Bab.05 (revisi)

...🌸🌸🌸...

*

"Seru tahu. Ini benar benar pengalaman yang tidak mungkin aku lupa seumur hidup." jawab Myesha dengan binar bahagia terpancar di mata nya.

Dan hal itu membuat para temen teman nya menggelengkan kepala mereka, heran dengan tingkah santriwati baru itu.

Usai mendapatkan menu makan malam mereka, kelima nya pun beranjak ke ruangan lain nya lalu mengambil duduk lesehan di sudut ruangan itu untuk makan bersama.

Obrolan ringan dan senda gurau mengisi acara makan malam mereka saat ini. Hingga 15 menit kemudian semua nya pun telah selesai menyelesaikan makan malam mereka dan bersiap kembali ke kamar mereka untuk beristirahat.

"Tunggu,"

Seruan seseorang menghentikan langkah kaki seorang pria yang baru saja akan masuk kedalam rumah utama selepas melakukan tugasnya, mengajar di mushola.

Pria berpakaian muslim lengkap dengan peci di kepalanya itu pun segera berbalik dan menoleh ke arah sumber suara.

Pria itu tampak menghela nafas panjang saat kembali berhadapan dengan seorang gadis yang selama ini membayang bayanginya.

"Ada apa? Apa ada yang bisa saya bantu?" tanya nya dengan nada dingin dan datar dengan pandangan ke arah lain. Bukan ke arah sang gadis.

"Saya sudah disini loh Pak. Apa masih belum cukup untuk membuktikan jika saya serius ingin menjadikan Bapak pasangan saya," tanya nya to the point.

"Dengar Myesha, saya tidak berminat menjalin hubungan pacaran dengan siapapun. Dan satu hal yang harus kamu tahu, saya bahkan tidak meminta kamu melakukan ini. Kenapa sekarang kamu malah seolah olah meminta pertanggung jawaban atas yang sudah kamu lakukan."

"Bukan begitu, hanya saja. Tidak bisa kah Bapak memberikan saya kesempatan. Saya akan berusaha untuk memantaskan diri agar Bapak bangga telah memilih saya,"

"Buktikan saja, karena orang baru bisa di percaya itu setelah membuktikan ucapan nya. Permisi, Assalamu'alaikum."

"Baik, akan saya buktikan. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh."

Myesha pun akhirnya hanya bisa pasrah menatap punggung tegap Ilham yang kian menjauh dari nya dan menghilang di balik pintu rumah utama Kyai Yusril.

Setelah Ilham sudah tidak terlihat lagi, Myesha pun akhirnya beranjak menuju ke asrama putri. Malam kian larut dan sudah waktunya beristirahat agar keesokan harinya bisa bangun tepat jam 2.30 dini hari untuk sholat malam berjamaah.

*

*

Satu minggu kemudian.

.

“Assalamualaikum,”

Seruan salam dari arah luar mengalihkan perhatian dua orang paruh baya yang saat ini tengah menunggu kepulangan anak dan menantu nya.

Terlihat ada dua orang yang mulai memasuki ruangan itu. Abi Ilyas, Umma Mayra dan juga Ning Yumna yang berada di dalam gandengan sang Abi, mereka baru saja tiba dari perjalanan panjang mereka.

Ketiga nya baru saja pulang dari luar kota, lebih tepat nya dari sebuah pondok yang dikelola oleh adiknya Ustadz Ilyas yaitu Ustadz Hilman.

“Waalaikumsalam, alhamdulillah, akhirnya kalian sampai juga,” jawab Ummi Aida yang lebih dulu bangkit lalu menghampiri anak, menantu dan cucu nya itu.

“Iya Ummi, alhamdulillah. Tadi sempat macet jadi agak terlambat,” jawab Mayra sambil menyalami dengan takzim tangan mertua nya, lalu di ikuti oleh si kecil Yumna dan juga ayah nya, Ilyas.

“Oh iya Yan'ti, Abang belum pulang dari kantor ya? kok nggak kelihatan?” tanya NIng Yumna pada sang nenek saat tidak melihat sosok Abang yang sudah satu minggu ini dia rindukan.

Gadis kecil yang saat ini berusia 8 tahun itu memang terkenal sangat dekat dengan sang kakak. Bahkan Yumna lebih manja pada Abang nya dari pada kedua orang nya.

Gadis itu kerap mencari Ilham jika sehari saja mereka tidak bertemu. Seperti saat ini, dimana keduanya sudah berpisah selama satu minggu lebih karena Yumna ikut bersama kedua orang tuanya ke daerah Jawa untuk mengunjungi keluarga paman nya yang memang tinggal di sana.

“Iya, tapi tadi Abang bilang dia tidak akan lama kok. Tadi nya mau ambil libur karena sudah kangen sama Adek, tapi mendadak dapat telpon dari orang kantor yang mengharuskan Abang datang. Tunggu saja, mungkin sebentar lagi juga pulang,” jawab Ummi Aida yang tahu sekali bagaimana cucu perempuan nya itu.

Dia akan merajuk seharian jika Abang nya tidak menuruti apa yang dia mau. Atau pergi tanpa pamit padanya lebih dahulu.

“Sekarang, lebih Adek istirahat saja dulu. kalau Abang sudah pulang, nanti Yan'ti suruh Abang temui Adek ya. Adek juga pasti cape kan habis perjalanan jauh,” bujuk sang nenek agar cucu perempuan nya itu mau beristirahat sambil menunggu Abang nya pulang dari kantor.

“Baiklah kalau begitu, ayo Umma kita masuk duluan saja, Adek capek mau istirahat tapi mau ditemani sama Umma.”

“Iya sayang, ya sudah. Kita masuk ya Nak, kita istirahat dulu sambil nunggu Abang pulang. Abah, Ummi Mayra ijin kedalam dulu ya, mau temani Yumna istirahat.” jawab Umma Mayra pada putri kecilnya itu, lalu berpamitan pada kedua mertuanya.

"Iya Nak, masuklah kasihan Yumna kelihatan capek sekali." jawab Ummi Aida.

Umma Mayra dan Yumna pun segera beranjak menuju ke arah kamar putrinya. Meninggalkan para orang tua yang masih berbincang di ruang tengah.

"Bagaimana keadaan Hilman? Abah menyesal tidak bisa ikut bersama kalian untuk menjenguknya," Tanya Kyai Yusril menanyakan kondisi putra keduanya yang saat ini dikabarkan tengah jatuh sakit dan harus di rawat di rumah sakit.

"Sudah lebih baik Abah, Ummi. Jadi Abah sama Ummi tidak perlu khawatir, Hilman juga sudah pulang dari rumah sakit dan sekarang tinggal masa pemulihan saja," Jawab Ilyas menjelaskan kondisi sang adik.

"Syukurlah kalau begitu. Semakin tua, Abah dan Ummi semakin kesulitan untuk melakukan perjalanan jauh. Namun, meski begitu, Abah dan Ummi akan senantiasa selalu mendoakan kalian semua agar selalu ada dalam lindungannya." Ucap Kyai Yusril sendu.

"Sudahlah Bah, jangan dijadikan beban pikiran. Doa Abah dan Ummi akan selalu menjadi pelindung untuk kami semua meski kita hidup berjauhan. Oh iya, bagaimana dengan santriwati baru? Apa sudah beradaptasi dengan baik?" Lanjut Abi Ilyas mencoba mengalihkan pembicaraan agar kedua orang tuanya itu tidak lagi bersedih karena tidak bisa pergi untuk menjenguk putra keduanya yang tengah jatuh sakit.

"Sejauh ini sih cukup baik, meski sedikit petakilan dan cerewet. Namun dia cukup baik dalam mengikuti pembelajaran," jelas Ummi Aida menjelaskan tentang Myesha.

"Syukurlah, ya sudah kalau begitu. Ilyas ijin ke dalam untuk istirahat dulu ya Ummi. Nanti Ilyas akan suruh Mayra untuk menemui anak itu, setelah istirahat sejenak,"

"Baiklah, jangan terlalu memaksakan. Jika masih lelah, besok juga kan masih bisa."

"Iya Ummi, Ilyas masuk dulu." pamit Ilyas kepada kedua orang tuanya itu.

"Iya Nak, masuklah dan istirahatlah."

Abi Ilyas pun segera meninggalkan ruangan itu dan bergegas menuju ke bilik kamar nya bersama dengan Umma Mayra.

Rasa lelah setelah melakukan perjalanan panjang dan lama, membuat keduanya ingin segera mengistirahatkan tubuh lelah mereka.

Terpopuler

Comments

mama Titis

mama Titis

aq baru nemu n baca judul ini, kulihat vote nya msh dikit, jika aq vote n kasih hadiah, apa msh berguna ?

2024-02-18

2

Nendah Wenda

Nendah Wenda

semangat sha semoga cita cita mu tercapai

2023-12-23

3

Defi

Defi

Shasha lagi serius belajar demi memantaskan diri untuk Ilham 😂

2023-09-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!