Fatih dan Bara mengekori kemanapun Zaylin berkendara sampai gadis itu menghentikan motornya didepan gerbang ber plang kos-kosan putri,,mengabaikan kedua lelaki yang terus mengekor.
Setelah melihat Zaylin masuk kedalam gerbang kos-kosan putri,Fatih dan Bara menunggu sekitar lima menit sebelum keduanya melegang pergi dari sana setelah meyakini jika gadis itu tinggal disana.
Tanpa keduanya ketahui setelah kepergian mereka Zaylin kembali mengeluarkan motornya dari gerbang kos-kosan sebelum pergi ia memberikan beberapa uang pada satpam yang sudah mengijinkannya masuk tadi.
"Lain kali jangan kelayaban malam-malam mba bahaya,apalagi mba perempuan kalo dua orang tadi terus nguntit mba nya gimana?,kalo dibegal dijalanan sepi bahaya mba"ujar pak satpam tidak dipedulilkan Zaylin karena setelah memberi uang ia langsung pergi begitu saja membuat satpam tadi menggelengkan kepalanya sebari bergidig ngeri,entah apa yang ada dalam pikirannya.
Apalagi ini sudah jam dua malam!.
Fatih dan Bara sendiri pulang ke markas tanpa membawa makanan yang sempat mereka pesan karena sudah Bara pintai anggota lain untuk mengambilnya.
Sesampainya disana fatih langsung naik kelantai dua dimana beberapa kamar tersedia untuk dirinya dan anggota lain yang ingin bermalam di markas sedangkan Bara seperti orang linglung.
Duduk disofa samping teman-temannya yang tengah main game dengan keadaan linglung seketika membuat mereka bingung.
"Lo ga kesurupan kan Bar?,,balik-balik kaya orang linglung begitu"ujar Rendi anak geng yang sama dengannya membuat yang lain tadinya asik bermain langsung menatap Bara.
"Kenapa lo?,kesambet setan mana sih kaya orang bingung gitu?"timpal Rahman menatap Bara dengan bingung,tuh orang beneran kaya bocah kesurupan.
"Diem lo pada gue lagi syok!"jawab Bara masih linglung menatap teman-temannya dengan pandangan aneh.
"Gue kayanya perlu cek THT dah"tambahnya sebari mengorek telinganya dengan jari.
"Jorok lo!"cibir Jerry sebari mendengus.
"Telinga lo bermasalah waketu?"tanya anak lain dengan kepo.
"Kelamaan ga dikorek ya gitu berlumut"cibir Jerry.
"Gue bersih ga jorok kaya lo!,,cuman gue beneran perlu cek THT kali ini" jawab Bara mendengus pada Jerry secepat mungkin merubah raut wajahnya menjadi serius membuat yang lain tegang.
"Lo ga lagi sekarat kan?"tanya Rahman dengan raut wajah cemas.
Bara cuma menggelengkan kepalanya dengan linglung lantas memberikan penjelasan yang membuat teman-temannya cengo dalam sekejap langsung tertawa terbahak-bahak mengira Bara berbohong.
"Gue denger Fatih ngomong panjang banget,ga dibilang ngomong juga tpi ngerocos,,tuh ketua kutub kita tiba-tiba mencair ngab!,,depan cewek lagi,,bukan cuma itu,tuh Fatih di sengak diketusin si ceweknya ini ga marah sama sekali malah terus ngerocos kaya knalpot resign!,,,gila banget!"ujar Bara menggebu disambut gelak tawa teman-temannya karena ga nyata banget gitu kalo ga denger langsung,banyak berita hoak beredar soalnya!.
Apalagi ini katanya Fatih ngerocos panjang lebar ga mungkin banget pikir mereka.
"Hhhhhh bercanda lo lawak bener sumpah!"bahak mereka saling menimpali kata-kata tidak percaya membuat Bara mendesah antara kesal juga tak percaya.
Tapi ia denger pake telinga dan terlihat itu beneran si Fatih dengan matanya sendiri,,ga kata orang yang bisa aja hoak!.
.
.
.
Ketika pagi menjelang Fatih bangun dari tidurnya entah kenapa terasa bersemangat,remaja itu langsung melakukan rutinitas paginya dengan cepat.
Ketika turun ke lantai bawah ia malah melihat teman-temannya yang juga menginap di markas tertidur diruang tengah masih terlelap,,Fatih hanya melewati mereka untuk lari pagi dihalaman depan.
Setelah berolahraga Fatih kembali ke kamarnya untuk membersihkan diri,,sebari duduk diranjang Fatih mengutak-atik ponselnya penuh semangat lantas menempelkan benda pipih tersebut ketelinganya setelah panggilan tersambung.
Namun raut wajah Fatih seketika berubah datar dan melempar ponselnya ke arah ranjang.
"Sial gue dikasih nomor rumah sakit jiwa!"umpatnya kesal ketika memanggil nomor yang ia kira milik Zaylin setelah merengek pada gadis itu untuk pertama kalinya Fatih lakukan semalam malah zonk,alias ditipu!.
Sedangkan orang yang menjadi bahan perubahan suasana hati Fatih sekarang tengah mengeringkan rambutnya menggunakan hairdryer didepan cermin dikamarnya.
Tok-tok-tok
"Zy ayo turun sarapan udah siap tuh"panggil orang dibalik pintu setelah mengetuk beberapa kali.
"Iya"jawab Zaylin cuek.
Setelah dimeja makan ia langsung menyantap makanan didepannya tanpa bersuara ditemani Renal yang terus mencuri tatap kearah Zaylin.
"Ada yang salah?"tanya Zaylin menghentikan makannya sebari menatap sang paman.
Memang cuek tapi sudah biasa bagi Renal karena itu kepribadian Zy yang sebenarnya jika ingin sedikit kehangatan maka harus yang satunya lagi.
Tidak ada kembaran!.
"Gaada,makan yang banyak biar ga mudah sakit!"jawab Renal sebari tersenyum.
Zaylin hanya mengangguk.
"Mmm ayah mu kemungkinan akan pulang dua bulan lagi,bagaimana jika hari ini om nemenin kamu belanja keperluan sekolah,,kamukan mau masuk SMA"ujar Renal penuh harap,apalagi baru kali ini ia bisa menghabiskan waktu lebih lama dengan keponakannya ini setelah sekian lama gadis ini memilih hidup dalam kesengsaraannya dikeluarga Esmiral.
"Jangan nolak yah plis,,,Om loh yang selama ini jagain Zy,rawat Zy,,biayain Zy juga masa sekarang mau nolak,,yah plis"tambah Renal dengan wajah memelas ia sangat menyayangi gadis didepannya ini walaupun tak memiliki ikatan darah.
Tak apa jika darah lebih kental dari pada air tapi jika dibandingkan dengan oli maka lebih pekat olikan?.
"Ayah" jawab Zy kembali melanjutkan acara makannya.
"Hah?ayah mu kan pulang dua bulan lagi dari luar negri masa kamu mau nungguin dia balik dulu baru belanja,kelamaan,ajaran baru seminggu lagi buka!"ujar Renal bingung.
"Juga jagain Zy"ujar Zaylin tidak dimengerti Renal emang sih mereka udah kenal bertahun-tahun tapi terkadang Renal tidak paham dengan perkataan Zy yang terlampau singkat itu,,,pelit ngomong!.
Renal terdiam beberapa detik sebelum memajukan bibirnya lima senti,"Iya,,kita berdua jagain kamu!,,pokoknya nanti siang kita belanja kamu ga boleh nolak titik!"ujar Renal setelah paham jika magsud Zaylin,orang yang ia panggil ayah juga merawatnya bukan hanya Renal.
Tapi Renal tidak mau kalah ia tidak ingin ditolak untuk kali ini maka untuk itu setelah mengatakan pemaksaan tadi,pria dewasa itu melegang pergi dari meja makan padahal sarapannya belum habis untuk menghindari penolakan!.
Zaylin sendiri tidak menanggapi ia hanya mendengarkan saja jika menurutnya pantas dijawab maka ia akan buka suara,jika tidak penting ia hanya akan diam,,,tapi ada dua orang yang selalu ia jawab walaupun omongan mereka omong kosong sekalipun.
Ditengah makannya yang sunyi tiba-tiba Zaylin kepikiran pria semalam yang begitu cerewet,,itu tuan Bebek,,,mengingatnya membuat Zaylin menggelengkan kepala lantas untuk pertama kali setelah sekian tahun terkekeh lucu membayangkan Fatih mengamuk karena diberi nomor rumah sakit jiwa alih-alih nomor ponselnya.
"Bodoh!"
Setelah sarapan renal benar-benar memaksa Zaylin berbanja bersamanya ia juga mengajak dua anak buahnya untuk dijadikan tukang panggil,,eh dijadikan pembawa barang maksdunya.
"Kita udah kaya artis nasional aja ya Di,kemana-mana pasang mata mengikuti" celetuk Iman melirik sekitar mall di mana banyak pasang mata menatap ke arah mereka dengan tatapan mencemooh.
Mungkin menghina lewat tampilan sebab ketiga pria yang menemani Zaylin memakai pakaian lusuh dan juga robek dibeberapa bagian.
"Beda banget,mereka natap kita dengan hina kalo natap artis pasti pujian!,,,"jawab Adi cuek aja pada sekitar.
"Ini salah bos kenapa harus ngajak kita ke mall dadakan segala,,kitakan bukan tahu bulat dimasak dadakan di mobil,,,kan kita bisa dan-dan dulu gitu"protes Iman tersungut-sungut.
"Banyak protes masih untung diajakin,kalian dibawa buat dijadikan babu gausah so mau dan-dan sagala ga bakal ada yang doyan sama kalian!"jawab Renal mendengus kedua anak buahnya emang minta ditampol.
"Siapa tau ada bos,belum coba belum tau"jawab Iman.
"Dikasih tau ngeyel,,jaman sekarang ganteng kalah sama yang berduit,,ga perlu ganteng kalo kalian banyak duit cewek juga ngantri kalo ga punya duit yo sadar diri,,kalian tuh udah ga ganteng ga berduit juga!,gabakal ada yang doyan!"cibir Renal membuat dua anak buahnya tersungut-sungut.
"Iya sih bos,,tapikan kita dijadikan bahan tontonan,,liat aja tuh kita ke kanan mata mereka ikutan kekanan,
Kasian Nona pasti malu"masih saja Iman protes tidak terima.
"Udah lah Man,bener kata bos Renal,,kau bakalan dipandang kalo punya jabatan"ujar Adi merangkul pundak Iman.
"Bos ga ngomong punya jabatan kau dipandang,Di"sanggah Iman menatap temannya itu dengan bingung.
"Intinya itu loh sama,Sama-sama berduit,kau ga akan punya pangkat kalo ga berduit"jawab Adi membuat Renal terkekeh sedangkan Zaylin hanya menjadi pendengar saja sejak tadi.
"Gausah pikirin mereka,kita hidup ga dikasih makan sama mereka,kita makan sendiri,minum sendiri,mandi juga sendiri" tambah Adi bernada diujung kata membuat Iman mendorong temannya itu sebari menegur.
"Malah nyanyi!"
"Hehe bablas,,,pokoknya gausah pikirin pandangan orang lain toh bos belanja pake duit sendiri ga minta sama mereka buat dibayarin" jelas Adi so bijak.
Renal sendiri mengacungkan jempolnya,"Bonus buat kau , DI,gratis keliling mall seharian "ujarnya.
"Beneran bos?,,kalo gitu saya mau beli beberapa barang bos hehe"saut Adi semangat jika mendengar gratisan.
"Kalo mau beli sesuatu ya bayar"jawab Renal mengena langsung mematahkan harapan Adi untuk belanja dibayarin sang bos.
Iman yang tadi mau protes malah terbahak.
"Sama aja bohong bos kalo gitu"ujar Adi tersungut-sungut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Rasya Fay
gk penting ya Zay.. mngkin Zay malah lupa ama fatih 🤭 pdhal Fatih rindu menggebu2 🤣
2024-02-06
3