...🌸🌸🌸...
*
"Hai, aku Myesha. Dan mulai hari ini akan ikut bergabung bersama dengan kalian di sini,”
“Santriwati baru ya? dari mana? kenalin aku Nurma,” sambung salah satu nya lagi berjalan mendekat ke arah Myesha lalu mengulurkan tangan untuk berkenalan.
“Dari ibu kota, aku Myesha,”
“Hai, aku Amina,”
“Aku Khotifah,”
“Dan aku Indah, senang bertemu denganmu. Semoga betah ya,”
“Aamiin, doakan saja. Ngomong ngomong, kalian sudah lama mondok disini?”
“Lumayan, kalau aku sudah tiga tahun,” jawab Nurma.
“Kalau aku, Indah dan Khotifah baru dua tahun,” jawab Amina yang memang masuk kesana berbarengan dengan kedua teman lain nya.
"Wah, sudah lama juga ya?"
"Wah, sudah pada lama juga ya," ucap Myesha menatap kagum pada ke empat teman satu kamarnya.
"Ya begitulah, ya sudah lebih baik sekarang kita bersih bersih dulu. Sebentar lagi kan jadwal hafalan, kita tidak boleh terlambat. Sekarang kan jadwalnya Gus Ilham, jangan sampai kita telat kalau sampai telat, hukuman nya menakutkan," ucap Nurma pada yang lain nya.
Saat nama pujaan hatinya di sebut, sontak membuat Myesha bak mendapatkan angin segar di tengah kegundahan hati nya saat harus memulai hidup tanpa Ayah dan Bundanya.
"Gus Ilham? Jadi yang ngajar hari ini Gus Ilham ya?" tanya Myesha seketika lupa akan kesedihan hatinya.
"Iya, kamu kenal Gus Ilham? Kok bisa? Padahal kamu baru datang ke sini, tapi sudah kenal saja dengan Gus ganteng itu,"
"Kenal tapi nggak bisa di bilang saling kenal juga sih."
"Hah? Maksudnya gimana? Kok bisa kenal tapi tapi nggak saling kenal? Aneh banget,"
"Jadi gini, aku tuh sebelum kesini kan magang dulu di sebuah perusahaan. Dan ternyata, atasan aku di perusahaan itu, ya Gus Ilham. Jadi kami memang kenal tapi nggak saling kenal dekat, gitu. Lagian orang nya juga tertutup dan sulit di dekati." jawab Myesha jujur.
"Gus Ilham memang begitu. Terlihat dingin dan cuek sama yang bukan mahram nya, beda lagi kalau sama yang marham untuknya. Contohnya Nyai Mayra dan juga Ning Yumna. Beuuhhh, perhatian sama posesifnya ga ketulungan," sambung Khotifah yang sempat beberapa kali melihat perlakuan Gus Ilham pada Ibundanya Nyai Mayra dan adik perempuan nya, Ning Yumna.
"Wah masa? Tapi Ning Yumna itu siapa?" tanya Myesha lagi.
"Ning Yumna itu adik perempuan Gus Ilham. Meski beda ibu tapi keduanya benar benar saling menyayangi. Kayanya, yang saudara satu ibu dan satu ayah aja kalah sama kasih sayang mereka berdua,"
"Gus Ilham dan Ning Yumna nggak satu Ibu?"
"Kabar yang aku dengar sih begitu. Kabarnya Ning Yumna itu lahir dari istri ketiganya Ustadz Ilyas sementara Gus Ilham lahir dari istri pertama nya. Kalau dari Nyai Mayra, sih katanya tidak memiliki anak satu pun," jelas Nurma.
"Jadi Ustadz Ilyas itu punya tiga istri? Wah serem ya, dunia para Ustadz tidak bisa jauh dari poligami."
"Bukan poligami, tapi istri Ustadz Ilyas yang pertama meninggal baru Ustadz Ilyas menikah lagi sama Nyai Mayra saat Gus Ilham berusia 7 tahun. Dan baru poligami sama mendiang Ibu nya Ning Yumna saat usia Gus Ilham 17 tahun."
"Oh begitu,"
"Sudah ah, malah bergosib. Lebih baik kita bersih bersih yukk. Sebentar lagi waktunya hafalan,"
"Baiklah," jawab ke empat yang lainnya secara bersamaan.
Ke empat gadis itu pun bergegas pergi menuju ke kamar mandi yang memang di peruntukan untuk para santriwati yang mondok di sana.
Meski harus antri untuk mendapatkan giliran membersihkan diri. Namun hal itu tidak menjadi beban untuk Myesha, melainkan menambah satu pengalaman baru didalam hidupnya.
Sambil menunggu giliran untuk masuk, para santriwati itu pun berkesempatan untuk saling menyapa dan berbincang hangat membahas segala apapun yang mereka alami selama ada di sana.
Hampir 30 menit Myesha dan teman teman sekamarnya menghabiskan waktu di kamar mandi untuk membersihkan diri mereka masing masing.
Kelima nya pun keluar dari kamar mandi secara bersamaan, lalu kembali ke kamar untuk bersiap kembali menuju ke mushola utama untuk mengikuti hafalan qur'an yang secara rutin di adakan.
Myesha bersama keempat teman nya pun mulai memasuki mushola utama. Kelimanya pun menempati shaf sedikit agak di belakang karena saat kelimanya masuk ke gedung memiliki ukuran yang cukup besar itu, suasana di sana sudah cukup penuh oleh penghuninya.
"Assalamu'alaikum,"
Deg
Seketika, jantung Myesha berdetak lebih cepat saat suara bariton itu menggema menyerukan salam. Pria bertubuh kekar itu tampak begitu berkharisma dengan baju koko dan kain sarung yang membalut tubuhnya di lengkapi dengan sebuah peci hitam yang semakin membuat penampilan pria itu kian sempurna.
"Masya Allah, gantengnya jodohku," gumam Myesha menatap penuh rasa kagum pada pria yang kini sudah duduk di depan mimbar dengan duduk bersila.
"Hey, tundukan pandanganmu. Nggak boleh menatap lawan jenis yang bukan mahram seperti itu, apalagi yang kamu tatap itu Gus Ilham, nanti kamu kena hukuman." bisik Nurma menyenggol lengan Myesha saat melihat gadis itu menatap penuh rasa kagum pada pria dewasa yang akan memulai ajaran nya sore ini.
"Memang nggak boleh ya? Kenapa? Lagian salah sendiri kenapa Gus Ilham gantengnya ga ketulungan," jawab Myesha dengan berbisik karena acara sudah di mulai.
"Fokus dulu, nanti biar aku bantu jelasin," lanjut Nurma.
"Baiklah,"
Myesha pun akhirnya mulai mengikuti apa yang saat ini tengah berlangsung. Meski minim ilmu agama, namun Myesha cukup bisa mengikuti karena dulu memang pernah di masukan juga di TPA cukup ternama.
Namun, jujur selama belajar di sana. Myesha hanya belajar membaca Al Qur'an saja. Tanpa memahami apa makna yang ada di dalam Al Qur'an itu sendiri.
Hingga Myesha pun belum benar benar memahami apa yang boleh dan tidak boleh di lakukan nya sebagai seorang muslimah.
2 jam berlalu dengan begitu cepat, tanpa terasa waktu hafalan pun telah usai dan kini Gus Ilham pun sudah beranjak dari sana dan di gantikan oleh seorang Ustadzah yang akan melanjutkan pembelajaran nya.
Usai jam pembelajaran usai, para santriawan dan santriwati pun kini beralih ke ruangan makan karena jam makan malam telah tiba.
Seperti hal nya saat memakai kamar mandi, waktu nya makan pun masih sama, yaitu harus mengantri lebih dulu untuk mengambil menu makan malam mereka hari ini.
"Kamu kok kelihatan happy sekali sih? Padahal kan mungkin kalau di rumah kamu nggak harus ngantri saat mau makan. Aku aja seminggu loh nangis hanya gara gara kesel karena mau makan aja harus antri gini," tanya Nurma saat melihat Myesha yang terlihat santai dan senang ada di dalam barisan antrian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Dia Amalia
krna jmpa pujaan hati jd happy shasa😂🤣
2024-07-10
0
Hilmiya Kasinji
lanjut baca
2024-07-09
0
Zuhril Witanto
happy gegara habis liat pujaan hati
2024-01-26
1