PANGERAN KAMPUS
°°°•••
"Ngenggg .... ngenggg ... ngenggg ..."
Suara kendaraan pun berlalu lalang di depan jalan raya dekat kostku. lalu Aku bangun ternyata pagi sudah terang. Aku baru ingat bahwa hari ini adalah hari pertama Aku untuk kuliah. Aku kemudian bergegas ambil peralatan untuk mandi.
Setelah beberapa menit di dalam kamar mandi Aku keluar dan segera memakai baju baru, sepatu baru, dan celana baru yang telah kusiapkan sebelumnya.
Setelah Aku siap, lalu buru-buru untuk berangkat ke kampus karna waktu sudah mulai menunjukan pukul 07:20 Wib. sebentar lagi akan masuk les pertama yaitu pukul 07:30 Wib. Dengan semangat dan rasa kecewa sedikit, saya pun cepat-cepat berjalan kaki menuju kampus yang jaraknya dari tempat tinggal saya kurang lebih 300 meter.
Setiba Aku di Kampus, lalu masuklah Aku di dalam ruangan yaitu ruang 1. yang dimana di kampusku ini sudah diatur ruangan kelas untuk setiap jurusan, ruang 1, 5 dan 8 tempat mahasiswa-mahasiswi Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan kebetulan Aku ambil Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Pas Aku tiba di pintu ruangan. ehh ternyata ... Aku melihat semua teman-teman mahasiswa sudah ada di dalam ruangan beserta dengan Dosen. Dosen itu adalah Bu Yarni, ia mengampu mata kuliah Linguistik hari ini.
Lalu Aku mengetuk pintu, dan berkata, “Apakah saya bisa masuk di dalam bu y?”
“Kamu mahasiswa baru y!” Dengan nada yang keras.
“iya bu.” Sambil menunduk.
“Kok bisa-bisanya kamu terlambat y, ini kan hari pertama kalian masuk di mata kuliah saya,” ujar bu Yarni.
“Maaf bu, saya tadi lupa. saya kira bahwa hari ini tidak masuk kampus.” Dengan suara yang agak lembut dan halus.
“Kamu ini, ada-ada saja y alasanmu.?,” ujar bu Yarni.
“Mohon maaf sekali lagi bu,” ujarku.
“Baik lah, karna kamu anak baru juga di kampus ini saya maklumi, tapi lain kali jangan di ulangi lagi,” ujar bu Yarni.
“Baik bu,” ujarku.
“Sebelum kamu duduk, silahkan perkenalkan nama kamu terlebih dahulu karena tadi semua teman-temanmu sudah memperkenalkan diri,” ujar bu Yarni.
“Ok ... siap bu.” Dengan nada yang agak keras dikit.
Lalu Aku masuk ke dalam ruangan dekat dengan meja dosen sambil menyapa semuanya.
“Selamat pagi semuanya,” ujarku.
“Selamat pagi,” jawab serentak.
Perkenalkan nama saya Andi Setiawan Kardy Hulu, biasa dipanggil Kardy. Saya tinggal di Jl. Yos Sudarso No. 110 Gang Air Bersih. Saya Alumni dari SMA Negeri 1 Angkasa. Asal saya dari Desa Loloana'a, Kecamatan Alasa, Kabupaten Nias Utara. Status Single, dan umur saya sekarang 25 tahun.
Setelah Aku memperkenalkan diri, lalu Aku disuruh sama dosennya untuk duduk di belakang dan melanjutkan bicaranya yang tertunda tadi. Selama duduk di kursi bagian belakang, yang ada di pikiranku adalah rasa malu tak tertahan karna masa baru hari pertama masuk kampus sudah terlambat. Aku melihat semua lirikan teman-teman dikelas tertuju padaku.
Sambil merenungkan nasib yang sial, akhirnya pergantian les pun tiba. dilanjutkan dengan mata kuliah yang lain dengan dosen yang berbeda. Seketika ruangan ditinggal sama dosennya, tiba-tiba ada suara. Haaaaaaaa ... haaaaaa ... (secara serentak).
Aku melihat semua orang di dalam ruangan menertawakan, dengan berbagai kata-kata ejekan dan sindiran. “Eh lo sih kalau mau kuliah yang benar dong, jangan bikin malu deh. udah tau ini hari pertama, masih mau terlambat deh." Ucap salah seorang teman dalam kelas yang tak kenal. Dengan rasa ganas dan malu sekali, Aku langsung mendatangi anak yang ngejek barusan.
“Nama lo siapa bro?” tanyaku.
“Ohh … nama saya Wiber bro, kenapa y?” tanya Wiber balik.
“Bro, emang masalah buat lo kalau gua terlambat,” ujarku.
“Iya sih masalah buat gue, emang lo gc malu tadi y bro pas didepan itu,” ujar Wiber.
“Bukan urusanmu y bro, yang penting Aku ingatkan kamu jangan terlalu sombong dan songong deh disini, karna kita sama-sama mahasiswa disini,” ujarku.
“Emang kamu punya nyali berapa bro, sampai ngomong begitu sama aku.” Ujar Wiber sambil berdiri.
“Saya tidak banyak nyali bro, yang penting belum Aku tinggalkan nyawaku dikampung bro, kalau mau silahkan saja,” ujarku tegas.
“Ohh. kamu nantang fight y. ok kalau itu maumu.” Ujar Wiber sambil bersiap-siap.
“Saya tak nantang kamu fight bro y, tapi kalau mau juga silahkan dimulai,” ujarku sambil bersiap-siap juga.
Seketika Aku menonjok Wiber tiba-tiba datang seseorang menarik tanganku di belakang sambil melerai kami dan berteriak.
Stop!
“Kalau kalian tetap berantem di dalam ruangan ini aku akan laporin kalian ke pihak kampus supaya kalian di keluarkan dari sini.”
Lalu ia membawaku keluar dari dalam ruangan itu dengan memegang tanganku yang sudah mulai gemetar. menyuruhku untuk menenangkan hati dan jangan emosi. Setelah semua detak jantungku mulai pelan dan darah panasku reda, ia pun memberiku minum yang ada di dalam tasnya.
“Nama kamu siapa?”
“Kardy ka.”
“Kamu asli orang mana?”
“Saya dari Alasa ka, Nias Utara.”
“Ohh ya.”
“Kenapa bisa berantem sama anak itu tadi ya?”
“Panjang nih cerita ka.”
“Ayok dong ceritain.” Sambil merayu dengan tatapan yang sedikit menggoda.
“Begini ka ceritanya, tadi tuh Aku terlambat masuk ke dalam ruangan karna Aku kira hari ini tak masuk kampus. truss anak-anak di dalam ruangan itu menertawakanku dan anak itu tadi bilang sama aku kalau Aku tuh tak becus untuk kuliah, makanya Aku emosi ka,” ujarku.
“Ohh itu y ceritanya.”
“Iy ka.”
“Nah, begini biar Aku yang ngomong nanti y sama anak itu, supaya dia tidak dendam sama kamu.”
“Iy ka, terimakasih banyak ya.”
“Iy sama-sama dek.”
“Habis ini kamu kemana dek?”
“Langsung pulang ke kost aja ka.”
“Siapa temanmu?”
“Gak ada sih ka, Aku sendirian kok udah biasa.”
“Gimana kalau anak itu tadi dia menunggumu diluar untuk balas dendam?”
“Yahh, terserah sih, yang penting Aku tak ada salah sama dia, dan kalau dia sudah niat untuk cari masalah terpaksa saya harus ladenin.”
“Begini y, bagaimana kalau kk antar kamu sampai di kost? kk, kan bawa motor tiap hari ke kampus.”
“Janganlah, entar merepotkan kak,” ujarku.
“Gak, kamu santai aja kok namanya manusia yah harus saling membantu.”
“Serius ka.” ujarku.
“Yah serius lah masa aku bohong sih sama kamu.”
“Makasih banyak ya. Btw nama kk siapa ya?” tanyaku sambil menatap wajahnya.
“Oh iya, nama saya Cindi dek.”
"Oh."
Kami pun berjalan menuju tempat parkiran sambil jalan melambaikan tangan.
“Kamu bisa bawa motor y?” tanya Cindi seperti khawatir gitu.
“Bisa sih kak,” ujarku.
“Bagaimana kalau kamu yang bawa dan kamu bonceng kk,” ujar Cindi.
“Iya kak," ujarku.
Dengan senang hati, Aku pun baru kali ini berboncengan dengan perempuan yang barusan Aku kenal dan langsung ditawari untuk diantar pulang. Di perjalanan menuju kost Aku sangat bahagia sekali.
“Eh btw kk orang mana y?” tanyaku.
“Orang Lotu dek,” ujar Cindi.
“Marga Apa ka?” tanyaku lagi.
“Harefa dek,” ujar Cindi.
“Ohh ... ”
“Semester berapa dan jurusan apa kk y?” tanyaku sambi pelan gas motor.
“Semester 7 dek jurusan Bahasa Indonesia juga, sama seperti adek,” ujar Cindi.
“Ohh y, berarti tinggal menyusun skripsi dong ka?” ujarku.
“Iy dek, mudah-mudahan tahun ini segera meja sidang skripsi,” ujar Cindi.
“Amin ka,” ujarku.
“Iy dek,” ujar Cindi.
“Boleh nanya sesuatu ka?” tanyaku.
“Apa tuh?” tanya Cindi balik.
“Kk udah ada pacar y?” tanyaku.
“Kok nanya gitu sih dek?” tanya Cindi balik.
“Mau tau aja sih ka, mana tau ada yang mau, kan bisa saya perkenalkan sama Kaka,” ujarku.
“Ohh ... hmmmm … kamu itu, kan masih adek ku aku kan udah semester 7 sementara adek baru semester 1,” ujar Cindi.
“Emang umur kk berapa y?” tanyaku.
“23 tahun dek,” ujar Cindi.
“Masih adekku lah, saya aja udah umur 25 tahun sekarang lo ka,” ujarku.
“Masa sih.” Ujar Cindi seperti tidak percaya gitu.
“Iy lo ka, kk gak percaya coba lihat aj KTP saya deh. Saya ini sudah menganggur kurang lebih 5 tahun deh pokoknya,” ujarku dengan suara halus.
“Adek gak lagi canda kan?” tanya Cindi.
“Masa saya canda sih ka, Saya serius lo,” ujarku.
“Emg adek tahun berapa?” tanya Cindi.
“Tahun 97 ka,” ujarku.
“Buset dah,” ujar Cindi.
“Kenapa ka, kok kaget,” ujarku.
“Aku aja tahun 2000 udah semester 7, kok kamu baru lanjut?” tanya Cindi.
“Yah, karena ekonomi orang tua tidak sanggup membiayai, terpaksa deh saya harus menganggur dulu,” ujarku berusaha membuat dia percaya.
“Oh ... ya, baru tau aku kalau ada semester 1 yang sudah umurnya 25 tahun y, karena setau aku tidak ada umur 25 teman kami yang seangkatan sih, makanya saya kaget tadi,” ujar Cindi.
“Hahahaha ... nah sekarang bukan panggil kk lagi dong panggil adek y?” tanyaku.
“Bisa jadilah, kalau di kampus panggil senior aja, truss kalau diluar terserah mau panggil apa aja deh yang penting sopan,” ujar Cindi.
“Siap adek senior,” ujarku.
“Hahahaha ... ”
“Kembali ke topik pembahasan tadi ya? udah punya pacar y?” tanyaku.
“Belum sih, sekarang panggil abang aja y,” ujar Cindi.
“Siap senior. kok belum sih dek pasti bohong, kan?” tanyaku.
“Saya serius bang, karna malas kalau hanya pacaran terus tanpa ada kepastian,” ujar Cindi.
“Emangnya adek mau yang pasti-pasti y?” tanyaku.
“Baiknya sih begitu,” ujar Cindi.
“Bagaimana kalau misalkan saya suka sama kamu, mau gak kira-kira jadi pacarku?” tanyaku.
“Jangan dulu lah, kita kan baru kenal. gpp nanti kalau kita sudah lama kenal yahh bisa lah,” ujar Cindi.
“Tapi gpp lo dek, kita jalani aja dulu,” ujarku.
“Ahh … bukannya gak mau sih bang. Cuma berilah waktu sekitar 2-3 hari untuk berpikir dulu bisa, kan?” tanya Cindi sambil menggerakkan tangannya.
“Iy sih betul juga, dan lagian saya juga belum tau sifat kamu yang sebenarnya,” ujarku.
“Nah, itu kan tau,” ujar Cindi.
“Iy dong,” ujarku.
Akhirnya kami pun tiba di kost tempat tinggalku, dan Aku segera matikan motor dan cabut kuncinya, lalu ku serahkan kembali sama Cindi. Aku membuka pintu kamar kostku, dan masuk ke dalam. Di dalam sudah berantakan karena tak sempat di beresin tadi pagi karna buru-buru ke kampus.
Aku meminta Cindi untuk masuk ke dalam, dengan perlahan-lahan Cindi pun masuk ke dalam kostku dan melihat semua kamar yang sudah berantakan.
“Kok kamarmu berantakan begini?” tanya Cindi.
“Tadi saya buru-buru ke kampus dek, gak sempat diberesin sih,” ujarku.
“Oh ... y, Begini aja, kita beresin bersama-sama dulu. baru kita lanjutkan bercerita nanti, bisa kan?” tanya Cindi sambil bertanya.
“Janganlah dek, entar kalau ada tetangga kost yang lihat gak enak saya,” ujarku.
“Kamu jangan banyak cerita lah, kan pintunya gak ditutup,” ujar Cindi.
Lalu Cindi menaroh tasnya diatas meja, dan mengambil sapu. Aku membereskan semua peralatan yang sudah berantakan dan menaruh di tempatnya semula. Akhirnya......
•••°°°
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Neldes Novber
semangat thor.. saling suport ya thorr...💪
2023-10-01
1
Cahaya02
bercerita apa bercinta hahaha
2023-09-30
1
Putu Widia A
sudah mampir ya kak,,☺️ semangat menulisnya
2023-09-30
0