Mata Zaylin yang terus terpejam kini perlahan ada pergerakan,perlahan tapi pasti mata itu benar-benar melihat sinar,,sinar?,,ahh hanya warna tidak ada arti lain.
Atap rumah sakitlah yang pertama penyapa netra hitam pekat dengan tatapan selalu tajam itu,,masih perlahan netranya mengguril penjuru arah,,ia melihat bahkan mendengar suara bersautan disisinya,,dengan ujung matanya ia melihat sosok pria dewasa duduk disamping brangkar dengan kepala menyamping melihat kearah sofa dimana ada seorang remaja yang tengah menikmati makanan.
Tidak memperdulikan itu Zaylin tersenyum kecut mengingat mimpi sebelum ia sadar,mimpi kelam yang tak pernah bisa pergi dalam ingatannya,,mimpi buruk yang sayangnya nyata menjadi awal buruk kehidupan anak bernama Aleya Zaylin ini.
Dengan sisa tenaga yang ada ia mencoba menggerakan tangannya namun gagal,menyerah tidak ada dalam kamusnya!,ia kembali mencoba kali ini menggerakan tangannya yang hanya bisa menggerakan beberapa jemarinya saja,Zaylin berdecak tanpa suara mana perutnya juga terasa kebas,,
Tatapannya kini menurun melihat perutnya yang terhalang baju rumah sakit disana pasti sudah ada perban,,,tidak ada ringisan yang keluar dari bibirnya kecuali decak kekesalan,,bertambah ketika mendengar suara heboh dari orang disampingnya.
"Kau sudah sadar?,syukurlah!,tunggu saya panggilkan dokter!"serunya heboh memanggil dokter lewat alat disamping brangkar.
Tak lama datang dokter,suster dan dua orang pria berpakaian polisi,,,ais sial masalah Zaylin akan runyam jika begini.
"Apa ada keluhan?,,bagaimana dengan perut anda?"tanya dokter setelah memeriksa Zaylin.
Zaylin hanya menggelengkan kepalanya lirih sebagai jawaban.
"Syukurlah jika begitu,,,"ucap syukur sangat dokter sebari menghela napas lega lantas menoleh kearah empat pria yang berdiri diranjang zaylin.
"Kondisi pasien sudah cukup baik untuk sekarang hanya saja harus masih dipantau takutnya ada komplikasi pada luka pasien,,untuk beberapa hari kedepan harus dirawat dulu"jelas sang dokter menjelaskan.
"Baik dok,lakukan saja yang terbaik saya akan bertanggung jawab untuk urusan administrasi"jawab Yasa jelas.
"Jika begitu kapan kami bisa mengintrogasi pasien dok?"tanya salah satu polisi.
Dokter berTag nama Hans itu terdiam sejenak,,,ia menatap pasiennya dengan lekat lantas menghela napas,"Mungkin beberapa jam kedepan,,pasien baru saja sadarkan diri bisa jadi beliau masih trauma bahkan butuh istirahat untuk sekarang"jawab sangat dokter setelah bergelut dengan isi hatinya.
Kedua polisi itu beradu pandangan barulah mereka mengangguk setuju.
"Nona anda ingat nama anda?"celetuk sangat dokter walaupun jawabannya menolak para polisi untuk bertanya malah ia sendiri ya bertanya karena hal ini penting!.
Zaylin menatap dokter itu sekejap sebelum meluruskan pandangan melihat kearah atap dengan tatapan datar,,,"Zy" jawabnya tidak terdengar untung sang dokter menatap lekat wajah Zaylin hingga mendapati gerak mulut pasiennya itu.
"Si?"jelas dokter Hans.
Tidak menjawab karena tidak penting juga untuk membenarkan,biarkan saja salah paham tidak akan mengubah apapun bagi Zaylin!.
Mereka kembali saling tatapan,bodoamat Zaylin hanya acuh menatap lurus tanpa minat.
"Nama lengkap anda siapa?"suara dokter Hans kembali terdengar.
Hening,,tidak ada jawaban dari Zaylin yang pokus dengan dunianya.
"Apa mental dia bisa terganggu atas kejadian ini dok?"tanya Fatih
"Kemungkinan besar begitu,orang yang patut dicurigai dari bekas luka ditubuhnya adalah orang terdekatnya itu sendiri untuk sekarang dia butuh psikolog"jawab dokter Hans.
.
.
.
Hari sudah beranjak siang di kamar rawat Zaylin hanya tertinggal Fatih yang diminta papahnya menunggu dirumah sakit sedangkan kedua polisi tadi pagi juga sudah kembali setelah mendengar kesaksian Zaylin tentang kondisinya,,,
Tentu saja Zaylin tidak banyak bicara dan tidak menjelaskan ia hanya mengatakan jika semalam ia menolong seseorang yang tengah dikroyok dan telah mendapatkan luka ditubuhnya tanpa menjelaskan, walaupun mereka sudah menekan.
"Makan setelah itu minum obat!"titah Fatih tanpa aba-aba,sudah berjam-jam satu ruangan bersama Zaylin membuat Fatih geram karena sikapnya yang dingin ketus dan pedas padahal dirinya pun begitu.
Itulah yang dinamakan lupa diri,,tapi memang entah kenapa sejak tadi bersama Zaylin kesannya Fatih terlihat cerewet karena ia lebih dominan mengajak Zaylin bicara yah jangan harap mendapatkan respon positif.
Zaylin sampai pusing mendengar suara Fatih alih-alih senang diajak bicara orang ganteng,,,jika Zaylin bertemu fans fanatik Fatih ia pasti beranggapan mereka gila!.
"Hah,kau tau? kau orang yang paling tidak tau diri didunia ini!"ujar Fatih menatap geram gadis yang ia ketahui bernama 'si'entah benar atau tidak intinya dia 'si menyebalkan!'.
Zaylin yang tidak menganggap keberadaan Fatih sama sekali sedikit terusik ia melirik lelaki itu dengan acuh tak acuh.
"Lantas?,,,apa aku harus peduli?"tanya Zaylin membuat Fatih melotot.
"Kau!,dasar arogan!,kau bahkan tidak mengucapkan terimakasih pada orang yang sudah menolong mu begitu banyak dan malah bersikap tidak sopan!,,sebaiknya rubah sikap mu sebelum kau menyinggung orang yang membuat hidupmu hancur!"tegur Fatih geram baru pertama kali ia memberikan nasihat seperti ini apalagi pada orang asing.
Entah lah hanya saja gadis itu terlihat seperti kucing yang akan mengamuk jika ekornya diinjak tapi jika yang menginjaknya harimau,,ya tamat!.
"Terimakasih sudah memperingati,,,itu yang ingin kau dengar bukan?,,,sekarang diam lah!"saut Zaylin menatap Fatih dengan raut wajah tidak terbaca.
"Kau!"Fatih semakin geram andai gadis menyebalkan didepannya ini bukan orang yang menolongnya walaupun pada akhirnya ia yang harus menolong gadis itu,maka sudah Fatih tendang sejak tadi!.
"Apa kau tidak lelah?,terus mengoceh bisa membuat rahangmu sakit,,dan telinga ku juga sakit mendengar kau terus mengoceh tuan cerewet"sela Zaylin sebelum Fatih melanjutkan kata-katanya.
Dengan wajah merah dan kemarahan dihatinya Fatih menaruh mangkuk bubur ditanggannya keatas nakas dengan kasar hingga menimbulkan bunyi setelah itu Fatih pergi dari sana dengan marah.
Melihat pria yang terus membuat telinganya sakit Zaylin menghela napas.
"Menjengkelkan"gumannya berdecih kesal,," Kau pasti sengaja dasar wanita gila!"tambahnya berguman dengan marah entah untuk siapa.
Tidak mengontrol suasana hatinya yang memburuk Zaylin meraba kebawah bantal dengan tangan penuh perban sampai ke siku sedikit membuat pergerakannya terbatasi karena luka-luka yang ia peroleh bahkan kakinya masih mati rasa beserta tangan kanannya yang juga belum bisa ia gerakan.
Zaylin menarik ponsel yang ia curi dari perawat beberapa jam yang lalu dari bawah bantal,,ia baru bisa menggunakannya setelah tidak ada siapapun disisinya,,ponsel tersebut dikunci menggunakan sandi tanpa bersusah payahpun Zaylin bisa membukanya bukan karena ia tau kuncinya,,Mmm yah ia terbiasa dalam beberapa keterampilan seperti mencuri.
Kejahatan terpicu bukan karena keinginan tapi keadaan!,jangan mengasihani terkadang orang akan semakin marah jika dikasihani atau bahkan akan ngelunjak.
Setelah mengetik beberapa angka dilayar hingga tersambung pada panggilan telepon dari sebrang sana.
"Halo dengan saya jasa serba bisa!,multitalenta yang bahkan bisa memindahkan pulau dengan kedipan mata,,dengan siapa dimana?"suara dari sebrang sana membuat Zaylin tersenyum tipis sudah lama ia tidak mendengar orang gila bicara,eh.
"Ini saya,paman,,,bisa datang dan jemput saya dirumah sakit,,dan tolong rahasiakan semua ini dulu untuk sementara waktu"jawab Zaylin the de poin.
Belum menyelesaikan pembicaraan mereka suara pintu terbuka membuat zaylin segera menyembunyikan ponsel tersebut kedalam bantal.
"Kau sedang apa?"tanya Fatih menyidik melihat pergerakan Zaylin yang aneh dimatanya.
"Jangan bertanya omong kosong!,apa yang bisa aku lakukan dikondisi seperti ini?"cibir Zaylin sebari mendatarkam wajahnya.
"Kau benar,makanya jangan terlalu sombong,dasar nona arogan!"dengus Fatih menghina sangat jelas.
"Kenapa kau kembali hah?,sudah bagus kau pergi tadi"
Tidak menghiraukan keluhan Zaylin,Fatih duduk di kursi samping ranjang dengan tangan meraih mangkuk bubur yang masih Zaylin anggurkan.
"Lebih baik kau makan saja,lebih cepat kau sembuh lebih cepat kita tidak bertemu"ujar Fatih tidak ada nada mengejek,mengeluh atau apapun hanya nada rendah dengan tangan memegang sendok berisi bubur tepat didepan mulut Zaylin.
"Buka mulut mu atau kau ingin aku katakan,pesawat akan datang buka mulut mu genggggggg" pinta Fatih meragakan seolah ia tengah membujuk anak kecil makan.
Melihat tingkah bodoh Fatih entah kenapa Zaylin malah tertawa terbahak-bahak.
Tentu saja Fatih langsung terdiam dan merasa malu sendiri ia ingin membentak gadis menyebalkan didepannya tapi urung mendengar tawa yang malah berubah menjadi isakan.
Fatih tidak melihat jelas mata yang menangis itu,terhalang tangan Zaylin yang menutupi kedua matanya menangis dengan nada yang memilukan terdengar seperti sebuah tangis kehilangan.
Entah dorongan dari mana Fatih menunduk dan meraup tubuh Zaylin kepelukannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Rasya Fay
hilih reflek ya Fatih ap kesempatan..... 😅
2024-01-24
3