Bella yang nekat membuntuti Syadira dan Aji sampai ke mall, semakin memberi kesempatan pada Aji untuk menunjukkan kemesraannya bersama Syadira. Aji terus menggandeng tangan Syadira dan sesekali merangkulnya seolah tak mengetahui keberadaan Bella.
Tak hanya di bioskop, Aji juga sengaja mengajak Syadira makan agar semakin menunjukkan keberhasilan rencananya. Bella pun tak juga berhenti mengikuti mereka.
“Makan lagi, Mas? Kan tadi di kondangan sudah makan, masih kenyang loh aku,” protes Syadira pada Aji yang tak melepaskan rangkulannya menuju tempat makan.
“Nyemil aja kalau tidak mau makan berat, lagi pula ini sudah siang masak belum lapar 'kan tadi makannya cuma sedikit. Bella masih mengikuti kita,” bisik Aji.
Syadira yang seolah paham dengan maksud Aji, mengiyakan ajakan Aji dan memesan makanan.
“Asli, parah banget mantan kamu, Mas. Gak takut ketahuan apa ngintilin kita terus,” ucap Syadira lirih.
“Kita pura-pura nggak tahu aja,” sahut Aji sembari tersenyum.
Syadira yang tak kuat melihat senyuman manis Aji, mencubit pipi Aji manja.
“Maaf ya, Mas,” bisik Syadira menahan tawa.
“It’s oke, Dir. Memang harus natural,” jawab Aji berbisik dan tertawa.
Bella memutuskan untuk berhenti mengikuti Aji dan Syadira lalu kembali ke parkiran mobil karena mendapat panggilan telepon dari sang Papa.
“Iya, Pa, ada apa?” jawab Bella tak bersemangat.
“Lusa kita ke restoran langganan kita, Papa sudah meminta sekretaris Papa untuk reservasi. Kita akan adakan pertemuan dengan Jonas dan keluarganya. Papa sengaja beri tahu kamu sekarang biar tidak ada alasan untuk tidak bisa hadir,” pinta Papa Bella.
“Iya, Pa, sudah ya Bella mau nyetir,” pamit Bella mengakhiri percakapan di telepon.
Bella masih tak terima dengan hubungan Aji dan karyawannya itu. Ia juga tampak tak henti memikirkan rumah Syadira yang seperti rumah orang berada. Ia berfikir mengapa Syadira bisa bekerja sebagai resepsionis jika dia adalah anak orang kaya.
"Apa benar Aji berpacaran dengan karyawannya sendiri? Bukan kah peraturan kantornya melarang hal ini? Aji tidak mungkin menyukai perempuan seperti itu. Aku harus mencari tahu hubungan mereka yang sebenarnya, juga tentang karyawan tengil itu.”
Beberapa detik kemudian, Bella menghubungi seseorang.
“Halo, saya ada tugas untuk kalian,” ucap Bella serius.
Bella tampak menjelaskan panjang lebar pada pria yang menjadi lawan bicaranya dalam panggilan telepon tersebut.
###
Aji berpamitan setelah mengantar Syadira pulang ke rumah yang dipinjaminya, dan tak lupa mengucapkan terima kasih atas bantuan Syadira hari ini, lalu memacu mobilnya untuk pulang ke rumahnya.
Sesampainya di rumah, ayah Aji memanggilnya untuk berbicara.
“Aji, Ayah mau tahu sudah sampai mana progress pernikahanmu? Kok Ayah tidak pernah kamu ajak diskusi tentang ini,” tanya ayah Aji, CEO di perusahaan tempat Aji dan Syadira bekerja.
“Aji sudah membatalkan semuanya, Yah. Bella selingkuh,” jawab Aji dengan menghela nafas panjang.
“Loh, kok kamu baru bilang? Bagaimana ini semua rekan-rekan Ayah ‘kan taunya kamu akan menikah beberapa bulan lagi. Kemarin saja mereka masih suka bahas tentang Ayah yang akan mantu masak tiba-tiba batal. Gimana sih, Ji, lagian kenapa harus sampai dibatalkan sih. Bisa saja selingkuh yang kamu maksud cuma salah paham, Ji. Jangan gegabah. Ayah hafal betul karakter kamu, kamu masih suka labil,” ungkap ayah Aji yang seolah tak terima dengan keputusan Aji.
“Yah, Aji lihat Bella di kasur kamar hotel milik Papanya. Dia berduaan telanjang dengan selingkuhannya. Apa Ayah masih bisa bilang Aji salah paham? Ayah lebih malu mana? Lihat Aji tidak jadi menikah dengan perempuan j*l*ng seperti Bella atau lihat Aji bercerai setelah menikah dengannya?” tantang Aji pada ayahnya dengan penuh emosi.
“Ji, kamu sudah 3 tahun berpacaran dengan Bella, kalau memang dia seperti itu, masak kamu baru tau sekarang? Kalau memang iya, artinya kamu yang dari awal salah pilih calon istri. Orang kalian sudah sampai tunangan kok. Jujur, Ayah bisa saja menghargai keputusan kamu, tapi Ayah juga kecewa, apa kata orang nanti kalau tau anak Ayah batal menikah,” ucap ayah Aji mencurahkan isi hatinya.
“Ayah jangan egois. Ayah juga harus mengerti perasaan Aji. Sudah lah, Yah, jangan pedulikan apa kata orang, harusnya Ayah pedulikan masa depan Aji, anak Ayah yang sedang berjuang melepaskan diri dari wanita murahan. Ayah tahu ‘kan bagaimana Aji menyayangi Bella. Aji mungkin bisa saja memaafkan Bella dan mempertahankan semuanya karena rasa sayang Aji yang begitu besar, tapi bayangkan kalau pernikahan ini tetap terjadi dan Bella akan mengulangi perselingkuhannya lagi, apa Ayah tidak lebih malu lagi punya menantu berkelakuan seperti itu, justru akan mencemarkan nama baik keluarga Ayah dan Kakek. Aji minta maaf kalau Aji membuat Ayah kecewa. Tapi Ayah juga harus mengerti posisi Aji,” tegur Aji sembari meninggalkan ayahnya di ruang tengah.
Ayah Aji terdiam mendengar perkataan anaknya, seolah menyadari bahwa watak anak laki-lakinya itu memang keras dan sangat berpendirian walaupun terkadang masih bersifat labil.
Kakek Aji yang mendengar perdebatan anak dan cucunya, menghampiri ayah Aji.
“Ada apa sih, Yo? Berdebat apa lagi kamu sama Aji?” tanya Kakek Aji yang sudah sangat sering mendengar perdebatan antara anak dan cucunya itu.
“Bapak sama anak sama-sama keras,” imbuh kakek Aji seraya duduk di sofa ruang tengah bersama ayah Aji.
Haryo, ayah Aji, menjelaskan pembatalan pernikahan yang dilakukan anaknya termasuk alasan dan penyebabnya.
Kakek Aji justru mendukung keputusan Aji dan meminta Haryo tak menyalahkan pendirian Aji. “Keluarga kita terkenal bibit bobotnya, wanita semacam itu tidak pantas mendampingi Aji. Kakek tidak mau punya cicit penerus bisnis Kakek yang dilahirkan dari rahim seorang wanita yang tak punya harga diri,” ungkap kakek Aji menyatakan opininya.
“Tapi, Yah, Bella itu dari keluarga terpandang. Masa iya dia bisa berbuat sehina itu, Haryo tidak habis pikir. Haryo takut ini cuma salah paham yang dibuat-buat. Bagaimanpun, banyak yang ingin menjatuhkan bisnis Papanya,” ucap ayah Aji yang belum bisa menerima pembatalan ini.
“Ya sudah, Yo. Aji sudah dewasa. Biarkan dia menentukan hidupnya sendiri. Ayah yakin Aji tau mana yang benar dan salah. Tidak usah ikut campur dalam urusan pribadinya. Cukup dukung dan bantu jika dia butuh bantuanmu,” pinta kakek Aji dengan bijak.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments