandangannya ke arah ponsel.

Troy menyalakan ponselnya, terpampanglah wajah cantik putrinya di sana, yang sedang tertawa bahagia. Troy mengusap ringan layar ponsel, dengan ibu jarinya. Sudut bibirnya tertarik menciptakan sebuah senyum smirk.

‘Kita akan bersama.’ bisik Troy parau. Ia menyimpan ponselnya kembali, saat Jessie tampak berjalan ke arah mobilnya.

Jessie melambaikan tangannya ke arah luar kaca mobil, Troy yang tak paham maksud Jessie pun hanya menurunkan kacanya. Karena Jessie yang seolah menyuruhnya untuk menurunkan kaca.

“Ini hadiah kecil dariku untuk Nessie. Semoga anakmu menyukainya ya.” Troy tercengang bukan main, Jessie mengulur tangannya masuk melewati kaca mobil yang terbuka setengah.

“Ayo cepat naik lagi!” sergah Troy cepat, Jessie menggeleng sambil sedikit terengah, karena telah jalan terburu-buru.

“Aku sudah memesan taksi online. Terimakasih tumpangannya.” ujar Jessie membalas ucapan Troy. Troy yang awalnya sangat tak terima pun, hanya bisa menghembuskan nafas gusar. Melihat Jessie yang sudah berjalan cepat meninggalkan mobilnya, dan beralih masuk ke dalam taksi.

 

...Troy Axell A....

Troy memasukkan mobilnya ke dalam garasi besar rumahnya. Ia berjalan keluar dari dalam mobil yang sudah kembali terkunci. Suasana rumah besarnya memang sepi, kecuali jika memang Nessie, anaknya sedang bermain di sini.

Sekarang sudah mau malam, berarti Nessie sedang makan di ruang tamu bersama Efsun.

“AYAAAHH!” pekik Nessie girang, “Bunaaa Ayah udah pulaang.” Efsun yang tadinya sedang menunduk, kini mendongak bangun dari duduknya.

Troy tersenyum lembut kepada Nessie, “Nessie ke kamar dulu ya.” ujar Troy begitu lembut, Nessie mengangguk. Dan segera berlalu lalang pergi menaiki tangga.

Troy menghela nafas berat, Efsun tersenyum tipis. Troy rengkuh pipi Efsun, lalu ia kecup pelan dengan bibirnya. “Kenapa?” tanya Troy to the point.

“Hari ini Nessie hilang lagi.” ujar Efsun hampir tak terdengar, karena pita suaranya yang seperti tercekat.

“Udah ketemu kan. Dia engga hilang, dia udah ada di sini Efsun.” jawab Troy mencoba sabar. Efsun menggeleng.

“Tapi aku gagal jaga dia lagi.” Troy memijit pangkal hidungnya. Efsun memang selalu murung. Sejak kejadian beberapa tahun silam.

“Kamu engga gagal. Nessie-kita anak yang aktif.” mendengar hal itu, perlahan binar dari mata Efsun nampak. Troy memeluk Efsun ringan.

“Nessie kita ya, Kak?”

“Iya.” Troy menghembuskan nafasnya berat. Efsun tersenyum lebar karena Troy telah mengucapkan dua kalimat indah untuknya. ‘Nessie-kita.’

...Author point of view off....

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

SIAPA EFSUN, APA ADIK TROY, ATAU ISTRI TROY.. ??

2023-07-18

0

Made Elviani

Made Elviani

Efsun adik ato istri Troy........ Nessie anak Troy ato bukan......... penasaran dgn hub mereka

2022-04-15

0

Daisyridone

Daisyridone

masih lom faham ceritanya..
lom dapat feelnya...
lanjuut...

2021-09-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!