Sudah hampir tiga hari Zaylin dirumah sakit tentu ditemani tuan bebek yang semakin kesini semakin cerewet bikin telinga sakit saja!.
"Kau tidak punya rumah yah!"bukan bertanya lebih tepatnya mencibir!,pokoknya Zaylin sudah sumpek mendengar ocehan Fatih.
"Ada kenapa?,kau ingin tinggal bersama ku,,,boleh saja tapi kau harus menikah dulu dengan ku"jawab Fatih acuh sebari memainkan ponselnya disofa tanpa memperdulikan Zaylin yang menatapnya kesal.
"Terimakasih tawarannya tapi saya tidak tertarik,,,cih"jawab Zaylin berdecih.
"Tidak perlu terburu-buru pikirkan saja dulu,,aku akan menunggu"jawab Fatih masih pokus pada ponselnya.
"Cih!,,sombong boleh tapi harus sadar diri juga,masih tinggal dirumah orang tua saja sok-sokan ngajak nikah anak gadis orang"cibir Zaylin mencoba menggerakan tangan kanannya yang mati rasa.
"Siapa yang mengajak nikah,aku pada mu?,,,wah sepertinya kau sangat tertarik padaku sampai menghalu begitu,tak apa jika kau siap aku akan segera datang ke rumah untuk melamar" goda Fatih menatap Zaylin penuh arti.
'Brengsek'ingin mengumpat begitu tapi Zaylin sadar jika Fatih semakin diladeni maka semakin jadi lebih baik diam kadang diam adalah emas.
"Kenapa diam?,salting yah?cie-cie yang mau banget dilamar seorang Yafiq Alfatih,,,tenang saja aku orangnya setia dan pemegang janji ko,,,kau akan menjadi istriku satu-satunya yang paling bahagia"ternyata bukannya diam Fatih semakin jadi.
"Bedebah!"umpat Zaylin tak selamanya diam adalah emas seperti sekarang semakin Zaylin diam maka semakin banyak omong kosong keluar dari mulut si tuan bebek satu ini.
"Eh mengumbat,anak cantik dilarang berkata buruk atau aku hukum hmm"ujar Fatih sungguh menyebalkan terdengar di telinga.
"Tuan bebek terhormat mau ku panggilkan dokter?,,,Kenarsisan mu itu sudah melewati dosis,,"jawab zaylin tersenyum tulus sekejap membuat wajah Fatih memerah.
"Cie mencemaskan calon suami"Fatih semakin minta ditampol.
"Aku yakin rumah sakit ini memiliki dokter kejiwaan,apa perlu ku bantu membuat janji?"tanya Zaylin memendam kekesalannya.
Andai dokter tidak datang maka keduanya akan semakin adu mulut tanpa jeda bahkan keduanya tidak ada yang berniat untuk mengalah.
.
.
.
"Kamu pulang juga Fatih,mamah dari kemarin nungguin kamu,tadinya mamah mau langsung kerumah sakit tapi papahmu larang terus,gimana kondisi orang yang udah nolongin kamu itu?"ujar mamah Fatih bernama Tiara Orlando memberondong kepulangan Fatih dengan pertanyaan.
"Nanya banyak banget mah sampe Fatih pusing mau jawab yang mana dulu"jawab Fatih menghempaskan tubuhnya diatas sofa dengan lemas ternyata banyak ngomong ngabisin tenaga doang mana tenggorakan rasanya jadi sakit.
"Hehe maaf mamah cemas,habisnya kamu ga pulang-pulang"ujar Tiara sebari tersenyum malu.
"Dia gapapa ko,mah,kata dokter kalo kondisinya membaik baru boleh pulang,,,Fatih pulang mau ganti baju aja mah abis itu mau balik lagi kerumah sakit nemenin dia,gapapa kan?"jawab Fatih sekalian ijin setelah kedatangan dokter diruangan Zaylin cowok cerewet itu memutuskan pulang untuk mengganti baju.
Yah mau balik lagi kasian tuh cewek arogan ditinggal sendiri,inimah bukan Fatih yang ditolong tapi Fatih yang menolong dan semakin menolong!.
"Gapapa,keluarga nya emang gaada yang datang Fatih?"tanya Tiara.
"Gaada mah,,Fatih keatas dulu ya mah mau mandi dulu"
"Iya gih,sebelum pergi lagi makan dulu sekalian bawain buat dia,,,"titah Tiara diangguki Fatih sebelum melegang ke kamarnya ia sempat kembali menoleh menanyakan keberadaan adik perempuannya yang ternyata tengah tidur.
.
.
.
Dirumah sakit dua orang laki-laki dengan pakaian kedokteran berjalan keluar dari kamar mayat sebari celingak-celinguk mencurigakan.
"Aman"bisik salah satu dari mereka dengan wajah tertutup masker.
"Ini jalannya kanan apa kiri?"tanya yang lain sebari menengok arah.
"Gatau,pilih kanan aja"jawab temannya dengan langkah pasti.
"Kalo salah gimana?"
"Puter arah gampang,pilihanku pasti bener ko,Man,kanan arah kebaikan kalo kiri arah kejulitan,,kitakan mau buat baik jadi pilihannya kanan"jawab Adi sekenanya.
Iman mengangguk setuju saja tadi sebelum ke kamar mayat mereka sempat pilih arah kiri untuk berbuat kejahatan,ia nyolong baju dokter sampe kesasar ke kamar mayat untung mayatnya ga bangun lagi,kata nona tidak boleh ada yang mengetahui kedatangan keduanya,karena mereka bukan mahluk astral yang tidak terlihat jadi keduanya menyamar jadi dokter abal-abal.
"Pagi dok"sapa beberapa suster yang menyapa kedua dokter gadungan itu cuma mengangguk sebari menunduk kalo ketahuan bisa ditangkap polisi mana pasti hukumannya pasti berat.
"Di tugas kali ini lebih serem dari rumah horor,serem banget kalo ketahuan bisa diamuk mayat-mayat"ujar Iman berbisik.
"Diam!jangan bertingkah mencurigakan orang-orang liat kita tuh,,,"jawab Adi sebari menambah laju langkahnya diikuti iman dari belakang.
Dengan napas ngos-ngosan keduanya berhenti berjalan,sedari tadi keduanya seolah tengah kabur dari kejaran polisi serem banget bikin jantung dag dig dug.
"Kamarnya yang mana di?"tanya Iman sebari celingak-celinguk menatap satu persatu kamar VIP dihadapannya.
"Kamar lima empat,sekarang cari kursi roda dulu biar gampang bawa nona kabur" jawab Adi langsung dilancarkan Iman yang entah dari mana menghampiri Adi sebari mendorong kursi roda.
"Dapet dari mana Man?"tanya Adi kepo.
"Pinjem sama nenek-nenek di pojok lorong Di,tuh nenek-nenek ga sadar diri banget maen nyosor-nyosor"jawab Iman sebari bergidig dengan kejadian yang baru ia alami demi kursi roda ia rela digodain nenek-nenek centil diujung lorong,semoga masih manusia tuh nenek-nenek centil.
"Nikmati aja Man,kalo gada gadis,nenek pun jadi"bahak Adi melangkah lebih dulu mendekati kamar VIP nomor empat puluh lima.
Saat pintu dibuka kepada adi lebih dulu nongol dari balik pintu untuk memantau situasi didalam," Aman Man,kamar kosong cuma ada nona tuh lagi tidur kayanya"ujar Adi berbisik.
"Ayo masuk!"
Keduanya masuk ke ruang rawat Zaylin mengendap-endap melihat nona mereka yang tertidur lelap keduanya jadi bimbang untuk bertindak.
"Bangunin ga Man?,saya ga tega kalo harus bangunin,kita langsung angkut aja gimana?"ujar Adi meminta pendapat temannya.
"Sikat aja di,nona amnesia kalo dibangunin susah tidur lagi"jawab Iman setuju.
"Amnesia?,nona ga lupa ingatan Man buktinya masih ingat kita"bingung Adi.
"Siapa yang bilang lupa ingatan?,saya kan bilang susah tidur ituloh insomnia,itu bukan amnesia hehe salah maaf"jawab Iman sebari cengengesan malu sendiri salah ngomong.
Adi hanya memutar matanya temannya itu banyak omong sok banget tapi omongannya salah mulu.
"Angkat nonanya hati-hati jangan sampe kebangun!"ujar Adi dengan hati-hati memindahkan tubuh Zaylin ke kursi roda di bantu iman.
Cekrek
"Kalian mau apa woy?!"pekik Fatih keluar dari kamar mandi,tadi ia abis nemenin Zaylin makan makanan yang ia bawa dari rumah terus minum obat eh tiba-tiba perutnya sakit,,,jadi Fatih pergi kekamar mandi dari tadi emang denger grasak-grusuk dari kamar rawat tapi karena sakit perutnya Fatih belum juga reda ia acuhkan dulu,,eh pas kelar malah liat dua orang berpakaian dokter mindahin tubuh Zaylin yang lagi tidur ke kursi roda.
"Eh ada orang ternyata,,munculnya dari mana?"bingung Iman menatap was-was Fatih yang tengah menatap tajam udah kaya pemburu ngintai hewan buruannya.
Tajam banget.
"Kalian mau apa?,kenapa teman saya dipindahin ke kursi roda?,kalian ga liat dia lagi tidur" tanya Fatih dengan tatapan menyidik.
"Mmm begini pasien harus menjalani perawatan lanjutan jadi kami terpaksa membawa nona secara diam- diam agar tidak mengganggu istirahatnya"jelas Iman sebari berjalan mendekati Fatih mencoba menjelaskan ala-ala dokter yang terlihat jelas jika ia palsu.
"Kenapa tidak ada penjelasan sejak awal?,,dokter Hans nya mana?" Tanya Fatih.
"Dokter Hans?,,,eh dokter Hans lagi nangani pasien lain yang lagi kena mencret"jawab Iman tersenyum kaku lantas berdiri disamping Fatih.
Fatih dengan pandangan waspada mendengarkan penjelasan dari pria asing yang mengaku sebagai dokter,,Fatih memang waspada tapi ia tidak sadar jika sejak tadi Iman mengarah lehernya untuk diserang agar mereka bisa segera membawa Zaylin kabur.
Iman mencoba merangkul Fatih tapi remaja itu menghindar,pergerakan nya itu semakin membuat Fatih curiga tapi teralihkan ketika mendengar Adi memanggil nama Zaylin,,,disaat itulah Iman langsung bergerak memukul leher Fatih hingga pingsan.
Iman menyanggah tubuh Fatih yang tak sadarkan diri agar tidak terjatuh ke lantai dan menimbulkan suara untuk berjaga-jaga agar tidak ada yang curiga.
"Repot banget,pindahin ke sini aja Man,cepet keburu dia sadar!"suruh Adi meminta Iman membaringkan tubuh Fatih ke atas brangkar tempat Zaylin berbaring sebelumnya.
"Bantu dong ni orang berat banget kebanyakan dosa pasti"pinta Iman sebari mengeluh.
"Cih gausah so nilai dosa orang deh,dosa sendiri aja ga terhitung sok-sokan ngitung dosa orang"cibir Adi membantu temannya mengangkata tubuh Fatih setelah itu menutupnya dengan selimut barulah mereka kabur membawa Zaylin.
Setelah Fatih sadar cowok itu langsung pergi melihat CCTV yang ternyata orang-orang yang membawa Zaylin pergi tidak teridentifikasi,,entah mereka siapa tapi dari awal kedatangan mereka kerumah sakit sudah pakai masker membuat wajahnya tidak terlihat jelas selain bagian mata keatas,lalu beralih pergi seperti kehilangan arah yang pada akhirnya pakaian mereka berganti baju dokter yang mereka curi barulah membawa Zaylin kabur.
"Papah udah sebarin anak buah papah untuk membantu mencari,,tenang saja Zaylin pasti ketemu" ujar Yasa menepuk pundak putranya yang terlihat cemas.
"Fatih mau cari disekitaran sini dulu"pamit Fatih sebari melegang pergi dengan lesu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Rasya Fay
aih Fatih jago amat berchandyanya 😅
2024-02-02
3