°°°•••
Andaikan Handphone ku tidak kembali, bisa-bisa tugasku tidak bisa kuserahkan minggu depan dan yang paling parahnya video saya dengan Cindi bisa-bisa viral di media sosial. Sore pun tiba, kami masuk les keenam yaitu jam lima pas sore hari. Waktu itu banyak teman-teman yang tidak datang masuk kampus karena berbagai alasan.
Saya yang sudah bersiap-siap dari kost langsung berangkat menuju kampus. ketika masuk dalam kelas, ternyata yang ada cuma Cintia, dan kebetulan Cika teman yang biasanya duduk di sampingnya tidak masuk hari ini juga.
“Selamat sore Cin.”
“Sore juga bang ganteng.”
“Hmm gimna kabarnya?” tanyaku dengan muka senyum.
“Sehat bang. kalau abang?” tanya Cindi balik.
“Sehat juga dek.” Sambil menaroh tas.
“Oh.”
Kemudian saya langsung duduk di sampingnya, tempat duduk Cika biasanya. Dan berkata,
“Cika gak masuk Cin?”
“Gak bang katanya, karena dia lagi gak enak badan,” ujar Cindi.
“Oh.”
“Berarti boleh dong saya duduk disini?” tanyaku pura-pura.
“Boleh lah bang, malah aku senang pun.”
“Iya dek.”
Beberapa menit kemudian, perkuliahan pun dimulai. Saya yang tadinya duduk di samping Cintia terus di li hatin teman kami dalam kelas, karna gerak-gerik tanganku yang mencurigakan. ketika perkuliahan selesai, hanya saya dan Cintia yang masih tinggal di dalam kelas. Waktu sudah menunjukkan jam setengah tujuh malam.
“Cin, kamu udah ada pacar y?” tanyaku dengan suara bisik.
“Hmm.” Sambil tertawa.
“Saya serius.”
“Emang kenapa bang?”
“Aku lo suka sama adek selama ini, tapi gak tau kalau kamu punya perasaan yang sama dengan aku ya.”
“Gimna ya bang ...” Sambil menggeleng kepala.
“Hmm, bilang aja kalau gak mau, gak apa-apa dek.”
“Mau lah bang, malah udah lama sekali pun aku suka ama abang.”
“Serius dek.”
“Serius bang.”
“Makasih dek y, tapi jangan kasitau sama siapa siapa ya, kalau kita ada hubungan.”
“Iya bang, abang juga harus jaga rahasia ini y.”
“Iya dek pasti.”
Setelah beberapa menit di dalam kelas aku langsung diantar Cintia pulang ke kostku. besoknya setelah pulang kampus, Cintia mengajakku untuk ke rumahnya. hampir tiap hari saya ke rumahnya sesudah pulang ngampus setelah pacaran dengan Cintia secara diam-diam tanpa diketahui oleh Cindi.
Cintia adalah seorang gadis mungil dengan tubuh yang seksi dan dibalut oleh kulit yang putih mulus. Ia juga anak orang kaya, bapaknya seorang pengusaha tambang batu bara dan berbagai usaha yang lain.
Cintia memiliki dua orang adik perempuan yang cantik sama seperti dirinya. Adiknya yang pertama, namanya Farah, juga mempunyai kulit yang putih mulus. Sedangkan adiknya yang kedua masih kelas 1 SMK. Namanya Lauren. Tidak seperti kedua kakaknya, kulitnya berwarna sawo matang.
Kebetulan saat itu saya ingin ke rumahnya karena tujuan kerja kelompok. Maksudku ingin kerja sama dalam mengerjakan tugas dari kampus. Pas Cintia membuka tas dan mengambil buku serta laptop.
“Hei, ambil apa dek?” tanyaku sedikit terkejut.
“Ambil buku dan laptop bang,” jawabnya sambil duduk di pangkuanku.
“Oh.”
“Ayok lah kita mulai aja mengerjakan tugasnya.”
“Iya dek.” Sambil menyalakan laptop.
Setelah beberapa menit kemudian kami berpangkuan. Tanpa terasa seluruh tubuhku mulai memanas dan menggelitik. Cintia akhirnya memandang ke arahku sambil tersenyum. rupanya dia juga merasakan apa yang saya rasakan.
“Ehm..., ehmmm ... ehmmm.”
“Kamu udah terangsang ya dek?” tanyanya sambil mendesah dan kemudian mengulum bagian lehernya.
Saya hanya bisa tersenyum kegelian dan merasa nikmat. Lalu tanpa basa-basi, saya langsung membalikkan badanya dan langsung bibirnya yang merah saya sikat dengan penuh nafsu sekali.
Jari-jariku pun mulai meraba seluruh bagian inti badan Cintia, dan ia hanya pasrah saja sambil merem sesekali. Lalu beberapa saat kemudian, saya menyuruhnya telanjang dan saya pun ikut telanjang bulat juga. tanpa kami sadari ternyata kami sudah telanjang bulat berdua.
Segera saja Cintia kugendong menuju kamarnya di bagian belakang dekat dapur. di kamarnya yang nyaman, kami mulai melakukan pemanasan sedikit demi sedikit. Kurasakan seluruh badannya bergetar dan semakin mengeras dan kenyal.
Beberapa menit kemudian, Saya terkejut bukan main. ternyata yang datang adalah kedua adiknya. Keduanya spontan berteriak kaget dan sambil menutup mata.
“Kak Cintia, apa-apan sih? Gimana kalau ketahuan mama dan papa?” teriak Lauren. Sedangkan Farah hanya menunduk malu.
Saya dan Cintia saling berpandangan seperti orang kebingungan mau ngapain. kemudian saya bergerak mendekati Lauren. melihatku yang telanjang bulat dengan rudalku yang berdiri tegak, membuat Lauren berteriak tertahan sambil menutup matanya karena ketakutan.
“Jangan ... bang!” jeritn Lauren.
“Itunya abang berdiri!” katanya lagi sambil menunjuk rudalku.
Saya hanya tersenyum melihat tingkah lakunya. Setelah dekat, kurangkul dia sambil berkata, “Lauren, abang dan Kaka Cintia kan nggak ngapa-ngapain. Kita lagi pacaran aja yang namanya orang pacaran ya kayak begini. nanti kalo Lauren dapat pacar, pasti ngelakuin yang kayak begini juga.”
Lauren udah bisa apa belum? tanyaku sambil mengelus pipinya yang halus dan mencubit hidung mancungnya. Lauren menggeleng perlahan.
“Mau nggak abang ajarin?” tanyaku lagi. Kali ini sambil mendekatinya dan memeluknya dari arah depan.
“Iya bang tapi Lauren malu bang.” Desahnya padaku.
“Kenapa mesti malu? Lauren suka nggak sama abang?” tanyaku sambil menciumi belakang lehernya yang ditumbuhi rambut halus dan jarang-jarang.
“Ahh, i... iya. Lauren udah lama suka ama abang, semenjak pertama abang datang ke rumah. Tapinya nggak enak sama Kak Cintia yang merupakan pacar abang,” jawabnya sambil memejamkan mata dan malu sedikit.
Tampaknya Lauren menikmati ciumanku di lehernya. Setelah puas menciumi leher Lauren, saya beralih ke pandangan ke Farah.
“Kalo Farah gimana? Suka nggak ama abang?” tanyaku. Farah mengangguk sambil kepalanya masih tertunduk.
“Ya sudah. Kalo gitu tunggu apa lagi,” kataku sambil menggandeng keduanya ke arah tempat tidur.
Farah duduk di pinggiran tempat tidur sambil ku suruh untuk istirahat saja. Akhirnya saya melanjutkan melakukan hubungan suami istri yang tertunda bersama Cindi tadi. Setelah beberapa menit kemudian Cindi mencapai titik kepuasan.
Setelah saya istirahat beberapa menit, kemudian saya melanjutkannya lagi dengan kedua adeknya. Lauren dan Farah hanya pasrah saja melihat gaya permainanku dengan mereka. Sepertinya mereka sangat menikmati setiap pergerakanku. Apalagi ini adalah yang pertama Meraka rasakan dalam hidupnya.
Cintia kembali sadar dan bangun dari ranjang. Setelah puas bergantian dengan Farah dan Lauren akhirnya Cintia duluan untuk mandi.
Farah dan Lauren timbul Rasa senyum pada wajah mereka. Kemudian kuajak mereka menuju ke kaca yang ada di meja rias kamar Cintia. Kusuruh dia berkaca. sementara Saya ada di belakang mereka.
Setelah berkaca, kami melanjutkan lagi permainan selanjutnya. Farah yang menjadi sasaran utama saya, sementara Lauren yang terakhir. Farah tak begitu lama sudah mencapai *******, sementara Lauren sampai dua puluh menit baru *******.
Setelah mereka puas berdua, akhirnya Cindi kembali ke dalam, lalu Lauren dan Farah pergi ke kamar mandi secara bergantian. Saya hanya rebahan di atas ranjang sambil tidur pasrah. Saya merasakan seluruh tubuhku seperti kehabisan tenaga dan tak berdaya apa-apa lagi. Apalagi saya meladeni tiga orang sekaligus secara bergantian. Sungguh laki-laki jantan yang tak ditemukan di belahan dunia mana pun.
Keesokan harinya......
•••°°°
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments