...🌸🌸🌸...
*
1 Tahun Kemudian.
.
Drrrtttt
Drrrtttt
"Halo, assalamu'alaikum Bun."
"Waalaikumsalam, kapan pulang Kak? Mahesa bulan depan mau bertunangan loh. Masa Kakaknya nggak ada?"
"Insya Allah minggu depan Bun. Ini juga lagi persiapan kok,"
"Baiklah, ingat pulang sebelum Mahesa bertunangan. Kalian cuma dua bersaudara, kasihan Mahesa kalau di hari bahagianya Kakaknya malah nggak ada,"
"Iya Bun, Kakak pulang kok. Nanti Kakak kabari lagi kalau sudah di bandara ya,"
"Baiklah, hati hati ya sayang. Assalamu'alaikum."
"Iya Bun, waalaikumsalam."
Usai menutup sambungan telpon nya, Myesha pun tampak langsung bangkit dari duduknya. Myesha menatap jauh ke hamparan lampu lampu gedung tinggi yang bercahaya bak bintang di langit yang gelap.
Indahnya kota dimalam hari di negara mesir itu sudah menjadi makanan nya sehari hari selama satu tahun ini.
Beberapa kali Myesha tampak menghela nafas panjang dan berat saat kembali di ingatkan jika dirinya harus pulang ke tanah air.
Satu tahun, ah rasanya mungkin sepuluh tahun juga masih belum cukup untuk seorang Myesha agar bisa melupakan sosok Ilham yang terlanjur tertanam di hatinya yang terdalam.
"Kenapa susah sekali melupakanmu Gus. Bahkan selama satu tahun ini, bayanganmu terus saja menghantuiku. Dan kini, harus kembali di saat hatiku masih belum siap kembali kesana," gumam nya dalam hati.
Setelah cukup lama merenung, Myesha pun akhirnya beranjak menuju ke kamar mandi. Myesha pun segera membersihkan diri, lalu mengambil air wudhu.
Disaat hatinya gundah seperti saat ini. Myesha selalu mengadukan semua nya pada sang maha pencipta nya. Semua keluh kesah yang ada di dalam hatinya selalu Myesha curahkan di setiap sujudnya sampai hatinya merasa tenang kembali.
*
*
"Bagaimana? Apa Myesha mau pulang?" tanya Ayah Ardi pada istrinya yang baru saja selesai menghubungi putri sulung nya itu.
"Insya Allah Yah, masa adik nya mau tunangan dia nggak ada. Myesha bukan seorang Kakak yang setega itu." jawab Bunda Realyn yang meyakini jika sang putri pasti akan pulang saat adiknya Mahesa akan melangkah satu langkah untuk memulai kehidupan baru nya dengan mempersunting sang kekasih hati.
"Syukurlah. Seharusnya, yang menikah lebih dulu itu Myesha karena dia anak pertama. Sangat tidak baik dampaknya jika seorang Kakak perempuan dilangkahi oleh adik laki lakinya," ucap Ayah Ardi sendu saat mengingat jika Myesha mungkin saja akan di langkahi oleh adiknya.
"Takdir orang itu tidak ada yang tahu Yah, Mahesa juga baru saja bertunangan kan. Siapa tahu di tengah persiapan pernikahan Mahesa eh malah Myesha yang menikah lebih dulu. Takdir seseorang tidak ada yang tahu kan?" jawab Ayah Ardi demi menenangkan sang istri.
*
*
Di Bandara.
.
Drrrtttt
Drrrtttt
"Assalamu'alaikum,"
["Waalaikumsalam, Dimana sayang? Bunda sudah di bandara tapi kamu nya kok nggak ada?"]
"Sebenar Bun, tadi aku ke toilet dulu. Bunda tunggu di depan saja, nanti Shasa langsung kesana,"
["Baiklah, Bunda tunggu di depan ya sayang."]
"Iya Bun,"
Kedua ibu dan anak itu pun mengakhiri panggilan telpon nya. Myesha yang baru saja menyelesaikan urusan nya di toilet pun segera mencuci tangan nya lalu keluar dari bilik toilet yang ada di bandara itu.
Dengan menyeret koper besar nya, Myesha langsung bergegas menuju ke arah depan di mana sang Bunda tengah menunggu nya di sana.
Dan tepat di saat akan keluar melewati pintu, tiba tiba tubuhnya bertabrakan dengan tubuh tegap seseorang yang baru saja akan masuk ke dalam bandara.
Bruggkkkk
"Aww,,,"
"Astaghfirullah, anda baik baik saja?" tanya pria bertubuh tegap itu saat melihat seorang wanita bertubuh mungil dengan pakaian syar'i terjatuh setelah bertabrakan dengan tubuh nya.
"Iya tidak apa apa," jawab nya tanpa melihat ke arah pria itu sambil berusaha untuk bangun.
"Biar saya bantu," ucap si pria mengulurkan tangan nya.
Melihat uluran tangan seorang pria yang ada di depan nya, gadis itu pun langsung mengatupkan tangan di dada guna menolak dengan sopan uluran tangan pria itu.
"Maaf, bukan mahram. Saya bisa berdiri sendiri," jawab sang gadis yang membuat si pria kembali menarik tangan nya.
"Baiklah, maaf." jawab pria itu tanpa beranjak sedikit pun dari depan di gadis.
Gadis itu pun akhirnya bangkit dari duduknya lalu merapihkan pakaian nya. Dan setelah nya si gadis pun menegakkan tubuh nya lalu menoleh ke arah si pria yang belum juga beranjak dari sana.
"Benar, kamu tidak apa apa? Apa perlu ke klinik?" tanya si pria lagi.
"Tidak usah, saya baik baik sa____,"
Set
Deg
Myesha tersentak kaget saat melihat siapa pria yang baru saja menabrak tubuhnya saat ini. Bahkan saking kagetnya, tubuh Myesha sampai membeku di tempat dengan pandangan mata lurus ke arah si pria.
Begitu pun dengan pria itu, sedikit kaget namun setelah nya merasa lega dan juga senang tidak terkira karena firasatnya ternyata benar adanya. Merasa mengenal orang yang tidak sengaja dia tabrak, membuatnya tidak segera beranjak dari sana padahal dia tengah di buru waktu, hanya untuk memastikan jika gadis itu gadis yang dia kenali.
Keduanya pun hanya bisa saling diam dengan pandangan ke arah diri mereka masing masing. Hingga setelah beberapa menit berlalu, Myesha menyadari jika apa yang dia lakukan adalah sebuah kesalahan besar dan harus segera menyudahi nya.
"Astaghfirullah aladzim, maaf. Saya baik baik saja kok, anda tidak perlu khawatir," lanjut Myesha langsung menundukkan kepalanya.
"Syukurlah kalau begitu, kamu mau kemana?" jawab pria itu penuh dengan rasa lega.
Akhirnya, setelah satu tahun menahan rindu yang tidak berujung dan tidak juga menemukan tempat untuk melepaskan rindu itu. Kini pria itu, seperti mendapatkan air di tengah tengah gersang nya gurun pasir.
"Saya mau___,"
"Myesha,,,"
Seru seseorang menghentikan ucapan Myesha yang baru saja akan menjawab pertanyaan orang tadi. Melihat wanita paruh baya yang melambai ke arah nya membuat Myesha langsung bergegas tanpa berniat menjawab pertanyaan yang di berikan oleh pria tadi.
"Maaf, saya harus pergi. Permisi," jawab Myesha pada akhirnya dan langsung beranjak meninggal kan pria yang masih membeku di tempatnya berdiri.
Menatap punggung Myesha yang perlahan mulai menjauh dari nya. Dan kemudian menghilang di antara orang orang yang berlalu lalang hilir mudik di bandara.
"Pak Ilham, ada apa? Kenapa anda malah melamun di sini?" tegur seseorang yang membuyarkan lamunan Ilham terhadap Myesha.
"Astaghfirullah, Bayu kamu bikin saya jantungan saja." jawab Ilham sembari mengusap dadanya karena kaget oleh teguran yang di lakukan Bayu, pemuda yang sudah satu tahun ini menjadi aspri nya.
"Lagian Gus Ilham kenapa melamun di sini sih. Pesawat kita sudah mau take off Pak, nanti ketinggalan malah jadi repot ngatur jadwalnya lagi." jawab Bayu mengingatkan jika pesawat yang akan mereka tumpangi sebentar lagi akan terbang.
"Maaf, baiklah. Ayo kita pergi."
Kedua pria Dewasa itu pun akhirnya bergegas pergi menuju pintu keberangkatan meninggalkan sejuta tanya bagi Ilham yang di pertemukan kembali dengan Myesha setelah satu lamanya mereka berpisah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Kosong
Knpa muncul lagi bung?
Enyah saja kau
Bikin kotor udara
2024-02-14
2
Kosong
Aaaa ini yg tidak ku suka dari novel
Drama bangat sampe susah lupain
Wuaaaaaaaaaaaa kapan aku temuin cerita novel yg Bener2 wanita Bijak dan cerdas tampa campur baur dengan perasaaan 😂😂
2024-02-14
2
Zuhril Witanto
Ilham
2024-02-04
1