Aji menemui Syadira di rumahnya. Malam itu juga, ia ingin menjelaskan pada Syadira agar tak terjadi salah paham. Mengingat Syadira cukup sulit ditemui hari ini karena tugas pekerjaan yang menumpuk akibat banyaknya agenda rapat di kantor dalam satu minggu ini. Di kantor Aji, Syadira memang staf resepsionis yang bisa diandalkan oleh para karyawan senior. Mereka sangat menyukai kinerja Syadira, sehingga banyak dari mereka yang meminta bantuannya.
Syadira mempersilakan Aji masuk dan berbicara di dalam rumah. Tak butuh waktu lama, Aji segera menjelaskan tentang ancaman Bella hari ini. Aji tak ingin Syadira mempercayai Bella.
Syadira hanya tersenyum melihat Aji yang panik. “Aku sudah tahu. Mas Aji tenang saja, aku tidak akan semudah itu percaya.”
Aji lega mendengar jawaban Syadira.
“Tapi memang benar tidak kamu lakukan ‘kan, Mas?” lanjut Syadira mempertanyakan kejujuran Aji.
Aji mendekatkan wajahnya pada Syadira. “Aku mungkin memang bukan lelaki yang baik, tapi seburuk-buruknya aku, aku tidak akan pernah mau melakukan itu sebelum adanya pernikahan.”
“Tapi kamu laki-laki yang sangat baik dan sempurna untuk aku, Mas,” sahut Syadira tersenyum memandangi wajah Aji yang hanya berjarak 5cm dari wajahnya.
Aji tersenyum dan mencium bibir Syadira. “Aku juga tak akan mau melakukan hubungan itu dengan perempuan lain saat aku masih memiliki pacar secantik kamu.”
Syadira yang salah tingkah karena perlakuan Aji pun, segera menjauhkan wajahnya dan berlari menuju dapur untuk membuatkan minuman untuk Aji. Aji hanya tersenyum melihat pipi merah Syadira. Ia pun kembali berpikir apakah Bella benar-benar mengandung atau hanya berpura-pura? Kalau benar Bella sedang hamil, lalu siapa ayahnya? Dengan siapa Bella melakukannya?
Pikiran Aji terpecahkan oleh kedatangan Syadira yang membawa 2 gelas minuman.
“Bisa saja Jonas yang menghamilinya,” sahut Syadira seolah tahu apa yang sedang Aji pikirkan.
Syadira juga menyarankan agar Aji membicarakan hal ini pada Jonas. Karena fitnah ini tentu akan mengganggu pekerjaan Aji di kantor, juga masalah di keluarga besarnya. Aji menyetujui saran Syadira dan akan segera menemui Jonas untuk menanyakan hal ini.
###
Keesokan paginya, Aji sengaja tak berangkat bersama Syadira karena ia harus segera menemui Jonas. Aji tiba di kantor Jonas setelah semalam ia memberitahu Jonas akan membicarakan sesuatu hal yang penting. Jonas pun menyambut Aji di ruangannya.
“Ada apa, Ji? Sepenting itu kah hingga membuatmu harus datang sepagi ini?” tanya Jonas yang penasaran akan kedatangan Aji.
Aji pun segera menanayakan apakah benar Jonas dan Bella telah melakuan hubungan itu hingga Bella hamil. Aji juga menceritakan tentang ancaman Bella yang memanfaatkan kehamilannya agar Aji mau menikahinya. Mendengar hal ini, senang dan sedih seolah menyatu dalam benak Jonas. Di satu sisi, ia senang karena Bella sedang mengandung anaknya. Namun, di sisi lain, ia kecewa karena Bella tak memberitahunya dan justru menginginkan Aji yang menjadi ayah dari calon bayinya.
Jonas mengakuinya dan meminta maaf pada Aji atas apa yang mereka lakukan hingga Bella hamil, juga meminta maaf atas sikap Bella yang terus mengganggunya. Jonas berjanji akan mempertanggungjawabkan semuanya. Jonas akan membantu Aji agar terlepas dari fitnah bella.
“Setelah dari sini, Bella mengajakku bertemu, dan tentu ia juga mengancamku bila tak datang menemuinya.” Aji memberitahukan permintaan Bella pada Jonas.
“Aku yakin dia akan membuat rencana baru dengan senjatanya. Kamu tenang saja, Ji. Aku akan ikut denganmu menemui Bella,” ujar Jonas yang ingin membantu Aji.
Aji dan Jonas pergi menemui Bella di tempat yang sudah mereka sepakati.
Bella yang sudah menunggu Aji di salah satu meja kafe, memandang kedatangan Aji dengan wajah sumringahnya. “Aku yakin kamu pasti datang. Aji, aku rindu kamu.”
Aji mengelak dari tangan Bella yang ingin memeluknya. “Apa lagi yang mau kamu perbuat?”
“Ngobrol dulu bisa? Kita sudah lama tidak meluangkan waktu bersama,” pinta Bella manja.
Aji menegaskan bahwa ia tak ada waktu untuk Bella. Aji ingin Bella segera berbicara apa yang ingin dibicarakan. Melihat Aji yang cuek padanya, Bella mulai mengeluarkan senjatanya.
“Nanti malam aku mau ajak Om Haryo makan malam sekaligus ingin mengabarkan berita bahagia ini jika kita akan tetap menikah. Aku tahu papa kamu masih ingin aku yang mendampingi kamu ‘kan, Ji,” ucap Bella penuh keyakinan.
“Jangan terlalu percaya diri, Bel. Aku sudah ingatkan kamu berkali-kali bahwa aku tidak akan menikahi wanita yang sudah dipakai banyak pria!” ucap Aji tenang.
“Sekali pun aku sudah pernah berhubungan dengan lelaki lain, hatiku tetap untukmu, Ji. Aku yakin kamu masih mencintaiku dan kamu tak butuh usaha lebih untuk kembali padaku, jadi jangan mempersulit semuanya. Kita bisa bicara baik-baik pada papaku, aku akan mengaku pada mereka bahwa aku lah yang selingkuh, bukan kamu. Dengan begitu, papa akan mengizinkan kita tetap menikah,” jawab Bella yang tak menghirauan perkataan Aji.
Jonas berjalan menghampiri meja Aji dan Bella. “Kamu akan tetap menikah denganku, Bel. Anak itu anakku bukan anak Aji. Aku yang harus bertanggung jawab menikahimu!”
Bella terkejut melihat kehadiran Jonas. Seperti banyak akal, Bella mengingatkan Jonas akan asal keluarganya. Bella mengatakan bahwa keluarga Jonas akan malu jika mengetahui anak mereka menghamili seorang perempuan sebelum adanya pernikahan.
“Apa kata orang nanti, keluarga yang memiliki yayasan peduli perempuan, tapi anaknya berlaku demikian,” ucap Bella tak gentar dengan perkataan Jonas.
“Aku tak peduli, kalau pun mereka tahu, mereka justru akan memintaku untuk bertanggung jawab. Lagi pula, pernikahan kita hanya dalam hitungan minggu, kalau pun aku merahasiakan kehamilanmu, tak akan ada masalah jika nanti usia kehamilanmu kurang dari 9 bulan. Aku bisa saja mengatakan bayi itu prematur,” jawab Jonas tertawa lebar.
Bella seolah sudah kehilangan akal untuk mengancam Jonas. “Kalian bekerja sama untuk menghancurkanku!”
“Kamu yang telah menghancurkan dirimu sendiri. Lagi pula, tak usah kaget begitu lah, Bel. Ini ‘kan bukan kali pertamamu tidur dengan laki-laki. Anggap saja kehamilanmu adalah bonus. Aji tertawa puas melihat raut muka Bella yang kesal.
“Hanya aku yang mau menerima kamu, Bel. Kita sudah sama-sama hancur, jadi tetaplah menikah denganku,” sahut Jonas menggoda Bella.
Aji pun pergi meninggalkan Bella dan Jonas dengan senyum kepuasan. “Aku sudah merekam percakapanku dengan Jonas, untuk berjaga-jaga jika kamu kembali mengeluarkan senjatamu untuk menjatuhkanku.”
Bella memandangi kepergian Aji dengan tatapan penuh malu, amarah, dan kesedihan. Atas kejadian yang memalukan ini, Bella berjanji dalam hatinya akan membalas Aji lebih dari ini. Ia tak ragu untuk membongkar siapa sebenarnya pacar Aji yang merupakan karyawan kantornya itu, karena Bella belum menyebut namanya saat itu. Bella seolah tak peduli jika pernikahannya sudah tak akan mungkin bisa dengan Aji, yang ada di pikirannya hanyalah membalaskan perasaannya hari ini pada Aji dan Syadira.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments