Bella yang baru terbangun dari tidurnya, dikejutkan dengan pemberitaan media tentang kehamilannya. Deg. Jantungnya terasa seperti berhenti sejenak. Ia segera membuka pesan singkatnya yang sudah penuh dengan pesan dari Jonas, kerabat juga teman-temannya.
“Apa-apaan ini. Siapa yang sudah berani menyebarkan kehamilanku?” tanyanya tak percaya dengan berita ini.
Tiba-tiba, Bella teringat akan ucapan Selena kala itu saat bertemu dengannya di kantor Aji. “Apa dia yang sudah berani membangunkan singa tidur? Kurang ajar!”
Tiba-tiba mama Bella mengetuk pintu kamarnya. “Bell, buka Bell!”
Bella menuju pintu kamar dan membukanya.
“Bella apa yang terjadi? Apa yang sudah kamu lakukan? Subuh tadi Mama sudah dihubungi wartawan berita,” tanya sang mama panik.
“Papa sudah berangkat, Ma?” Bella memastikan papanya tak ada di rumah untuk menghindari keributan.
Mamanya mengangguk. “Tapi, sepertinya Papa akan segera tahu dari karyawan kantornya.”
“Ma, Bella nggak tahu siapa yang sudah berani menyebarkan berita murahan ini,” ucap Bella kesal.
“Tidak peduli siapa penyebarnya. Tapi apa yang kamu lakukan. Kenapa kehormatanmu tak kamu jaga, bagaimana bila keluarga Jonas membatalkan pernikahannya denganmu? Kamu akan melahirkan anak tanpa ayah!” mama Bella mengingatkan akan nasib anak dan calon cucunya.
Bella menatap kesal mamanya. “Mama jangan buat Bella makin pusing dong! Jonas akan bertanggung jawab, Ma, dan keluarganya juga pasti akan meminta Jonas tetap menikahi Bella. Nama keluarga mereka akan semakin tercemar kalau orang-orang tahu anaknya tak mau bertanggung jawab.”
“Justru itu, Bel. Keluarga Jonas sangat sensitif terhadap hal seperti ini, Mama takut mereka akan meminta kita menyembunyikan ini semua demi nama baik mereka. Bisa jadi mereka tidak mengakui anak ini adalah anak Jonas.” Mama Bella semakin khawatir akan masa depan keluarga mereka.
Bella yang tak ingin semakin panik mendengar kekalutan sang mama, memutuskan untuk menemui Jonas, membicarakan hal ini. Namun, Jonas lebih dahulu meneleponnya. Jonas mengatakan bahwa keluarganya ingin Bella dan Jonas menghadap mereka pagi ini juga.
Bella memastikan Jonas akan bertanggung jawab dengan kehamilannya. Jonas pun menenangkan Bella bahwa semuanya akan baik-baik saja. Jonas akan tetap menikahi Bella yang telah mengandung anaknya.
Jonas menjemput Bella yang baru saja tiba di halaman rumahnya. Mereka pun segera menuju ruang keluarga menghadap orang tua Jonas. Orang tua Jonas meminta mereka mengatakan yang sejujurnya apa yang telah terjadi. Jonas dan Bella pun mengakuinya dan meminta maaf.
“Astaga, Mama pikir ini hanya gosip, ternyata sungguhan. Pah,” tangis mama Jonas pada suaminya.
Dengan bijaksana, papa Jonas meminta mereka harus tetap menikah. “Kita akan menggelar konferensi pers untuk mengklarifikasi kebenaran berita ini. Kita harus sampaikan bahwa Jonas akan tetap menikahi Bella, sebagai bentuk pertanggung jawaban seorang laki-laki bermartabat.”
Bella sedih mendengar hal ini, karena baginya Aji hanya benar-benar tinggal kenangan. Ia tak bisa lagi mengusik hubungan Aji agar mau kembali padanya. Harapannya pupus sudah untuk dinikahi Aji.
Dengan sigap, keluarga Jonas mengundang wartawan untuk melaksanakan klarifikasi kehamilan Bella yang akan segera digelar 1 hingga 2 jam lagi. Mereka tak mau berita ini bergulir terlalu lama. Orang tua Jonas juga meminta Jonas dan Bella ikut dalam konferensi tersebut.
Tiba saatnya konferensi digelar. Papa Jonas membuka acara. Berikut dengan pernyataan akan kebenaran berita kehamilan calon menantunya, permintaan maaf terhadap masyarakat, juga pada keluarga besar kedua belah pihak, juga tentang tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga. Tak lupa, Jonas juga menyampaikan permintaan maafnya serta pernyataannya untuk tetap menikahi Bella.
Selama 45 menit konferensi digelar, beberapa stasiun televisi berita langsung menyiarkannya, dan juga beberapa media cetak telah memuat berita konferensi tersebut.
Berita ditutup.
Selena sengaja mengikuti konferensi pers yang dilakukan oleh keluarga Jonas melalui siaran berita televisi. Ia tersenyum puas dengan keberhasilan rencananya. Dia juga sempat mengambil foto mimik muka Bella yang tengah tegang berada di hadapan awak media.
Begitu juga dengan Aji yang baru mengetahui berita ini dari salah satu rekan bisnisnya. Ia tak menyangka berita kehamilan Bella benar-benar mencuat. Aji pun berpikir siapa yang telah mengedarkan berita ini.
“Tak mungkin jika Syadira, ia tak akan senekat itu. Apa iya Jonas? Tapi rasanya tak mungkin ia mempermalukan keluarganya sendiri. Lalu siapa?”
Aji tak ingin mengambil pusing soal Bella karena tak mau ada urusan apa pun dengan perempuan gila itu. Justru berita ini menguntungkan baginya karena dengan begini Bella tak akan berani lagi mengusik hubungannya. Oleh karena itu, sekali lagi, Aji menawarkan dan mengizinan jika Syadira ingin mengakhiri hubungan kontrak ini lebih cepat. Lagi, lagi, Syadira menolaknya atas dasar profesionalitas kerja. Syadira meminta Aji untuk tak merasa menang dahulu karena Bella bisa saja tetap nekat melakukan hal buruk.
###
“Kamu mau tetap pacaran sama aku ya,” goda Aji saat berkesempatan mengantar Syadira pulang.
Syadira mengelak, namun pipinya memerah.
“Jangan-jangan kamu beneran suka lagi.” Aji melanjutkan menggoda Sydira.
“Kalau iya kenapa? Tapi Mas Aji tenang aja, aku tau diri kok,” ucap Syadira polos.
Aji memandang Syadira penuh ketulusan. “Tidak masalah kalau kamu memang suka, jangankan suka, cinta pun boleh, apalagi sayang.”
Syadira salah tingkah mendengar jawaban Aji. “Halu,” ucapnya lirih.
Di tengah obrolannya bersama Syadira, ponsel Aji tiba-tiba berdering. Selena mengabarkan dirinya telah berhasil membuka keburukan Bella sebagai balasan atas disebarnya hubungan Aji dan Syadira. Sejujurnya, Aji tak menginginkan Selena melakukannya. Namun, Aji tetap berterima kasih atas tindakan Selena terhadap dirinya.
Mendengar cerita Aji tentang tindakan Selena, Syadira semakin yakin bahwa apa yang dilakukan Selena adalah bentuk rasa cinta dan sayangnya untuk Aji.
“Mas, tapi aku tidak menginginkan Mas Aji suka sama aku. Bukan maksudku terlalu percaya diri, tapi aku cuma mau mengingatkan,” lanjut Syadira memastikan Aji tak akan ada perasaan dengannya.
“Memang kenapa? Tidak boleh? Hak setiap manusia untuk memiliki perasaan cinta terhadap siapa pun,” tegas Aji.
Syadira menjelaskan bahwa mereka tak akan bisa bersama sekali pun saling menyukai. “Tembok di antara kita terlalu tinggi, Mas.”
“Dirobohkan saja,” jawab Aji santai. “Kalau mau sama-sama berjuang untuk merobohkan, pasti bisa.”
Syadira terdiam mendengar perkataan Aji. Ia tak ingin memaknai lebih ucapan lelaki idamannya itu. Justru ia meminta Aji untuk tetap melakukan pemintaan Selena yang sudah berbaik hati menyimpan rahasia hubungannya dan berkorban demi membela Aji. Baginya, Selena adalah wanita yang tepat untuk mendampingi Aji, baik dari perawakan fisik, pendidikan, hingga kehormatan keluarganya. Tak akan ada banyak rintangan yang mereka hadapi, berbeda dengan jika dirinya yang mendampingi Aji. Entah akan seperti apa nasibnya ke depan setelah ini semua selesai, rasanya, Syadira mulai berfirasat buruk.
“Mungkin aku akan merindukanmu dalam diam, merindukan semua kenangan yang telah kita buat selama menjalin hubungan kontrak ini. Atau bahkan, sakit hati yang akan aku rasakan setiap hari karena melihatmu bersanding dengan wanita lain,” ucapnya dalam hati.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments