Setelah Vita menelepon ruangan Aji dan mengabarkan jika ada seseorang bernama Selena yang ingin menemuinya, tak lama Aji turun menuju lobi kantor dan menemui wanita tersebut.
Selena yang tengah duduk menunggu Aji, bergegas berdiri dan berlari menuju Aji yang juga sedang berjalan menghampiri dirinya. “Ajiiiiii!!!”
Seperti tersambar petir di pagi hari yang cerah tatkala Syadira melihat dengan mata kepalanya sendiri wanita itu berlari dan memeluk Aji begitu erat seolah ingin melepas rindu yang teramat dalam. Ia memandang Aji yang juga memandangi dirinya. Sontak, Aji melepaskan pelukan Selena. Mereka tampak berbincang-bincang di sofa lobi.
Kemudian, Aji bersama Selena menuju ke ruangan Aji melewati meja resepsionis. Syadira hanya mampu menundukkan kepalanya saat Aji memandangnya. Perasaan Syadira begitu campur aduk. Tak pernah sebelumnya ia merasakan hal ini. Sakit.
“Kamu nggak apa-apa ‘kan, Dir?” Vita memastikan keadaan Syadira baik-baik saja.
Syadira hanya mengangguk pelan. Ia memang menyadari bahwa rasa sakit ini lah yang akan muncul sebagai konsekuensi dari rasa sayangnya pada Aji. Dengan sadar, Syadira memahami bahwa Aji tak akan pernah membalas perasaannya, namuh entah mengapa ia tetap membiarkan perasaannya tetap ada. Mungkin bukan bermaksud demikian, tetapi menghilangkan rasa sayang pun tak semudah membalikkan telapak tangan.
Hingga hari menjelang siang, Aji baru turun menuju lobi bersama Selena. Seolah Syadira tak ingin melihat mereka. Aji menghampiri meja Syadira dan berpesan sesuatu. “Saya akan makan siang di luar, jika ada yang mencari saya, kabari saya ya.”
“Bisa-bisanya dia sesantai itu,” ucap Syadira setelah Aji berjalan keluar kantor.
“Cemburu ya?” goda Vita menertawakan temannya itu.
“Bukan soal perasaan, Vit. Tapi soal profesionalitas! Dia sendiri yang membuat aturan untuk tak pergi berdua dengan wanita lain,” jawab Syadira kesal.
###
Sore hari saat pulang kantor, Syadira diantar pulang oleh Vita, juga dikawal oleh anak buah Aji di belakangnya.
“Kamu lihat tadi Mas Aji balik kantor gak, Vit?” tanya Syadira yang dibonceng Vita.
“Lihat kok. Pas kamu ke toilet tadi Pak Aji sudah kembali ke kantor sendiri. Terus dia pesan sama aku kalau nanti nggak bisa antar kamu pulang karena ada urusan,” jawab Vita dengan suara yang berlomba dengan suara angin.
Semenjak pagi hari, Aji tak terlihat menghubungi Syadira. Bahkan, ia hanya berpesan melalui Vita. Dengan perasaan kesal Syadira mencaci maki kekasih kontraknya itu.
“Menurutmu dia siapanya Pak Aji?” Vita ingin tahu siapa sebenarnya Selena.
“Mana aku tahu. Nanti deh aku tanya ke Mas Aji langsung,” jawab Syadira acuh.
Karena takut jika tiba-tiba kedatangan Bella di rumahnya, Syadira mengajak Vita menginap di rumahnya. Tentu, dengan senang hati Vita menyetujui permintaan Syadira. Tak henti-hentinya Vita memuji rumah Sekretaris CEO di kantornya itu.
“Mimpi apa 3 bulan tinggal di rumah seperti ini, Dir?” Vita terus terkesima dengan rumah Aji.
“Mimpi kejatuhan nangka kali,” jawab Syadira kesal.
“Ya ampun masih kesal aja ya kamu, besok aku bilang Pak Aji ah kalau kamu cemburu,” canda Vita mengejek Syadira.
“Jangan macam-macam ya!” ancam Syadira yang tak ingin Aji tahu perasaannya.
###
“Jadi, kamu sudah putus sama Bella, Ji? Terus pernikahan kalian bagaimana?” tanya Selena setelah Aji menceritakan kisah tragisnya bersama Bella.
“Terpaksa aku batalkan. Aku tidak mungkin menikahi perempuan seperti itu,” jawab Aji cuek.
Selena tersenyum manis. “Betul, Ji. Aku setuju. Bella hanya akan memberikan nama yang buruk untuk keluarga besar Kakek kamu.”
“Terus sekarang, kamu sudah ada pacar lagi atau bagaimana?” lanjut Selena yang masih ingin tahu kehidupan pribadi Aji.
Aji seolah belum mau menceritakan tentang hubungan kontraknya bersama Syadira, juga tentang alasan hubungan kontrak tersebut. Aji tampak mengalihkan pembicaraan pada Selena. Mereka mulai membahas saat mereka masih menempuh kuliah di UK. Mereka seperti sedang mengenang masa-masa suka dan duka saat menjadi mahasiswa yang merantau ke negri orang.
“Kita sudah lama ya, Ji, nggak makan malam begini, dulu aja hampir tiap hari kita nyari makan bareng,” ingat Selena sambil tertawa.
“Kamu sendiri kapan ada rencana menikah?” tanya Aji yang berganti bertanya tentang kehidupan pribadi teman lamanya itu.
“Aku masih menunggu kamu, Ji,” jawab Selena dalam hati.
###
Saat pagi hari, Aji tak berangkat ke kantor bersama dengan Syadira, karena ia akan datang terlambat.
Saat di kantor, ramai perbincangan oleh seorang ratu gosip di kantor, Chorina. Semalam, tak sengaja ia melihat Pak Aji sedang makan bersama dengan seorang wanita cantik. Chorina juga menghubungkan dengan kejadian kemarin, di mana saat wanita itu memeluk Aji yang disaksikan oleh beberapa karyawan kantor. Sontak Syadira dan Vita menebak bahwa wanita itu adalah Selena. Syadira semakin geram karena Aji telah melanggar perjanjiannya.
Tak lama, Aji datang menuju lobi, disusul oleh Selena. Melihat pemandangan Aji yang mulai tampak sering terlihat bersama dengan Selena, Syadira menegur Aji. Ia tak mau jika ada anak buah Bella yang melihat ini, terlebih lagi, beberapa karyawan kantor telah mengetahui kedekatan mereka.
“Pagi, Pak. Apa perlu surat kontraknya saya salin ulang?” tanya Syadira dengan nada penegasan.
Aji tampak langsung paham dengan maksud Syadira. “Oh tidak perlu, saya sudah ada salinannya, bisa kamu ambil sekalian berkasnya di meja saya, ya.”
Aji meminta Selena untuk menunggunya di lobi, sementara ia akan naik menuju ruangannya dan mengambil sesuatu yang akan diberikan pada Selena. Syadira pun mengikuti Aji dengan tatapan sinis pada Aji. Aji tampak merasa bersalah terhadap Syadira.
Syadira mulai mengingatkan kesalahan Aji saat di ruangannya. “Maaf, Pak. Beberapa karyawan mengetahui semalam Pak Aji makan malam berdua dengan Mbak Selena, apa Bapak tidak merasa telah melanggar perjanjian kontrak kita? Pak Aji sendiri yang melarang kita saling pergi berdua dengan lawan jenis, apalagi di luar jam kantor. Apakah Pak Aji tidak takut jika ada anak buah Bella mengikuti Bapak, lalu mereka tahu kalau Bapak sebenarnya…”
Belum selesai Syadira melanjutkan kata-katanya, Aji memotong kalimat Syadira. “Saya tahu saya salah, Syadira, saya minta maaf.”
Aji menjelaskan tujuan kedatangan Selena ke kantornya, juga menjelaskan siapa Selena sebenarnya. “Dia teman kuliah saya dari Indonesia saat di UK, dia ada keperluan sama saya terkait pekerjaan di kantornya.”
Syadira tak kuat menahan perasaannya melihat ketulusan Aji saat meminta maaf padanya, namun karena masih ada perasaan kesal dan cemburu, ia masih ingin marah pada kekasih kontraknya itu.
“Kalau Bapak sudah ingin mengakhiri kontrak kita, Bapak boleh panggil saya kembali, saya permisi, Pak, selamat pagi,” pamit Syadira meninggalkan ruangan Aji.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments