Eps 12. Nanda Dan Dimas Tinggal Di Keluarga Rehan

°°°•••

Keesokan harinya, pagi ini mentari bersinar cukup terang. Awan-awan kecil menghiasi langit, membuat suasana menjadi semakin indah. Ketika sedang duduk di depan perpustakaan kampus, saya melihat Rehan sedang berjalan mengitari lapangan sepak bola terlihat begitu sangat murung hari ini.

Dia melayangkan pandangannya ke langit, dan sepertinya ia sedang berdoa dalam hati. Saya melihat sepertinya di dalam hatinya ada perasaan kesal, marah dan kecewa yang membuatnya begitu tak bersemangat saat ini.

Rehan mencoba mendekatiku, ia menceritakan apa yang membuat hatinya hari ini sangat kesal.

“Lagi apa bang?”

“Lagi santai aja sih.”

“Kenapa Re, kok kelihatan wajah lo murung sih.”

“Tuhan, ini tidak adil. Bagaimana aku bisa mengikuti pertandingan sepak bola itu? Sementara sepatuku aja sudah rusak begini.” Keluh Rehan sambil melihat sepatunya yang rusak.

Ia pun berjalan pelan menuju rumahnya, yang hampir tak terlihat jelas karena tertutup pepohonan.

Rehan adalah seorang anak tunggal dari orang tuanya yang berasal dari keluarga yang kaya dulu tapi usaha orang tuanya bangkrut. Ia adalah anak yang baik, dan juga rajin membantu orang tuanya setelah ia pulang dari kampus.

Namun hari ini, Rehan tampak sangat bersemangat, sehingga ia pulang lebih awal dari rumah orang tuanya.

Sementara di rumah orang tua Rehan merasa khawatir, karena tak biasanya ia pulang selarut ini. Sesil Ibu dari Rehan melihat jam telah menunjukkan pukul 19.30 WIB.

“Pak, kenapa Rehan belum pulang juga ya?” ucap Ibu Sesil, sambil mondar mandir, merasa cemas dan khawatir.

“Entah lah, tak biasanya dia pulang selarut ini. Pasti dia bermain dengan temannya hingga lupa waktu!” balas Pak Yumin ayah Rehan.

“Bapak ini, anak belum pulang bukannya khawatir malah nuduh yang aneh-aneh deh, bapak kan tau sendiri kalau Rehan itu satu-satunya anak kita pak.”

“Iya bu, bapak paham kalau Rehan itu anak kita satu-satunya.”

Tak lama setelah itu, Rehan pun datang.

Tok ... tok ... tok ...”

Rehan datang sambil mengetuk pintu. Ibu Rehan bergegas membuka  pintu.

“Kamu dari mana nak?” sambut Ibu Sesil sambil memegang wajah Rehan. “Ibu sangat khawatir padamu, apa kamu baik-baik saja?” lanjutnya lagi.

“Aku baik-baik saja bu,” jawab Rehan.

“Lalu apa yang terjadi denganmu sehingga pulang selarut ini? Dan mengapa mukamu murung begini sayang?” tanya Ibu Sesil.

“Begini bu, Tim kami terpilih untuk ikut  pertandingan sepak bola tingkat Fakultas.”

“Lo, harusnya kamu kan senang nak bukan malah sedih begini,” jawab Ibu Sesil.

“Iya bu, aku memang senang. Tapi ...”

“Tapi apa nak?” tanya Ibu Sesil dengan antusias.

"Ibu kan tau, kalau Rehan itu tidak ada perlengkapan untuk mengikuti pertandingan itu seperti sepatu bola, baju seragam nanti bu dan lain-lainya.”

"Iya nak, kamu tuh sabar sayang y.”

"Iya bu, truss bapak dimana bu?"

"Bapak lagi diluar kota, sedang mengurus bisnis kita sekarang yang hampir bangkrut.”

"Iya y bu.”

Sementara Rehan adalah anak yang baik, ia tidak ingin menyakiti hati orang tuanya. Ia tau bahwa saat itu, keadaan ekonomi keluarganya sedang sulit, sehingga ia tidak berani meminta uang kepada orang tuanya.

Keesokan harinya, Rehan pun pergi ke kampus dengan membawa beberapa helai pakaian serta buku-bukunya. Ia pun berpamitan seperti biasanya kepada ibunya.

"Permisi bu y.” Sambil mencium tangan ibunya.

"Kok tas kamu kelihatanya hari ini besar sekali y Re? mau kemana?”

"Gak kemana mana kok bu, cuma ini hanya pakaian ganti aja nanti.”

"Ohh ... yaudah hati-hati dijalan y.”

"Iya bu.”

Namun, ia bingung harus kemana.

Ia pun terus berjalan dan melangkahkan kakinya tanpa tujuan yang pasti. sementara Rehan duduk di taman, Nanda dan Dimas memperhatikannya dari kejauhan.

Nanda dan Dimas adalah teman kampus kami. Mereka putus kuliah karena tidak ada biaya dari orang tuanya.

“Eh bro, lo liat deh tu. Kayak tampangnya si Rehan deh.” Ucap Nanda ke Dimas.

“Iya, kayak tampang si anak alim itu. Kita samperin yuk, kayak kusut banget mukanya.”

Mereka pun menghampiri Rehan yang sedang melamun, di tepi taman itu.

“Eh, Rehan. Ngapain lo di sini? Bete banget deh itu muka.” Sapa Dimas.

“Iya, lo kenapa, Tumben muka lu kusut banget,” ucap Nanda.

 “Jangan bercanda bah, lagi males ni,” balas Rehan.

“Cerita aja lah, kita kan temen baik lo. Ya meski lo nggak separah gua, sambil menengok botol minuman,” pinta Nanda.

Rehan pun menceritakan masalahnya pada Nanda dan Dimas.

“Oh, begitu masalahnya bro, maaf y, kamu kan tau posisi kami sekarang seperti apa? Yah kalau misalkan ada jalan keluar sih pasti kami bantu,” jawab Dimas.

“Sorry bro y, hidup kami aja susah untuk makan apalagi yang lain,” jawab Nanda.

“Mending lo ikut kami aj,” jawab Dimas.

“Iy bro,” jawab Nanda.

“Ok ... lah.” jawab Rehan.

Orang tuanya pun merasa sangat khawatir tentang keadaan Rehan. Mereka pergi ke sekolah untuk bertanya pada teman-teman Rehan, namun tak ada satu pun yang tahu di mana keberadaan Rehan karena Rehan sudah seharian tak pulang ke rumah.

Sambil membawa foto Rehan, Pak Yumin dan Ibu Sesil terus bertanya pada setiap orang yang ditemuinya.

Suatu hari, ketika bangun dari tidurnya Rehan merasakan sesuatu yang aneh dalam dirinya. Perutnya terasa keram dan ia tidak dapat bangun. Ia mencoba untuk berdiri dan akhirnya terjatuh. kepalanya terasa sangat sakit dan ia pun memuntahkan darah dari mulutnya.

Nanda dan Dimas kemudian membawa Rehan ke puskesmas dekat tempat mereka tinggal. Dokter mencoba memeriksanya dan dugaan, Rehan  mengalami masalah detak jantung. karena tidak cukup biaya untuk membayar pengobatan, mereka kemudian meninggalkan puskesmas.

Rehan merenung sendirian di sebuah taman sementara Nanda dan Dimas telah pergi meninggalkan Rehan begitu saja. Tiba-tiba, Rehan mau balik ke rumah, eh malah bertemu dengan Saya yang lagi jalan sama pacarku Cindi di taman itu pula.

“Ehh, kemana bro?”

“Pulang kerumah bro.”

“Kamu kemana aja selama ini, orang tua lo mencari mu dimana mana lo bro.”

“Biarin aj lah.”

“Kok biarin aja bro.”

“Iya.”

“Ada apa sebenarnya Re? coba ceritakan masalahmu itu,” bujuk Saya.

Rehan kemudian menceritakan masalahnya kepada Saya.

“Ohh begitu y masalah lo. Astaga bro, jangan dipaksakan lah, mungkin ada waktunya tuh nanti. kamu sabar aja y Re.”

“Iya lo Re, kasihan dong orang tua lo,” ujar Cindi.

"Iya bang.”

Kami kemudian meninggalkan taman. Sambil menemani Rehan kembali ke rumah.

Tok, tok, tok “permisi.” Sapa Rehan.

Ketika  Ibu Sesil membuka pintu ia pun sangat kaget “Rehan, Anakku, kamu akhirnya kembali.” Sambil menangis  terharu.

“Pak, Rehan pulang Pak.”

“Akhirnya anak kita kembali bu. Maafkan bapak karna bapak tidak menuruti permintaanmu.” Ujar Pak Yumin.

“Tidak pak, akulah yang terlalu egois mementingkan kepentingan sendiri, padahal bapak lagi dalam masalah bisnis, maafkan saya pak y.”

Setelah sampai malam di rumah Rehan, kami disuguhi makanan dari keluarganya. Saya dan Cindi kemudian pulang setelah jam menunjukkan jam setengah sepuluh malam. Pulangnya Rehan membuat hidup mereka kembali normal seperti semula, keluarga mereka dipulihkan secara perlahan.

Pada suatu hari, Rehan memutuskan untuk menemui Nanda dan Dimas. akan tetapi, kedua temannya itu menolak untuk bertemu dengannya karna merasa malu untuk datang bertemu Rehan. Akhirnya Rehan pun balik lagi di rumah.

Pada suatu hari, Rehan menceritakan keadaan temanya yang sudah putus kuliah karna biaya ekonomi keluarganya yang tak cukup. Ibu Sesil dan Pak Yumin kemudian memutuskan untuk meminta Nanda dan Dimas tinggal bersama mereka. lalu mereka ijin ke rumah orang tuanya Nanda dan Dimas.

Tanpa penolakan, orang tua Nanda dan Dimas kemudian merelakan anak mereka di asuh oleh orang tua Rehan sebab mereka tidak mampu untuk membiayai anak mereka. Dengan pengasuhan Ibu Sesil dan Pak Yumin, Nanda dan Dimas kemudian dapat melanjutkan kuliahnya dan mulai belajar dengan sungguh-sungguh.

Akhirnya.........

•••°°°

Episodes
1 Eps 1. Hari Pertama
2 Eps 2. Pacar Baru
3 Eps 3. Ketika Kerja Kelompok
4 Eps 4. Ciuman Pertama Cindi
5 Eps 5. Cintia Emosi Sama Wiber
6 Eps 6. Tiba Dikost
7 Eps 7. Teman Baru
8 Eps 8. Pacar Teman Kost
9 Eps 9. Ujian Tiba
10 Eps 10. Perjanjian Dengan Cindi
11 Eps 11. Akibat Nilai Bagus
12 Eps 12. Nanda Dan Dimas Tinggal Di Keluarga Rehan
13 Eps 13. Awal Semester
14 Eps 14. Ketika Pulang Kampung
15 Eps 15. Ketika Bangun
16 Eps 16. Kejadian Yang Tak Direncanakan
17 Eps 17. Sifat Dimas Yang Sebenarnya
18 Eps 18. Handphoneku Hilang
19 Eps 19. Ketika Dirumah Cintia
20 Eps 20. Akibat Bergadang
21 Eps 21. Kejahilan Cika
22 Eps 22. Ketika Cintia Pulang
23 Eps 23. Setelah Pulang Dari Cafe
24 Eps 24. Di Kamar Putri
25 Eps 25. Janji Cindi
26 Eps 26. Keesokan Harinya
27 Eps 27. Lomba Cipta Puisi
28 Eps 28. Bu Yarni Jatuh Cinta
29 Eps 29. Rencana Santi dan Cintia
30 Eps 30. Ketika Vince Kekostku
31 Eps 31. Ketika Dirumah Bu Yarni
32 Eps 32. Ketika Diruang Prodi
33 Eps 33. Vince & Nanda Kekostku
34 Eps 34. Ketika Dikost Vince
35 Eps 35. Salah Paham
36 Eps 36. Ketemu Orang Tua Bu Yarni
37 Eps 37. Kecemburuan Cindi
38 Eps 38. Rencana Beli Motor Baru
39 Eps 39. Akibat Ciuman Cindi Lewat HP
40 Eps 40. Cika dan Santi
41 Eps 41. Akibat Motor Baru
42 Eps 42. Pulang Kampung
43 Eps 43. Balik Kost
44 Eps 44. Kejadian Yang Menimpa Cindi
45 Eps 45. Yanto Punya Pacar Baru
46 Eps 46. Curhat Bu Yarni
47 Eps 47. Akibat Kecemburuan Cindi
48 Eps 48. Cintia Menolak Dimas
49 Eps 49. Dimas Salut
50 Eps 50. Ketika Renovasi Kost
51 Eps 51. Ketika Mau Pulang Kampung
52 Eps 52. Misteri Kamar Mandi Kost
53 Eps 53. Bu Yarni Diusir Dari Rumah
54 Eps 54. Ketika Pulang Sore Dari Kampus
55 Eps 55. Kejujuranku
56 Eps 56. Cintia Mengajakku Kerumah
57 Eps 57. Akibat Salah Masuk
58 Eps 58. Cintia Mengantarku Kekost
59 Eps 59. Akibat Terlambat Masuk Ruangan
60 Eps 60. Disuruh Tunangan
61 Eps 61. Gara-gara Menjenguk Mama Cintia
62 Eps 62. Akhir Segalanya (THE END)
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Eps 1. Hari Pertama
2
Eps 2. Pacar Baru
3
Eps 3. Ketika Kerja Kelompok
4
Eps 4. Ciuman Pertama Cindi
5
Eps 5. Cintia Emosi Sama Wiber
6
Eps 6. Tiba Dikost
7
Eps 7. Teman Baru
8
Eps 8. Pacar Teman Kost
9
Eps 9. Ujian Tiba
10
Eps 10. Perjanjian Dengan Cindi
11
Eps 11. Akibat Nilai Bagus
12
Eps 12. Nanda Dan Dimas Tinggal Di Keluarga Rehan
13
Eps 13. Awal Semester
14
Eps 14. Ketika Pulang Kampung
15
Eps 15. Ketika Bangun
16
Eps 16. Kejadian Yang Tak Direncanakan
17
Eps 17. Sifat Dimas Yang Sebenarnya
18
Eps 18. Handphoneku Hilang
19
Eps 19. Ketika Dirumah Cintia
20
Eps 20. Akibat Bergadang
21
Eps 21. Kejahilan Cika
22
Eps 22. Ketika Cintia Pulang
23
Eps 23. Setelah Pulang Dari Cafe
24
Eps 24. Di Kamar Putri
25
Eps 25. Janji Cindi
26
Eps 26. Keesokan Harinya
27
Eps 27. Lomba Cipta Puisi
28
Eps 28. Bu Yarni Jatuh Cinta
29
Eps 29. Rencana Santi dan Cintia
30
Eps 30. Ketika Vince Kekostku
31
Eps 31. Ketika Dirumah Bu Yarni
32
Eps 32. Ketika Diruang Prodi
33
Eps 33. Vince & Nanda Kekostku
34
Eps 34. Ketika Dikost Vince
35
Eps 35. Salah Paham
36
Eps 36. Ketemu Orang Tua Bu Yarni
37
Eps 37. Kecemburuan Cindi
38
Eps 38. Rencana Beli Motor Baru
39
Eps 39. Akibat Ciuman Cindi Lewat HP
40
Eps 40. Cika dan Santi
41
Eps 41. Akibat Motor Baru
42
Eps 42. Pulang Kampung
43
Eps 43. Balik Kost
44
Eps 44. Kejadian Yang Menimpa Cindi
45
Eps 45. Yanto Punya Pacar Baru
46
Eps 46. Curhat Bu Yarni
47
Eps 47. Akibat Kecemburuan Cindi
48
Eps 48. Cintia Menolak Dimas
49
Eps 49. Dimas Salut
50
Eps 50. Ketika Renovasi Kost
51
Eps 51. Ketika Mau Pulang Kampung
52
Eps 52. Misteri Kamar Mandi Kost
53
Eps 53. Bu Yarni Diusir Dari Rumah
54
Eps 54. Ketika Pulang Sore Dari Kampus
55
Eps 55. Kejujuranku
56
Eps 56. Cintia Mengajakku Kerumah
57
Eps 57. Akibat Salah Masuk
58
Eps 58. Cintia Mengantarku Kekost
59
Eps 59. Akibat Terlambat Masuk Ruangan
60
Eps 60. Disuruh Tunangan
61
Eps 61. Gara-gara Menjenguk Mama Cintia
62
Eps 62. Akhir Segalanya (THE END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!