°°°•••
Waktu terus berlalu. ketika saya sedang keluar disebelah tetangga kost disiang hari, saya ketemu dijalan seseorang.
“Ehh ... bro.” ujarku sambil berhenti.
“Iya bro.”
“Namanya siapa y?” sambil bersalaman.
“Nama saya Vince bro.”
“Oh y.”
“Kamu orang mana bro?”
“Orang Alasa bro, dan kamu?”
“Orang Alasa juga bro, kamu dari desa mana?”.
“Saya dari Desa Hiligawoni bro, dan kamu?”.
“Oh, saya dari Desa Loloana'a bro.”
“Sekecamatan kita bro y, eh nama kamu siapa y?”
“Iya, nama saya Kardy bro.”
“Ohh.”
“Kamu kuliah juga disini bro y?”
“Iya bro.”
“Jurusan?” ujarku sambil menyalakan api rokok.
“Bahasa Indonesia bro semester satu, dan kamu?”.
“Sama bro, kamu kelas apa?”.
“Oh y, saya kelas A bro.” Sambil menyalakan api rokoknya yang barusan saya suguhi.
“Pantasan kita gak ketemu bro, kita beda kelas. Saya kelas B.”
“Iya y.”
“Kamu tinggal di mana bro?”
“Di belakang tuh.” Sambil dia tunjuk ke belakang.
“Oh y, kamu juga tinggal d mna bro?”
“Saya mah, tinggal di kost Pak Anugerah di depan tuh.”
“Ohh ... yang banyak cewek-cewek di kost itu y bro.” Sambil ketawa dikit.
“Yah tau aja deh.”
“Boleh minta Wa mu bro?”
“Oh ... boleh bro.”
“ini dicatat y, 0812 8765xxxx.” Sambil memperlihatkan layar HP.
Setelah selesai ngobrol, saya meneruskan perjalanan menuju tujuan. sore pun tiba, saya akhirnya balik ke tempatku. ketika malam hari, saya teringat bahwa tadi siang ada yang jumpa samanku namanya Vince. langsung ku buka HP dan cek Wa deh. Eh ternyata Vince sudah chat duluan.
“Salam kenal bro y”.
Iya, salam kenal juga bro “balasku chat Vince.”
Kebetulan malam itu dia lagi online dan langsung dibalasnya. akhirnya kami saling bercerita satu dengan yang lain. ketika waktu sudah menunjukan pukul 22:30 Wib. Saya ijin untuk tidur karena besok pagi masuk les pertama perkuliahan. ketika chat itu centang biru dan langsung dibalasnya.
“Oh ... kamu masuk les pertama besok y bro?”
Mata sudah mulai gak kuat dan langsung membalasnya, “iya bro, emang kenapa y?”
“Saya juga masuk les pertama besok bro.”
“Oh y.”
“Iya bro.”
“G mna kalau besok aja kita lanjut ngobrolnya di kampus bro setelah pulang, soalnya nih ngantuk banget.”
“Ok lah bro.”
“Selamat malam.”
“Malam juga bro.”
Keesokan harinya kami bertemu di kampus setelah selesai perkuliahan. Saya ajak Vince santai di kantin, sambil menikmati secangkir kopi dan sambil merokok. Eh tak disangka Cindi datang.
“Pagi menuju siang bang ganteng.”
“Hmm ... iy dek.”
“Ngapain disini?”
“Mesan kopi tadi bang, buat dosen pembimbingku.”
“Oh.”
“Ini siapa y bang?”
“Biasa, teman baru ketemu semalam ternyata dia dari utara juga, satu kecamatan tapi beda desa bang.”
“Oh.”
“Kenalan lah.”
Sambil salaman mereka pun berkata, “Saya Cindi bang, teman baiknya bang Kardy.” Terpaksa Cindi harus bong lah, karna kesepakatan kami kalau di kampus jangan panggil ayank kecuali kalau lagi berdua atau chat di media sosial. Lalu Vince menjawab, “Nama saya Vince kak.”
Cindi langsung duduk di kursi yang kosong di sebelah kiriku sambil menunggu kopi yang di pesannya tadi.
“Kalian sudah ngopi apa belum,” ujar Cindi sambil melihat ke arahku.
“Sudah dipesan tadi, tapi masih belum diantar sih,” jawab Vince.
“Oh, mungkin lagi dibuat tuh,” ujar Cindi.
“Bisa jadi,” ujarku.
Kopinya tak kunjung diantar di depan. Cindi langsung ke belakang. Saya melihat Cindi sedang ngomel sama tukang pelayan di kantin itu di belakang. entah apa yang di bilangin Cindi di belakang kami pun tak begitu jelas mendengarnya karna situasi kantin yang lagi rame.
Cindi balik ke depan dengan membawa tiga gelas kopi sekaligus. lalu Cindi buru-buru untuk antar kopi pesanan dosennya itu.
“Udah ku bayar tadi y kopinya.” ujar Cindi.
“Kok kamu yang bayar Cin?” candaku padanya, padahal dalam hati, bagus lah kalau sudah dibayar.
“Yah, kebetulan tadi uang yang dikasih bapak itu lima puluh ribu dan katanya sisanya nanti buat aku. yah kita bagi-bagi rejeki lah.”
“Ohh ... makasih y Cin.”
“Iya bang, permisi dulu y.”
“Ok.”
Setelah Cindi pergi, Vince mencoba menatapku.
“Cantik, baik dan imut juga si Cindi y bro.”
“Lumayan sih bro.”
“Entah kalau dia sudah punya pacar y?”
“Gak tau lah bro, kapan-kapan kamu tanya aja sama dia, manatau belum punya. lumayan buat pacar sih bro.” Terpaksa harus boong nih .
“Iy juga bro.”
“Kamu suka y samanya?”
“Bukan hanya suka lagi bro, tapi mau memiliki seutuhnya.”
“Hahaha ... kok bisa bro y?”
“Yah idaman gua wanita seperti itu bro, pas untuk cewek pilihanku.”
“Oh y.”
“Emg kamu gak ada pacar y?”
“Ada sih, tapi cantikan yang tadi itu bro.” Keceplosan dikit.
“Sebenarnya bro, Cindi itu pacar saya. udah lebih satu bulan kami jadian.”
“What's?”
“Emangnya kenapa bro?”
“Aku sih salut sama lo bro, bisa macarin orang secantik Cindi, untung aku gak terlalu curhat bro y samamu. Kamu deh cocok dengan Cindi. Kalian itu cocok jadi Pangeran Kampus ini.”
“Ah biasa aja lah bro, masa jadi pangeran kampus, masih banyak yang ganteng dan cantik di luar sana sih bro.”
“Kamu beruntung dapat dia bro y.”
“Kok beruntung bro.”
“Iya lah, orang secantik itu trus montok lagi dan putih mantap kali untuk dijadikan pacar bro. Kalian cocoklah sama-sama ganteng dan cantik.”
“Hmmm, truss gmna nih jadi gak suka samanya?” sambil tertawa dikit.
“Yahh ... gmna lagi lah bro, dia sudah punya pacar gak mungkin aku rebut dia darimu lah bro. kamu kan sahabat aku juga bro.”
“Yyyy.”
“Ok lah, kita cabut y bro.”
“Ok lah.”
Tak terasa waktu pun sudah menunjukan jam 11:00 Wib. Akhirnya saya dan Vince pulang, di tengah perjalanan kami berbincang-bincang.
“Kita singgah di kostku dulu bro y.” Gumaku pada Vince. Kebetulan juga memang kostku duluan kami lewati dibanding kostnya.
“Oh .... iya bro, tapi aku nanti gak lama bro y, karna kami masuk lagi nanti les keempat,” ujar Vince.
“Kan masih lama bro, les keempat kan jam satu. sekarang baru jam sebelas, masih lama kok.”
“Iya sih bro, tapi kita kan mahasiswa baru harus disiplin dikit lah. jangan sampai terlambat itu aja kuncinya.”
“Iya sih, tapi santai aj bro ku, hidup perlu di nikmati jangan buru-buru, entar nanti menyesal.”
“Iya brother.”
Kami sampai di kostku. Saya segera membuka pintu kamar kost dan Vince langsung masuk mengikuti dari belakang. kami menikmati makan siang sambil ngobrol-ngobrol. ketika sore, sekira jam dua belas lewat, Vince ijin untuk pulang kekostnya.
Keesokan harinya tepat Pada hari sabtu, sekira pukul 13:00 Wib. saya lagi santai membaca novel di depan tongkrongan kost sambil menikmati secangkir teh dingin. masuk lah chat Cindi di Wa.
“Yank, apa kabar?, Udah makan apa belum?, Apakah ayank sibuk hari ini atau gak?”
Saya langsung membalasnya, “Sehat yank, udah makan kok yank, gak sibuk sih, nih lagi santai di depan kost aja.”
Akhirnya Cindi minta untuk VC karna dia curiga manatau saya bohong.
“Iya yank, nih saya lagi santai di tempat tongkrongan didepan, kamu gak percaya kalau saya lagi santai nih.”
“Iya yank, masa gak percaya sama ayank sih, cuma aku pengen lihat kamu aja, karna tadi aku gak masuk kampus hari ini.”
“Kangen y?”
“Hmmm ... ayank tau aja sih.”
“Yah, karena tumben kamu minta VC siang-siang bolong sih. Biasanya malam kamu VC.”
“Yah, karena hari ini aku gak sibuk dan udah siap pekerjaan rumah yank.”
“Iya y, trus apa yang ayank bilang?”
“G mna kalau hari ini kita jalan-jalan yank?”
“Kemana?”
“Terserah ayank aja lah.”
“Kok terserah aku sih yank, kan kamu yang ngajak.”
“Iya sih, tapi menurutmu di mana tempat yang bagus kalau siang-siang begini yank.”
“G mna kalau misalkan kita ke pantai, karna cuaca hari ini panas, jadi bisa adem di sana.”
“Pantai mana yank?”
“Pantai Kaliki.”
“Ohh ... iya bisa jadi yank.”
“Jam berapa nanti kita jalan?”
“Nih kan sudah jam satu lebih, nanti kita jalanya jam dua. G mna?”
“Ok ... lah yank.”
Saya langsung masuk kedalam kost dan mandi. setelah selesai mandi langsung bersiap-siap untuk berangkat. beberapa menit kemudian, terdengar suara motor mendekat depan kamar kostku. Saya langsung melihat diluar dan ternyata yang datang Cindi.
Cindi langsung turun dari motor dan sambil menatapnya. Cindi hari ini memakai celana jeans hitam panjang, serta Kaos oblong warna abu-abu yang dilapisi sweater warna hitam.
Dia langsung masuk ke dalam dan menyalamiku. Saya mempersilahkannya duduk sejenak. sekitar kurang lebih lima menit, kami langsung berangkat di tempat tujuan.
“Kamu yang bawa motor y? Kamu bonceng aku,” ujar Cindi.
“Kamu aja lah yank?”
“Ah ... masa cewek yang bonceng cowok sih yank.”
“Gak apa-apa kok, kali ini aja.”
“Gak mau ah, entar kalau ada yang lihat malu deh.”
“Kok malu yank, kan pacar sendiri.”
“Yahh ... justru karna pacar yank, kalau adek kandung yang dibonceng itu gpp.”
“Yah ok lah yank, tapi nanti kalau pulang gantian yang bawa y?”
“Ok yank.”
Di tengah perjalanan menuju pantai yang kurang lebih sepuluh kilo meter dari tempat tinggal saya, kami sambil ngobrol-ngobrol di atas motor.
“Kita ngapain di pantai yank nanti.”
“Refreshing aja yank, sambil foto-foto berdua sama ayank sebagai kenangan nanti.”
“Oh y.”
“Trus, habis itu apa lagi?”
“Makan, dan kita keliling pantai sambil berlari-lari seperti yang di sinetron gitu lo bang.”
“Ohh y, kebanyakan nonton sinetron sih kamu.”
“Iya lah, kalau gak ada kerjaan, aku suka nonton sinetron apalagi sinetron Korea.”
“Hmm ... iya lah yank.”
Setelah setengah jam menempuh perjalanan, kami pun sampai pada tujuan. Kami langsung masuk kedalam pintu gerbang pantai dan langsung ngambil tiket pengunjung dan membayar lima ribu per orang deh.
Cindi membeli minuman dingin ‘Aqua botol' dengan harga sepuluh ribu rupiah. kami pun duduk di sebuah gubuk yang lagi sepi karna pengunjung pantai masih belum rame sambil ngobrol-ngobrol tentang kehidupan ini.
Setelah bosan duduk, kami langsung mengelilingi pantai sambil selfie-selfie berdua. Tak terasa waktu begitu cepat, matahari mulai terbenam. akhirnya kami memutuskan untuk pulang.
Sebelum pulang, kami mampir di rumah makan dulu yaitu Rumah Makan Mbanuada, yang ada di depan pantai. sesudah makan, kami langsung ngegas untuk pulang. Sesuai dengan perjanjian tadi, kali ini Cindi yang bonceng aku. Kami baru sampai dikost sekitar jam tujuh lebih. setiba di kost, Cindi di telpon sama mamanya.
“Kok belum pulang jam segini Cin?”
“Lagi banyak tugas kuliah Ma tadi, nih aku lagi ditempat kawanku Ma mau pulang nih,” jawab Cindi dengan halus.
“Kamu bilang sama mama tadi, kamu cepat pulang hari ini karna hanya mau revisi doang, atau kamu bohongi mama y?”
“Gak lo ma, masa Cindi boong sih.”
“Mama tunggu kamu setengah jam lagi y, kalau gak pulang setengah jam lagi kamu tidur diluar aja,” Tegas mama Cindi.
“Iya ma.”
Lalu Cindi buru-buru ambil motor dan langsung pamit samaku. Eh......
•••°°°
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Putri Minwa
ceritanya keren banget thor
2023-09-25
0