°°°•••
Sekitar jam satu malam akhirnya aku terbangun dan melihat Cindi yang sedang tidur tanpa busana. membuat birahiku mengganggu pikiranku tetapi saya membiarkan begitu saja.
Saya yang tadinya telanjang bulat langsung berpakaian kembali karena ada rasa malu sendiri dalam hati. Saya tak berani ganggu lagi Cindi yang sedang tidur, biar bagaimana pun aku kasihan melihatnya yang tidur tak sadarkan diri karena menghadapi rudalku semalam.
Saya kecup pipinya Cindi dan menciumnya beberapa kali hingga dia seakan-akan merasakannya, Padahal dia belum bangun sama sekali. Beberapa menit kemudian, Cindi pun bangun dan mulai duduk di atas ranjang. Saya hanya meliriknya saja karena lagi santai dan ngopi. Dia merasa malu sedikit karena dia juga telanjang bulat. Lalu Cindi memakai pakaiannya sambil membelakangi ku.
Di dalam hatiku berkata, “G pin kamu lagi sembunyi, udah kulihat kok semuanya.” Sambil tertawa. Setelah Cindi bangun lalu dia langsung ke kamar mandi. beberapa menit kemudian dia keluar dari kamar mandi.
“Ayank udah bangun duluan y?” tanya Cindi sambil turun dari ranjang.
“Iya sih yank,” ujarku.
“Jam berapa tadi yank bangunnya?” tanya Cindi sembari minum air putih.
“Jam satu yank,” ujarku.
“Oh y, berarti kamu udah mandi yank?”
“Udah sih yank dari tadi.”
“Oh.”
“Ini udah jam berapa yank?”
“Jam lima pagi nih yank.”
“Oh y, lama juga kamu tidurnya y.”
“Iya lo yank, capek dan lemas banget pas habis gituan.”
“Tapi enak kan yank.”
“Enak sih enak, Cuma masalah capeknya itu lo bang.”
“Sabar aja yank, ini mungkin sudah bagian dari nasib kita berdua. lagian ini baru kedua kali kok, wajar kalau masih sakit tadi tuh.”
“Iya yank.”
Beberapa menit kemudian Cindi mengganti pakaiannya lagi dan kembali memakai celana jeans pendek dan kaos oblong pink.
“Yank kami masuk kampus hari ini lo, les kedua nanti sekitar jam sembilan,” ujarku.
“Oh y,” ujar Cindi.
“Kamu g mna?” tanya Saya.
“Yah aku mau istirahat aja dulu lah yank, karena lemas banget habis dan perih lo yank. Apalagi rudal ayank besar dan panjang,” ujar Cindi kelihatan geli gitu.
“Hmmm ... rudal Rusia y?” tanyaku sambil menyalakan api rokok.
“Haaa ... haaa ... haaa ...”
“Kenapa ketawa?”.
“Gak apa-apa sih, Cuma pengen ketawa aja.”
“Iya lah terserah kamu aja.”
“Truss, kita nanti jam berapa berangkat yank?”
“Habis sarapan lah yank.”
Sambil main HP Cindi pun langsung memesan makanan lewat go food di aplikasi gojek. beberapa menit kemudian pesanan datang dan akhirnya kami makan berdua dengan penuh rasa nikmat dan tawa. Setelah selesai makan saya berkata, “Yank, pulang yuk?” ujarku sambil memakai kaos. Lalu Cindi membalas, “Iya yank.”
Langsung kami turun dari lift dan Cindi berkata, “Ayank yang bawa motor y?” tanya Cindi dengan penuh harapan. Lalu saya menjawab, “Iya yank, ganti gantian y.” “Hmmm”. Balas Cindi tanpa bicara.
Saya langsung menaiki motor dan Cindi juga naik. Sekitar jam 8:30 Wib akhirnya kami sampai di kostku. Pas tiba di kost di mana suasana kostku kalau masih pagi lagi sepi. tak ada orang yang kelihatan pas kami masuk, entah udah pada ke kampus semua atau masih tidur, aku gak tau deh.
Kami turun dari motor dan langsung kubuka gembok kostku. akhirnya kami masuk ke dalam kost. Setelah masuk di dalam.
“Yank, saya pamit untuk ke kampus dulu ya, karena tinggal setengah jam lagi nih entar terlambat nanti,” ujarku.
“Iya yank, hati-hati y jangan ngebut.” Ia mengantarku di depan teras.
“Ok yank, kamu tidur aja deh kalau ngantuk nanti, tp jangan lupa tutup pintunya y manatau ada orang masuk di dalam kalau sudah tidur.”
“Iy yank.”
Saya berangkat ke kampus dengan menaiki motor Cindi. setiba di kampus saya langsung masuk ke dalam kelas tanpa basa basi dan langsung duduk di bagian depan. Ketika semua teman-teman kelas berdatangan, Cika pun datang dan berkata,
“Bang Kardy, g mna kabarnya?” tanya Cindi Sambil menyalamiku.
“Sehat dek, adek juga g mana kabarnya?”
“Sehat juga bang, wedehh kok bahagia kali hari ini saya lihat mukanya abang sih?” ujar Dimas dengan cara menyindir. Lalu saya merespon, “Gak lah biasa-biasa aja kok.”
Tiba-tiba di belakang berkata, “Iya Cintia dari pas dia masuk saya perhatikan truss si Kardy kayak ada sesuatu deh yang membuat dia bahagia hari ini,” ujar Dimas.
“Biasa lah bro.”
“Hmmm cie ... cie ... mungkin dia udah dapat pacar baru kali y,” ucap Nanda.
“Yah bisa jadi lah.” jawab Cintia.
“Selamat bang y,” ungkap Dimas.
“Selamat apaan, gak lah masa saya dapat pacar baru, kalian aneh tau,” ujarku.
“Jujur aja bang, gak apa apa kok,” ucap Nanda.
“Iya bang, jujur itu mahal lo,” jawab Cintia.
“Apaan sih.” ujarku.
“Kalau misalkan bang Kardy gak ada pacar sih, aku juga suka samanya.” Sambil ketawa terbahak-bahak.
“Ehmm ... ehmmm ... ada nih yang diam-diam suka y selama ini,” jawab Cika.
“Apaan sih Cik,” jawab Cintia.
“Bisa juga itu bang Kardy,” jawab Dimas.
“Nah itu baru cocok,” jawab Nanda.
“Hmm ... kalian jangan begitu lah, Cintia kan Cuma bercanda doang tuh tadi, mana mau dia kayak kita ini lah, anak kost lah, kere lagi, pokoknya serba kekurangan deh,” jawabku pada mereka.
“Gak lah bang tergantung orangnya juga sih, kalau aku gak mandang miskin atau kaya sih yang penting dia baik dan bisa menjaga aku,” ujar Cintia.
“Cie ... cie ... cie ...” ujar Cika.
“Cocok kalian lo bang,” ungkap Dimas.
“Iya betul itu bang,” ujar Nanda.
“Ah ... ngaco deh kalian, mana mau Cintia sama kita ini.” ujarku.
“Mau lah bang, kalau abang benar-benar sayang sama aku dan mau menjagaku, karena aku juga udah lama naksir berat sama abang,” ujar Cintia.
Seketika saya mau bicara tiba-tiba dosen masuk dalam kelas kami. Akhirnya kami pun terdiam dalam kelas dan melanjutkan perkuliahan seperti biasa. Sekitar pukul sebelas lewat, kami pulang.
Ketika semua teman-teman dalam kelas pulang. tinggal cuma saya dan Cintia yang kebetulan pas mau dekat pulang, kami tuh sambil main HP makanya lama pulangnya.
“Kok cuma kita berdua yang tinggal bang?” tanya Cintia.
“ Saya juga gak tau dek.”
“Astaga bang, entar nanti dikira kita ngapa-ngapain orang deh.”
“Mungkin jodoh dek.”
“Jodoh apaan?”
“Iya jodoh lah.”
“Hmmm mau melanjutkan yang tadi y?” tanya Cindi seperti kesal.
“Iya kalau kamu mau.”
“Jangan sekarang kita bahas lah bang kapan-kapan aja, Bisa kan bang?” tanya Cindi lagi.
“Iya ah, yang penting kamu jangan seperti tadi lagi y.”
“Iya bang.”
Akhirnya aku dan Cintia pulang masing-masing. setiba saya di kost, saya langsung mematikan motor. Aku langsung mengetuk pintu.
“Tok ... tok ... tok ...”
“Iya sebentar,” jawab Cindi.
Lalu dia buka pintunya dan saya langsung masuk ke dalam. lalu Cindi menutup lagi pintunya.
“Jangan ditutup pintunya yank, gerah tau.”
“Ohh iya yank tapi aku mau rebahan lo.”
“Yaudah gini aja jangan ditutup tapi sedikit aja dibuka biar masuk angin segar sedikit di dalam karena panas.”
“Iya yank.”
Beberapa menit kemudian saya ganti pakaian tanpa lagi ijin sama Cindi karena aku sudah anggap dia seperti istriku sendiri. Dia juga tak apa-apa. lalu saya dipersilahkan makan sama Cindi.
“Enak lo yank masakan spesial buat kamu.”
“Iy yank, emang ayank masak apa sih,” tanyaku.
“Saya tadi masak telur, ikan, daging, dan sayur tuh di atas meja.”
“Woww, pasti enak banget tuh yank.” Sambil membuka penutup baskom itu.
“Iya lo yank, makanya dicoba dulu deh.” Sambil dia duduk di atas ranjang.
“Enak sekali yank, makasih ya.” Sambil mencoba mencicipi.
Beberapa menit kemudian akhirnya makan pun sudah siap.
“Beresin y piringnya, saya mau ngerokok sebatang di luar dulu.”
“Iya yank.”
Saya ke warung sebelah untuk beli rokok dulu karna stok sudah habis. setelah beberapa menit di luar. Setelah merasa bosan di luar, Saya masuk lagi ke dalam kost dan melihat Cindi ternyata dia sedang......
•••°°°
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments