Bab.11

...🌸🌸🌸...

*

Dikediaman Myesha.

Pagi ini kembali terjadi oerdebatan antara ayah dan anak sulung nya. Disaat para orang tua sibuk menikahkan putra putri mereka di usia 24 tahun.

Ayah Ardi dan Myesha malah masih berdebat prihal ke inginan sang anak yang lagi lagi ngadi ngadi untuk pikiran nya.

"Apa lagi ini Kak? Kenapa tiba tiba?" tanya sang ayah yang lagi lagi di buat kaget dengan permintaan putri sulung nya itu.

Pagi ini, Myesha mengutarakan niat nya untuk belajar agama di Kairo. Bukan tanpa alasan, selain di sana merupakan tempat yang paling tepat untuk belajar agama.

Myesha juga butuh tempat yang sangat jauh agar dirinya bisa move on dari pria yang sebentar lagi akan menjadi suami orang, makanya Myesha pun memilih Kairo.

Berharap, sepulang dari sana suasana hatinya sudah berubah dan bisa melupakan sosok yang memang tidak pernah menginginkan nya.

"Kakak yakin?" tanya bunda Realyn pada putrinya itu.

"Yakin Bun, sebelum Kakak nikah dan mendapatkan jodoh. Kakak lebih dulu ingin memperbaiki diri, biar kelak saat berumah tangga Kakak tidak akan membuat malu Ayah, Bunda dan tentu saja suami Kakak." jawab Myesha penuh ketegasan.

"Tapi, kenapa harus Kairo sih Kak? Kenapa nggak di dalam negeri saja? Ke sana itu jauh sayang," protes sang ayah yang merasa keberatan melepas putrinya yang akan merantau.

"Iya, Kakak juga tahu kalau Kairo itu jauh. Tapi Kakak maunya ke sana Ayah, please ya Bun. Kakak Janji, Kakak tidak akan mengecewakan Ayah sama Bunda."

Melihat kesungguhan sang putri, akhirnya Bunda Realyn dan Ayah Ardi pun kembali mengalah dan mengijinkan putrinya untuk pergi.

*

*

Sementara di tempat lain.

Ilham tampak tidak tenang, sejak kepulangan nya dari luar kota hingga acara hafalan selesai. Netranya sama sekali tidak menemukan seseorang yang selalu membuatnya kesal dan jengah.

Entah ada apa dengan hatinya? Saat ada sosoknya, hati Ilham selalu berhasil di buat kesal bahkan sampai marah. Namun, di saat sosoknya tidak ada dari pandangan, Ilham merasa begitu hampa dan kosong.

Seperti ada yang hilang namun entah itu apa. Yang pasti, membuat hari hati Ilham gundah dan gelisah di setiap jam yang dia lalui di sepanjang hari.

"Tunggu,"

Seruan dari suara bariton seorang pria menghentikan langkah kaki keempat gadis yang dulu satu kamar dengan Myesha saat gadis itu masih tinggal di sana.

"Iya Gus Ilham, ada apa ya? Apa ada yang bisa kami bantu?" tanya Nurma saat melihat Gus Ilham berjalan mendekati keempatnya.

"Teman kalian yang satu lagi kemana? Kenapa tidak ikut hafalan? Sakit kah?" tanya Ilham yang sudah tidak bisa menahan diri untuk menanyakan di mana keberadaan Myesha saat ini.

"Teman kami? Myesha maksud nya Gus?" tanya Amina yang kini menjawab pertanyaan Gus Ilham.

"Iya, kenapa dia tidak ikut hafalan? Apa dia sakit? Atau sedang masa periode nya?"

"Tidak Gus, dia baik baik saja. Hanya saja, Myesha sudah tidak ada di sini,"

Deg

Jantung Ilham berhenti berdetak selama beberapa detik saat mendengar jika Myesha sudah tidak ada di sana.

"Maksud kamu? Dia sudah tidak tinggal di sini?" tanya Ilham lagi untuk lebih meyakinkan jika dia tidak salah dengar.

"Iya Gus, dua hari yang lalu Myesha di jemput kedua orang tua nya dan di bawa pulang,"

Lagi

Jantung Ilham bak di himpit sesuatu yang besar dan berat hingga menyisakan sesak yang teramat di dalam dadanya.

Bahkan pria itu sampai terdiam mematung tanpa kata, hingga membuat keempat muridnya itu kebingungan hingga saling lirik satu sama lain dengan raut wajah yang bingung.

"Gus, anda baik baik saja?" tanya Indah yang akhirnya mengeluarkan suara demi membangunkan Ilham dari lamunan nya.

"Astaghfirullah, maaf saya malah melamun. Baiklah, terima kasih informasinya dan kalian boleh pergi." lanjut Ilham yang berusaha menetralkan perasaan nya yang kacau balau setelah mendengar kabar jika Myesha telah pergi dari pondok itu.

Dengan langkah gontai Ilham pun kembali ke kediaman utama. Hatinya tiba tiba merasa sakit hingga tanpa terasa mata nya mulai menggenang, dipenuhi oleh cairan bening yang siap meluncur jika saya Ilham mengedipkan matanya.

"Ada apa dengan ku? Kenapa aku seperti ini?" gumam nya dalam hati.

Sepanjang malam pun Ilham dibuat termenung, meresapi perasaan nya sendiri yang tiba tiba merasa kosong dan hampa saat Myesha telah pergi dari kehidupan nya.

Dia tidak menyangka, jika kepergian gadis itu akan menyisakan rasa sakit dan sesak yang teramat sangat menyesakkan dada.

"Aku sangat membencinya kan? Aku bahkan selalu berdoa untuk tidak dipertemukan lagi dengan nya. Tapi, kenapa rasanya sakit sekali setelah Tuhan mengabulkan semua doa ku dengan membuatnya pergi dari hidupku."

Gumam Ilham dalam hati. Benar benar merasa bodoh dengan tingkahnya sendiri. Yang mencintai seseorang di balik kata membenci.

Hari hari pun mulai kembali normal, tenang dan damai karena si pembuat onar sudah tidak ada. Bahkan semua semakin membaik dan semakin disiplin.

Namun, tidak dengan hati Ilham yang kian hari kiat semakin merasa kesepian dan kosong setelah kepergian Myesha dari hidupnya.

Bahkan saat keluarga nya begitu antusias menyiapkan acara pernikahan nya dengan Fathia, Ilham sama sekali tidak berminat melanjutkan.

Hanya saja semua sudah terlanjur, kini Ilham hanya bisa pasrah dengan apa yang sudah berjalan karena keputusan yang dibuat oleh nya sendiri.

Bahkan di detik detik menjelang akad pun Ilham semakin dibuat gusar oleh keputusan nya sendiri. Hatinya menentang keras apa yang dia lakukan saat ini.

Namun Ilham sudah tidak bisa lagi mundur, toh semua ini juga atas persetujuan nya. Jika Ilham saat ini mundur, maka kedua orang tuanya lah yang akan menanggung resiko dari perbuatan nya.

Maka, Ilham pun kini hanya bisa pasrah menjalani yang sudah di takdirkan untuknya meski itu bertolak belakang dengan isi hatinya.

"Ayo Ham, kita berangkat sekarang."

Suara Umma Mayra pun akhirnya membangunkan Ilham dari lamunan nya tentang perasaan nya dan juga isi hatinya.

"Iya Umma," jawab Ilham lirih.

Dengan langkah yang gontai, Ilham pun mulai beranjak keluar dari dalam kamarnya. Tepat di hari ini, Ilham akan memulai hidup baru nya dengan mempersunting seorang gadis yang merupakan pilihan dari kedua orang tuanya.

Gadis yang berasal dari keluarga muslimah seperti hal Ilham yang terlahir dari keturunan seorang Kyai, pendiri sebuah pondok ternama di kotanya.

Calon istri Ilham pun merupakan seorang Ning yang lahir dari keturunan seorang Kyai yang tidak lain adalah sahabat masa muda Kyai Yusril.

Dan kedua sahabat itu pun sepakat menjodohkan para cucu mereka agar semakin mempererat ikatan persahabatan di antara mereka.

Terpopuler

Comments

Mamah Kekey

Mamah Kekey

tar dapat dudanya gak apa,seperti mmhnya aylin...😂

2024-07-28

0

Hilmiya Kasinji

Hilmiya Kasinji

salahmu Dewe ham

2024-07-09

0

Kosong

Kosong

Pergilah..

Antuk memang tak pantas dengan Meysa
Yg berjuang kalah dengan yg mengaakut cinta?
Tidak bisa di percaya 🙂

2024-02-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!