Bab.17

...🌸🌸🌸...

*

Meski dirinya kini berubah menjadi wanita yang lumayan cantik. Namun Madam Rosa tidak pernah lupa akan status awalnya sebagai seorang pria tulen.

Hingga Madam Rosa pun tahu, dia tidak boleh bersentuhan dengan orang yang menjaga sentuhan nya kepada yang bukan mahramnya.

"Lalu bagaimana? Mana gaun yang kamu suka, coba di lihat lihat saja lagi. Kebetulan kemarin Madam kedatangan gaun gaun baru, siapa tahu kamu mau ganti dengan yang baru. Madam akan menemui klien lain, sementara kamu di sini saja dulu. Jangan tergesa gesa, pilihlah gaun yang cantik dan anggun dengan santai, Madam kebawah dulu ya? Nanti setelah selesai Madam kesini lagi,"

"Baik Madam, terima kasih."

"Ok cantik, semoga kamu suka sama gaun gaun nya,"

Madam Rosa pun segera meninggalkan Sifa dan juga Myesha di sana. Sifa tampak mulai melihat lihat gaun gaun yang baru saja di tunjukkan oleh Madam Rosa padanya.

"Gaun nya cantik cantik sekali ya?" tanya Myesha yang juga ikut antusias memilih milih gaun pengantin yang ada di sana.

"Iya, di sini memang terkenal dengan gaun yang cantik dan juga pelayanan nya yang memuaskan. Madam Rosa juga begitu baik melayani setiap klien nya. Makanya, jadi langganan calon pengantin," jawab Sifa.

Keduanya pun kembali fokus memilih sampai pilihan jatuh pada gaun berwarna putih untuk akad dan juga gaun berwarna rose gold untuk resepsi.

Bukan hanya untuk pengantin saja, Sifa juga menyiapkan gaun untuk Ibunya, Bunda Realyn dan juga Kakak iparnya Myesha sesuai dengan permintaan Mahesa yang meminta bantuan calon istrinya untuk menyiapkan juga gaun untuk Bunda dan juga Kakaknya.

Setelah selesai membuat pesanan, Sifa dan Myesha pun segera pergi untuk menyambangi tempat lain yaitu. Tempat dimana Sifa memesan souvenir pernikahan.

Namun saat di tengah jalan, ponselnya berbunyi dan menampilkan nama Mahesa sebagai si penelepon.

Drrttttt

Drrrtttt

"Assalamu'alaikum Mas, ada apa?"

"Waalaikumsalam sayang, kamu dimana?"

"Ini masih di jalan. Kenapa memang nya?"

"Mas sudah selesai. Mau makan siang bersama? Nanti pulang nya lanjut lagi acaranya, gimana?"

"Boleh, baiklah, aku sama Kak Shasa kesana sekarang ya."

"Ok, di restoran xxxx ya. Mas tunggu di sana,"

"Iya Mas, nanti aku kesana. Assalamu'alaikum,"

"Waalaikumsalam, hati hati ya sayang."

"Iya Mas,"

Sifa pun tampak menutup sambungan telpon nya. Lalu melajukan mobilnya menuju ke alamat dimana Mahesa sedang menunggunya untuk makan siang bersama.

"Tadi Mahesa? Apa katanya?" tanya Myesha setelah Sifa menutup sambungan telpon nya.

"Iya, Mas Mahesa sudah selesai meeting katanya dan ngajak makan siang bareng. Mau kan Kak? Kita makan dulu baru lanjut lagi,"

"Boleh, kebetulan Kakak juga sudah agak lapar."

"Baiklah, ayo kita kesana."

Mobil pun kembali melaju dengan kecepatan sedang menuju ke lokasi dimana Mahesa sudah menunggu kedatangan calon istri dan Kakaknya.

Setelah menempuh perjalanan selama 30 menit akhirnya mobil Sifa pun mulai memasuki kawasan restoran dimana dia membuat janji dengan sang kekasih.

Kedua wanita cantik dan anggun dalam balutan baju muslim itu berjalan beriringan menuju ke dalam restoran.

"Selamat siang, apa anda sudah buat reservasi?" tanya salah satu karyawan yang datang menyambut kedatangan Sifa dan Myesha.

"Meja atas nama Pak Mahesa Kusuma Wijaya Mbak," jawab Sifa.

"Oh Pak Mahesa. Mari ikut saya Mbak,"

Karyawan restoran itu pun mengantarkan Sifa dan Myesha ke salah satu ruangan VIP yang ada di dalam restoran.

"Ini ruangan atas nama Pak Mahesa, silahkan masuk dan mohon di tunggu. Sebentar lagi makanan nya akan segera di antar,"

"Baik Mbak, terima kasih." jawab Sifa yang langsung masuk sembari menyerukan salam.

Ceklek

"Assalamu'alaikum," ucap Sifa dan Myesha secara bersamaan.

"Waalaikumsalam, sini sayang masuk." jawab Mahesa melambaikan tangan nya pada Sifa untuk mendekat.

Sifa pun melangkah maju mendekati meja, begitu pun dengan Myesha. Namun, seketika langkah Myesha terhenti saat melihat sosok lain yang juga duduk di salah satu kursi yang ada di sana, berdampingan dengan Mahesa.

Set

Deg

Jantung Myesha berdetak lebih cepat saat netranya bertemu kembali dengan netra yang meneduhkan itu. Namun, beberapa detik kemudian Myesha memalingkan wajahnya. Melihat ke arah lain demi menetralkan perasaan nya yang kembali bergemuruh tak karuan.

"Mas sudah lama? Maaf ya kami telat," ucap Sifa setelah mendekati meja yang di tempati oleh Mahesa dan juga rekan nya yang sengaja Mahesa ajak untuk makan siang bersama dengan nya.

"Tidak, Mas juga baru kok. Oh iya, Mas ajak Pak Ilham. Tidak apa apa kan? Kebetulan tadi kami meeting bareng dan belum sempat makan siang jadi Mas ajak sekalian saja."

"Iya tidak apa apa. Semakin rame kan semakin bagus," jawab Sifa sembari mengambil duduk di samping Mahesa.

Dan mau tidak mau, Myesha pun terpaksa duduk di samping Ilham. Mereka duduk di satu meja bulat yang memiliki ukuran sedang.

Hingga ke empatnya duduk agak berdekatan satu sama lain meski masih ada sekat sebagai pembatasnya. Namun, ini terlalu dekat untuk Myesha yang tengah berusaha melupakan sosok pria yang duduk di samping nya.

"Apa kabar Sha?" tanya Ilham setengah berbisik.

"Alhamdulillah baik," jawab Myesha jiga dengan sedikit berbisik.

Obrolan antara keduanya pun terjeda saat pelayan restoran datang untuk menyajikan menu makanan yang sudah di pesan oleh Mahesa dan Ilham sebelum Sifa dan Myesha datang.

Keempatnya pun langsung menyantap makan siang mereka dengan di isi obrolan ringan tentang keseharian dan kegiatan mereka masing masing.

“Setelah ini akan lanjut kemana?” tanya Mahesa setelah semuanya selesai dengan makan siang mereka.

“Aku mau mampir ke tempat souvenir Mas, kemari dikabari jika souvenir yang aku pesan sudah selesai dan siap di ambil,” jawab Sifa sambil membereskan piring piring kotor yang ada di atas meja.

“Ya sudah, kalau begitu pergi dengan Mas saja.”

“Lalu bagaimana dengan Kak Myesha? Kak Myesha pulang dengan siapa?” tanya Sifa.

“Kalian pergi saja, Kakak bisa pulang sendiri dengan tak__,”

“Biar saya saja yang antar. Kebetulan tadi saya dan Pak Mahesa kesini menggunakan satu mobil yang saya bawa, jadi biar Myesha pulang dengan saya saja,” sela Ilham yang memotong jawaban dari Myesha.

“Jangan, tidak perlu repot repot. Saya bisa pulang sendiri kok,” tolak Myesha secara halus.

“Tapi masalahnya, saya yang tidak bisa membiarkan kamu pulang sendiri Sha,” jawab Ilham lagi yang membuat Mahesa dan juga Sifa saling lirik lalu keduanya pun tersenyum penuh arti saat Ilham mulai berbicara santai pada Myesha.

Bahkan memanggil Myesha dengan sebutan Shasa yang hanya digunakan oleh orang orang terdekat Myesha saja.

“Tapi___,”

Terpopuler

Comments

Zuhril Witanto

Zuhril Witanto

kan gak boleh berduan Gus...

2024-02-05

3

Nendah Wenda

Nendah Wenda

Pepet terus Gus sekalian lamar biar gak pergi lagi

2023-12-23

2

Defi

Defi

Mumpung ada kesempatan dekatin terus ya Gus 😂😂

2023-09-23

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!