"Gimana sih, kenapa kalian tidak segera mencari tahu dan menemukan kejanggalan lagi seperti kemarin? Saya bayar kalian mahal ya!” Bella marah pada anak buahnya karena tak menemukan celah hubungan pura-pura Aji dan Syadira.
“Kamu telepon siapa, Bel?” sahut Jonas yang tiba-tiba muncul di belakang Bella.
“Bukan urusan kamu,” jawab Bella judes.
“Jangan bilang kamu masih memerintah anak buah kamu untuk menyelidiki Aji dan pacar barunya. Ayolah Bel, sudah cukup. Dalam hitungan hari kita akan bertunangan, Bel, apa kamu mau begini terus? Mari kita bahas soal pertunangan kita nanti.” Jonas merayu Bella agar melupakan Aji.
Bella masih saja menyangkal perkataan Jonas bahwa Aji belum melupakannya. Bagi Bella, Aji masih menyayanginya. Mereka hanya berpura-pura agar Bella tak mengejar Aji lagi. Sedangkan Jonas terus meyakinkan Bella bahwa pendapatnya selama ini salah.
“Karena aku masih mencintai Aji, Jo!” Bella masih mempertahankan perasaannya.
“Tapi tidak dengan Aji, Bel. Kamu harus sadar! Plis, lupakan Aji.” Jonas memperingatkan Bella agar tak berharap lagi pada Aji.
Bella memang perempuan licik. Ia seolah melakukan apa yang diinginkan Jonas, namun hati dan pikirannya masih tak berhenti merencanakan hal buruk untuk hubungan Aji dan Syadira. Bella memberikan satu syarat sebelum mereka bertunangan.
“Aku mau bertunangan dengan kamu dan melupakan Aji, dengan satu syarat. Lusa, bawa aku ke tepi danau tempat aku dan Aji dulu sering menghabiskan waktu akhir pekan kami. Izinkan aku sekali saja bertemu dan mengobrol dengan Aji. Kalau memang Aji tak mau menemuiku di sana, aku janji akan berhenti mengejarnya. Tapi sebaliknya, jika Aji datang menemuiku dan mau meluangkan waktunya untuk berbicara denganku, kamu harus menerima aku yang tetap akan mengejar dia,” jelas Bella memberikan syarat pada Jonas.
Jonas menyanggupi permintaan Bella. Selama ini, Bella hanya mengetahui Aji adalah salah seorang rekan bisnis Jonas, namun tak mengetahui jika mereka juga berteman baik. Tentu dengan hal ini Jonas akan lebih mudah mengatur semuanya. Apalagi, Jonas dan Aji memang sedang bekerja sama untuk kepentingan mereka masing-masing.
"Oke aku terima persyaratan dari kamu. Tapi bila nanti Aji tak datang untuk menemui kamu dan berbicara empat mata denganmu, kamu harus belajar mencintai aku dan menghargai perasaanku," pinta Jonas agar Bella tak curang.
Jonas memberitahukan tentang persyaratan yang diajukan Bella. Hal ini dilakukan agar Aji berpura-pura tak tahu bahwa Bella akan meneleponnya untuk mengatakan hal ini. Jonas yang mengetahui kelicikan Bella, sangat berhati-hati dalam menyampaikan kabar ini pada Aji.
###
Bella terlebih dahulu menghubungi Aji agar mau menemuinya dan berbicara sebentar saja padanya di tepi danau dua hari sebelum hari pertunangan Bella. Tentu, Bella mengancam Aji agar mau menemuinya. Bella tak segan akan mencelakai Syadira jika Aji tak mau menemuinya. Oleh karena itu, Aji mengiyakan permintaan Bella.
Bella dan Jonas yang sudah bersiap di tepi, dengan optimis, Jonas yakin Aji tak akan datang sesuai kesepakatan mereka. 15 menit berlalu, Aji tak juga datang, padahal Aji adalah orang yang sangat tepat waktu. “Kita mau tunggu sampai berapa jam lagi, Bel? Kamu masih yakin Aji akan datang?” Jonas seolah tersenyum puas menggoda Bella.
5 menit kemudian, Aji benar-benar datang menghampiri mereka. Raut wajah Jonas berubah seketika. Bella yang tengah penuh amarah, tersenyum lebar. Aji menyapa Bella dan Jonas.
“Aji, aku yakin kamu pasti datang,” sambut Bella seraya bersiapa memeluk Aji.
Namun sayangnya, Aji menghindar. “Aku ke sini bukan untuk menemuimu, Bel. Aku ke sini bersama calon istriku.”
Syadira keluar dari mobil Aji dan menghampiri kekasih kontraknya itu.
“Aku ingin melamar Syadira di tempat ini, disaksikan oleh kalian berdua. Tempat ini tempat yang tenang buatku, jadi aku ingin melamar Syadira di sini. Agar kamu juga yakin bahwa aku benar-benar akan menikahinya, Bel. Hubungan kami bukanlah pura-pura. Lagi pula, kamu juga akan bertunangan dengan laki-laki pilihan papa kamu, jadi sudahi semuanya tentang kita,” pinta Aji menjelaskan maksud kedatangannya.
Mendengar penjelasan Aji, Jonas kembali tersenyum puas.
Aji segera mengambil posisi berlutut dan mengeluarkan kotak cincin untuk disematkan di jari manis Syadira.
“Syadira, maukah kamu menerima aku dengan apa adanya, setia bersamaku dalam suka maupun duka, menjadi pasanganku selamanya?” lamar Aji pada kekasih kontraknya itu.
Syadira menangis haru dan menganggguk menerima lamaran Aji. Jonas sontak bertepuk tangan, namun tidak dengan Bella yang menyimpan kekesalan dan amarah. Bella meninggalkan mereka setengah berlari menuju ke arah mobilnya. Jonas menyalami Aji dan memberikan kode pertanda rencana mereka berhasil, kemudian berlalu meninggalkan Aji dan Syadira, menyusul Bella.
“Rencana kamu benar-benar di luar dugaan ya, Mas. Bisa kepikiran begitu ya,” puji Syadira pada Aji.
Aji tersenyum pada Syadira. “Kalau aku tidak datang, Bella akan berbuat buruk padamu, dan kalau aku datang tanpa rencana, Bella akan tetap mengejarku,” jawab Aji bijaksana.
Syadira tertawa mendengar jawaban Aji.
“Aku takut Bella akan nekat mencelakai kamu, Dir,” ucap Aji menghentikan tawa Syadira.
"Takut aku kenapa-napa atau takut kamu merasa bersalah karena ini semua adalah rencana Mas Aji?" tanya Syadira memastikan arti perkataan Aji.
"Aku tidak ingin kamu terluka sedikitpun, karena kamu tanggung jawabku," jawab Aji dengan bijaksana.
Mereka saling bertatapan.
“Dir, kamu marah ya kemarin tentang Selena?” lanjut Aji menanyakan perihal kedatangan Selena.
“Hmmm, aku takut karena Mas Aji sering berdua dengannya, akan mengganggu rencana kita yang tinggal selangkah lagi, Mas. Maksud aku, kalau memang kamu mau menjalin hubungan dengannya, setidaknya bisa menunggu sampai kontrak kita selesai,” sangkal Syadira yang tak mau mengatakan bahwa ia cemburu pada Selena.
“Oh, aku kira kamu cemburu,” goda Aji mengernyitkan keningnya.
Pipi Syadira seketika merona.
###
“Kenapa sih, Ji, kok kamu jadi menolak terus makan sama aku?” tanya Selena dalam panggilan teleponnya bersama Aji.
“Aku lagi dekat sama seseorang, Sel, aku ingin menjaga perasaannya,” jawab Aji mulai menjaga jarak pada Selena.
“Oh, gitu ya, Ji,” ucap Selena patah hati. “Kenalin dong, Ji,” pintanya manja.
“Nanti ya, Sel, kalau aku sudah jadian sama dia, pasti aku kenalkan ke kamu,” janji Aji yang belum mau menceritakan soal hubungan kontraknya.
Sejak saat itu, Selena begitu penasaran pada perempuan yang sedang didekati Aji. Seolah sama seperti Bella, Selena juga diam-diam mengikuti Aji. Karena Aji sering bertemu dan bepergian dengan seorang perempuan, Selena bermaksud mencari tahu siapa perempuan beruntung itu.
“Saat kembali ke Indonesia, aku sudah mulai melupakanmu walau dengan berat hati. Tapi, aku kembali menancapkan perasaanku begitu mengetahui kamu telah sendiri. Ji, andai kamu tahu alasan aku tinggal dan bekerja di Singapura hanyalah karena patah hatiku mendengar kamu akan menikahi Bella. Namun, ternyata harapanku untuk bersamamu hanya sementara saja. Hatiku runtuh seketika saat kembali mengetahuimu sedang mengusahakan perempuan lainnya. Tapi, Ji, kali ini aku yang ingin mengusahakanmu, sebelum janur kuning melengkung. Aku tak mau kehilanganmu lagi, Aji, laki-laki yang sejak dulu aku cintai dalam diam,” ucap Selena dalam hati.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments