Fatih menjalankan laju motornya seperti siput,ia sengaja melakukan itu dengan sesekali menengok kearah kanan dan kiri berharap melihat sosok yang seharian ia cari.
Fatih masih berharap jika ia bisa menemukan Zaylin dalam kondisi aman,,dan binggo,keajaiban menghampiri Fatih.
Disaat ia menoleh kearah kiri ia melihat wajah Zaylin dari jendela mobil yang kacanya terbuka entah sengaja atau tidak tapi dengan begitu Fatih bisa melihat jelas jika didalam mobil hitam itu memang Zaylin.
Dengan segera ia menyusul mobil yang tadinya sejajar dengan motornya kini sudah berada di depannya.
"Woy berenti lo!"teriak Fatih.
"Lo kenapa Fat?"teriak Bara menyusul laju motor Fatih dengan segera.
"Dia ada dimobil itu!"jawab Fatih kembali menambah laju motornya mengejar mobil yang didalamnya ada Zaylin.
Fatih menyelip mobil yang beberapa kali berhasil mengecohnya tapi fatih tidak kalah apalagi ia sudah terbiasa dalam balapan tidak mungkin ia menyerah sebelum berjuang.
Brak
Fatih berhasil menghentikan motornya didepan mobil yang sejak tadi ia kejar lantas melempar helmnya kesembarang arah sebelum membabi buta meminta orang-orang didalam mobil untuk keluar disusul tiga temannya yang lain.
"Kalian keluar bedeb*h sebelum gue pecahin nih kaca!"geram Fatih sebab sejak tadi tidak ada respon dari dalam mobil.
"Woy keluar kalian!"timpal Bara menggedor jendela mobil.
"Ka-kami akan keluar tolong jangan sakiti kami"pinta seorang pria yang mengemudi sebari mengangkat kedua tangannya sebagai tanda menyerah.
"Kami akan berikan harta yang kami punya tapi tolong biarkan kami pergi,,tolong jangan sakiti kami"tambahnya dengan nada memohon.
Fatih melihat kearah kursi belakang dimana ada dua wanita berbeda usia saling memeluk ketakutan.
"Keluar kalian!"pinta Fatih dengan sorot tajam disertai bentakan geram.
"Sabar dong kami juga bakal keluar,,mah kita keluar dari mobil,ayo!"jawab remaja yang menyetir tadi.
Melihat mereka keluar dari mobil membuat Fatih dan yang lain waspada,,tapi dahi Fatih mengerut melihat gadis yang duduk di kursi penumpang ternyata bukan Zaylin melainkan orang lain.
"Eh dia bukan bos orangnya?"tanya Jerry menatap gadis yang keluar dari mobil bersama ibunya.
"Bukan!,,lo kemanaian cewek arogan gue hah?"geram Fatih menarik kerah baju si pengemudi.
"Dih gila!,maen nuduh aja lo,noh gue cuma bawa dua orang emak gue sama tuh cewek sinting disamping emak gue!"jawab Vano menunjuk kedua wanita yang dia magsud sebari mendorong Fatih.
"Kalo lo mau bawa dia ambil aja iklas walafiat gue" tambahnya menarik lengan si gadis yang dari tadi bersembunyi takut dibelakang wanita dewasa.
"Vano!kamu apa-apaan sih,,mas tolong jangan sakiti kami,kami akan memberikan harta kami tapi biarkan kami pergi"tegur si ibu sebelum bernegosiasi.
"Kita bukan begal bu,tenang aja!,kita lagi nyari cewek bos kami yang diculik"jawab Rahman setelah memutari mobil entah untuk apa emang bocah ga guna.
"Kalo diculik cari penculiknya dong!,lapor polisi ke kenapa malah cegat mobil gue!"sentak Vano kesal tapi menciut melihat tatapan fatih setajam belati.
"Gue liat cewek gue di mobil lo anj*ng,,lo sembunyiin dia dimana hah?"geram Fatih tersulut emosi jika tidak ditahan bara sudah ada jotos.
"Sabar Fat jangan pake kekerasan dulu!"tegur Bara menahan tubuh Fatih agar tidak menyerang.
"Gue udah bilang dimobil gue cuma ada dua cewek,,,emak gue sama tuh cewek sinting!,,kalo ga percaya cari aja tuh sendiri!"kesal Vano dituduh nyulik anak orang.
"Kalian cek dibagasi!"suruh Bara dituruti dua temannya yang langsung sigap menelusuri bagian mobil,dari dalam sampai dasbor mobil sekalipun tidak mereka lewatkan.
"Kosong,,lo salah liat kali bos,yang lo liat cewek itu"ujar Jerry diangguki Rahman.
"Gue ga salah liat,jelas-jelas dimobil itu ada si cewek arogan bukan dia!,,gue juga liat tiga cowok dimobil yang sama!"seru Fatih dengan wajah tak terbaca.
"Lo salah mobil kalo gitu,di mobil gue cuma gue cowok seorang gaada yang lain!,,daripada kalian interogasi gue sampe berbusa juga ga bakal dapat bukti sebab gue ga bersalah mending kalian minta bantuan polisi sana!,,keburu cewek lo kenapa-kenapa!"seru Vano menggebu.
"Dia ada benernya juga Fat,dijalan yang kita lewati pasti ada CCTV kita cek dulu kesana,kalo bener yang lo liat cewek lo itu bisa jadi petunjuk pertama kita"ujar Bara.
"Gue sempet liat plat nomor mobilnya,yang ini sama yang ditunjuk bos tadi emang beda bos,"seru Rahman mencicit tapi masih terdengar oleh yang lain.
"Kenapa lo ga ngomong dari tadi?!"geram Jerry melototi temannya itu.
"Gue masih ragu,pas gue inget-inget lagi emang beda ko"jawab Rahman menggaruk lehernya.
Tanpa babibu lagi Fatih segera pergi dari sana dengan motornya.
"Heh maen nyelonong aja lo!"pekik Vano tidak terima sudah dicegat maen ditinggal begitu aja.
"Maaf ya mas nya,ibu sama mbanya,kita bukan begal atau penjahat ko,ini cuma kesalahan pahaman doang,hehe,permisi"ujar Rahman merasa tidak enak hati ditemani Jerry meminta maaf sedangkan si bos dan wakilnya nyelonong gitu aja.
Emang kalo balok es dikasih nyawa ya gitu,jadi pengen nampol.
Sedangkan Fatih dan Bara menghentikan motor mereka diwarnet terdekat,,rencananya mereka akan membobol CCTV di sekitaran jalan yang mereka lewati tadi mencari secuil informasi yang bisa didapat,,,soal bobol membobol alias meng hack maj gampang fatih jagonya.
"Ini club!"pekik Jerry membuat beberapa orang diwarnet langsung menatapnya aneh,setelah meminta maaf pada korban kesalahan pahaman mereka langsung menyusul kewarnet.
"Gausah teriak ditelinga gue!"protes Bara mendorong temannya itu.
"Hehe ga sengaja maaf"jawabnya cengengesan,"Tapi itu emang tempat club ko,gue tau banget"tambahnya menunjuk titik lokasi mobil yang membawa Zaylin berada setelah mereka hack dari CCTV jalanan kota.
"Ngaku banget kalo br*ngsek!,aib sendiri ditutup dong gausah diumbar segala!"cibir Rahman membuat Jerry mendorongnya hingga terhuyung tidak sampai jatuh juga.
"Gue ga pernah clubing yah!,kalo mau mabok gue bawa minumannya ke markas,,bareng lo!,,ck munafik!"elak Jerry gada positifnya.
"Becanda elah ngambekan banget jadi bocah"ejek Rahman mengalihkan pandangannya ke layar komputer.
"Kalo beneran mereka diclub,ngapain culik cewek lo bos?"tanya Rahman dengan polosnya ketiganya langsung saling tatap kecuali fatih yang sama sekali tidak mengalihkan pandangannya dari komputer.
Iya matanya emang natap komputer tapi telinganya jelas mendengarkan ocehan ketiga temannya itu yang langsung membuat ia tidak tenang,,kenapa Zaylin dibawa ke club?,,semakin dipikirkan semakin membuat Fatih tidak tenang.
Apalagi mengingat kondisi fisik nona arogan itu yang tidak baik-baik saja.
Fatih bergegas bangkit dari duduknya dengan sedikit berlari ia langsung pergi dari sana tujuannya hanya satu menjemput Zaylin dimanapun ia berada.
"Woy tungguin bos!"seru Jerry disusul Rahman sedangkan Bara mengutak atik ponselnya sebelum menyusul.
.
.
.
Renal pria pecandu alkohol setiap hari ia akan pergi ke club untuk minum-minum catat minum saja tidak main wanita,,,dulu ia memang sebejat itu namun semakin kesini kebiasaan buruknya sedikit terkendali.
"Udah datang lagi aja lo,gaada kerjaan di luar bro?"tanya seorang pria sebari duduk disamping renal yang masih sadar sebari memegangi botol minuman keras.
"Preman kaya gue kerjaannya malak!,bayarin minuman gue ok"jawab Renal acuh.
"Dih"pria itu hanya mencibir lantas kembali mengobrol hingga beberapa dari mereka terlena dengan minuman beralkohol itu.
"Woy Nal didepan ada polisi noh nyariin lo!"tegur seorang pria menatap renal dengan nyalang sekaligus kesal.
"Lo ngelakuin apa sih hah sampe berurusan sama polisi?,,awas aja lo kalo club gue kena masalah gara-gara ulah lo!"geram pria itu yang ternyata menejer club dengan terang-terangan menatap Renal nyalang,,preman satu itu emang ditakuti orang-orang disana maka dari itu sang menejer hanya bisa menegur dengan ucapan bukan tindakan.
Kalo bertindak bisa-bisa dirinya malah babal belur.
"Jelas kriminal lah,,gue kan preman gimana sih!,,yakali preman main masak-masakan"jawab Renal acuh.
"Bodolah sana temuin tuh polisi sebelum mereka nyari masalah di club gue,,,pokoknya sampe club ini keseret lo harus ganti rugi!"ancam pria itu sebari melotot.
"Mulut lo kaya nyamuk,berisik"ejek Renal bukannya pergi malah kembali menegak minuman keras ditangannya sebari menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi.
"Lo mau pergi sendiri atau gue bantu seret hah?!"pekik menejer geram dengan tingkah renal yang malah cuek bebek.
Kalo dibiarin terus bisa-bisa polisi langsung trobos trus membuat pengujung clubnya merasa terganggu belum lagi kalo sampai terseret masalah Renal bisa kacau.
Renal memutar matanya,"Club lo ga bakal dalam masalah tenang aja,,hari ini gue ga buat kriminal kalo anak buah gue sih mungkin iya"ujar Renal acuh sebelum bangkit dari kursi disusul menejer dan beberapa orang lain ingin tahu kelanjutan nasib Renal,si preman kelas kakap!.
Renal menemui polisi bersama beberapa pria dibelakangnya katanya tidak ingin kedatangan polisi diketahui pengunjung club tapi mereka sendiri malah membuat keributan dengan mengekori renal berbondong-bondong!.
Ditambah perkelahian semakin menarik perhatian pengunjung club diawali Fatih tiba-tiba saja memukul Renal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Rasya Fay
cewek arogan gue.. cih ngaku2 lu Fatih
2024-02-02
5