Sudah seminggu sejak dibawanya Zaylin dari rumah sakit oleh dua pria tidak dikenal,sampai sekarang Fatih belum mendapat apapun membuatnya berhenti mencari.
Tapi pikirannya tak lepas dari gadis arogan itu,entah kenapa,tapi untuk pertama kalinya Fatih tidak bisa berhenti memikirkan seseorang,apalagi orang asing!.
Kecuali memikirkan membalas musuh dua kali lipat,,selebihnya tidak pernah hinggap dipikirkan Fatih,,jelas bukan perasaan ingin balas dendam pada Zaylin hanya entahlah Fatih tidak bisa menjelaskan dengan kata-kata.
"Bengong aja bos"ujar Jerry menepuk pundak Fatih mereka kini tengah berkumpul dimarkas Black Lion.
"Lo masih nyari cewek itu Fat?"timpal Bara yang duduk disofa sebari nyemil.
"Engga"jawab Fatih singkat sudah biasa bagi mereka.
Bara hanya mengangguk saja.
"Baru kali ini kita ga nemu petunjuk,kaya aset negara aja tuh cewek lo bos"timpal Rahman yang juga tengah nyemil disamping Bara.
Mereka aga aneh sekaligus kepo siapa gadis itu sebenarnya kenapa informasinya sulit sekali didapat,bahkan seolah gadis itu tidak pernah ada jika CCTV dirumah sakit dan dijalan tidak mereka lihat.
Hanya dua itu saja menjadi bukti kenyataan seorang Aleya Zaylin pernah dipertemukan dengan Fatih.
"Mungkin ga sih yang nyulik tuh cewek mafia gitu?"tanya Jerry dengan dahi mengerut.
"Halu,lo kira ini dunia novel,mafia-mafian segala!"cibir Bara melempar kulit kacang kewajah Jerry.
Jerry mendengus"Gue kan cuma berasumsi,terserah kalian mau percaya atau engga sih"jawabnya speclis merutuki adiknya dalam hati karena udah mencekoki dirinya dengan dunia pernovelan.
"Gue setuju sih kata si Jerry,,kan kalo mafia pasti mainnya bersih gitu,ga ada jejak"timpal Rahman.
"Terserah"cibir Bara menghiraukan kedua temannya aga random emang kalo udah buka mulut.
"Lo ikut balapan nanti malam Fat?"tanya Bara melirik Fatih yang tengah termenung.
"Hmm,,taruhannya apaan emang?"tanya Fatih sebari menghela napas.
"Gue denger sih duit"jawab Bara ditambah melempar kulit kacang ke wajah Jerry.
"Woy duit taruhan balapan nanti malam berapa?"tambahnya bertanya pada Jerry.
"Seratus juta"jawab Jerry menatap kearah bos nya,"Lo mau ikut bos?,,,gue sih ogah,sayang duit"tambah Jerry.
"Ngemeng aja lo ga punya duit"cibir Rahman membuat Jerry cengengesan bukannya marah.
"Tau aja lo,,duit jajan gue setahun baru tuh nembuh seratus juta,sekarang duit dari mana?,ngepet" jawab Jerry sebari terbahak.
"Sok lah gue jaga lilinnya"timpal Rahman mengangguk.
"Daripada pake lilin mending pake lampu emergency aja Rahman,kita berdua ngepetnya biar cepet kaya"jawab Jerry sesat sebari menarik turunkan halisnya.
"Boleh juga"setuju Rahman terbahak udah dibilang nih dua orang sekte sesat ga boleh ditiru.
"Lo beneran mau ikut?"tanya Bara dari pada dengerin dua orang gila ngomong mending ngomong sama sesama orang waras.
"Liat nanti" jawab Fatih diangguki Bara emang gaada yang bener dari keempatnya,,,dua gila dua balok es disatukan malah rasa ranginang.
.
.
.
Segerombolan geng motor berdatangan memenuhi trek yang biasa mereka jadikan tempat balapan dimalam hari tanpa ijin.
,tentu saja.
"Ckckckck lo mau ikut balapan?,,yakin bisa?,kalah jangan nangis"sudah biasa bagi anak geng motor seperti mereka saling mengejek bahkan baku hantam mereka jabani.
"Dih ngatain diri sendiri ga malu"balas Jerry mengejek geng motor yang menjadi musuh bebuyutan mereka siapa lagi jika bukan Frederick.
"Banyak b*cot ya lo pada,,,kita taruhan aja gimana?"ujar ketua Frederick tersenyum smirk.
"Kenapa takut?,,"tambahnya mencibir.
"Pasti takut tuh huuu"sorak anggota Frederick sebari terbahak.
"Takut?,kita?,,,hhhh ga salah tuh,,"ujar Rahman sebari meledek.
"Kita jabanin!,lo mau taruhan apa hah?mobil,motor,ayo!,,Siap-siap aja lo pada kehilangan,harga diri! "timpal Jerry mengejek.
"Ga seru sih menurut gue kalo taruhannya begituan,,gimana kalo yang kalah harus sujud dikaki yang menang,,gimana setuju?,,setuju dong masa engga,,,kalo engga sih cemen,maling teriak maling"timpal Rahman terbahak disorakin teman seanggotanya dengan senang.
"Ayo!,,yang kalah sujud disini!,didepan semua orang sambil mengakui kekuatan gue!"setuju Mahen sebari menyeringai.
"Yakin banget bakalan menang,,kalah nangis"ejek Jerry langsung bersorak bersama teman-temannya.
"Lo tepatin omongan lo!"ujar Fatih melegang begitu saja padahal sejak tadi ia hanya jadi pendengar tidak disangka jika ia setuju.
"Tepatin tuh b*cot!"timpal Bara menyusul kepergian ketuanya disusul semua anggota Black Lion sebari berseru mengejek geng Frederick.
"Ngeselin banget mereka,pokoknya lo harus menang bos,,biar kita bisa injak harga diri mereka malam ini,,ancur-ancur tuh mereka"ujar teman Mahen sebari menepuk pundak sang bos.
"Kalian tenang aja gue pasti menang!"jawab Mahen yakin sebari menyeringai.
.
.
.
Deretan motor sudah berbaris dengan deru motor saling bersautan siap melaju,,didepan mereka sudah ada wanita berpakaian sexy berdiri memegang bendera.
Satu.
Dua
Baru dalam hitungan kedua sirene polisi terdengar dikejauhan membuat balapan buyar begitu saja,,mereka berlarian menyelamatkan diri sebelum polisi menangkap mereka.
Tak terkecuali!.
Tak jauh dari jalanan dimana bubarnya balapan seorang wanita berdiri disamping motornya dengan wajah hanya tertutup masker dibagian mulut dengan pakaian tertutup juga rambutnya yang sebahu melambai ditiup angin malam.
"Cupu!"ejeknya datar.
Tidak seperti mereka yang berlarian menyelamatkan diri mendengar sirene polisi gadis itu berdiri tenang sebari menyaksikan saja.
Hampir lima belas menit jalanan yang tadinya dipenuhi remaja-remaja nakal yang selalu membuat ulah dijalanan kini kosong melompang.
Gadis yang sejak tadi hanya diam itu kini berjalan kearah pojokan dimana ada dua pohon berdampingan disisi jalan,tangannya meraih sesuatu diatas dahan pohon, didapati tali yang mengikat antara toa dan dahan pohon,,setelah dilepas gadis itu mematikan suara sirene dari benda tersebut barulah ia kembali kearah motornya dan mengendara pergi dari tempat itu dengan tenang.
Tidak ada polisi yang datang!.
Gadis itu kembali menghentikan laju motornya di depan sten makanan,memarkirkan motornya dengan patuh barulah duduk disalah satu kursi sebari memesan makanan.
"Kalo polisi ga datang gue yakin balapan malam ini ujungnya tauran!"ujar Bara duduk disalah satu meja bersama Fatih.
Fatih hanya mengedikan bahunya saja sebari memainkan ponselnya.
"Anak-anak balik ke markas katanya"tambah Bara setelah mendapat pesan dari teman-temannya yang juga kabur dari area balapan.
"Bungkus sekalian buat mereka!"ujar Fatih diangguki Bara yang langsung memesan makanan dibawa pulang sedangkan pesanan keduanya sebelumnya baru saja diantarkan ke meja mereka.
Fatih fokus pada makanannya sedangkan Bara sesekali menghela napas seolah memiliki beban berat dipundaknya.
"Kenapa?"celetuk Fatih seketika membuat Bara mendongkak.
"Engga,,gue lagi pusing aja sebenarnya"jawab Bara paham dengan pertanyaan singkat dari teman sekaligus Ketua gengnya itu.
"Sakit?"tanya Fatih lagi dengan kedua halis terangkat.
"Dibilang sakit engga dibilang engga juga emang sakit"jawab Bara kembali menghela napas barulah menyuap makanan ke mulutnya.
"Monic?"tentu saja Fatih kembali bertanya jangan harap pria itu akan banyak omong mungkin hanya dalam mimpi saja,,eh tidak mungkin hanya di depan Zaylin saja?,sisanya formalitas!.
Bara hanya mengangguk dijawab juga temennya itu ga bakal ngasih solusi bikin kesel ia,ngemeng cuma satu kata siapa yang bakalan ga kesel?kaga ada!.
"Lo pantes dapatin semua itu!"cibir Fatih membuat Bara menatap temannya datar.
Bara terdiam sebari menggenggam sendok dengan kencang,benar kata Fatih jika ia pantes mendapatkan pengabaian dari gadis yang ia suka,,salah dirinya sendiri juga yang terlambat menyadari perasaannya.
Tidak masalah mendapatkan pengabaian untuk sekarang itung-itung menebus kesalahan pada gadis itu karena sebelumnya ia yang mengabaikan gadis itu malah menganggapnya sebagai parasit saja,,terdengar kejam?,,memang! apalagi banyak perkataan pedas pernah dikatakan Bara pada gadis itu.
Sakit hati sulit disembuhkan daripada sakit fisik.
Sudah sepantasnya jika gadis itu menyerah,,tidak masalah sekarang gantian giliran dirinya yang berjuang mendapatkan cinta gadis itu.
Fatih kembali makan dengan tenang tidak memperdulikan keterdiaman temannya itu,,biarkan saja itu namanya karma!.
Ketika Fatih menoleh matanya terbelalak ketika melihat seseorang yang mengganggu pikirannya seminggu ini,,,ia langsung bangkit dari duduknya.
"Nona arogan!"ujar Fatih terdengar seperti memekik sebari menarik Zaylin menghadapnya.
"Kau!,kau baik-baik saja kan?,gaada luka kan?,,bagaimana kau bisa disini?,,kau sudah sembuh?,,bagaimana kau bebas dari para penculik itu?,,bagaimana keadaan mu sekarang?"tanya Fatih bertubi-tubi sebari menatap Zaylin dari atas sampai bawah memastikan kondisinya yang kini sudah bisa berdiri tanpa kursi roda.
"Diam!"pekik Zaylin menyela jika tidak pria itu akan terus memberondongnya dengan pertanyaan.
Seketika suasana diwarung makan tersebut menjadi hening setelah mendengar pekikan Zaylin.
"Bagaimana kondisi mu?"tanya Fatih setelah mengerjapkan matanya sekejap terlihat lucu jika diperhatikan,namun Zaylin tidak peduli.
"Bukan urusanmu!"jawab Zaylin menghempaskan lengannya dari cengkraman Fatih.
Bukannya kesel Fatih malah menghela napas lega,,jika ditanya kesel memang!tapi jika gadis didepannya tidak membantah atau bertingkah menyebalkan pasti gadis didepannya ini hanya duplikat bukan Nona arogan asli.
"Aku tau kau baik-baik saja,,sekarang kau jawab pertanyaan ku yang baru,,dimana seminggu ini kau berada?"tanya Fatih tidak kapok walaupun diketusin.
"Siapa kau?"bukannya menjawab Zaylin malah bertanya sebari melipat tangannya didada.
"Aku,Aku Fatih!,pria yang kau tolong berakhir malah menolong mu,,kau melupakan ku?,,jahat sekali,,lebih tepatnya tidak tau diri"jawab Fatih gatal jika tidak mencibir.
"Orang asing!,,tidak perlu ikut campur urusan orang lain"ujar Zaylin ketus kembali duduk dikursinya tanpa memperdulikan keberadaan Fatih yang terus merecoki dirinya dengan berondong pertanyaan yang tidak ia jawab,bahkan remaja itu duduk disamping Zaylin yang tengah makan,tidak menyerah sama sekali.
Bahkan Bara yang ikut pindah duduk dimeja Zaylin terlihat cengo ketika sikutub utara cair didepan cewek,cantik!,ada apa gerangan gitu?.
"Jantung gue masih ada ga sih?"monolog Bara memegangi dadanya saking syoknya mendengar deretan pertanyaan dari Fatih si kutub utara pada seorang gadis yang entah siapa.
Katanya sih Nona arogan,,ga punya nama lain gitu?.
Zaylin sendiri hanya menganggap Fatih sebagai angin lewat,bukan sembarang angin tapi angin gas manusia yang bikin orang yang dilalui kabur.
Sangat mengganggu.
Brak!.
Tuh kan ngamuk!.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Rasya Fay
cailah cailah cailah Fatih khawatir bener
2024-02-06
3