...🌸🌸🌸...
*
"Myesha Safeera Kusuma Wijaya Nyai, memang kenapa ya Nyai?" jawab Myesha dengan berbalik bertanya.
"Tidak apa apa Nak, Saya hanya ingin tahu saja. Bagaimana pendapatmu setelah tinggal di sini?" tanya Umma Mayra lagi mengalihkan pembicaraan.
"Alhamdulillah seru Nyai. Banyak yang saya pelajari di sini dan ingin saya pelajari lebih lanjut lagi," jawab Myesha jujur.
"Alhamdulillah kalau begitu. Ya sudah, lanjut lagi saja belajarnya, nanti jangan terlambat di jam hafalan ya. Nyai tunggu di mushola,"
"Baik Nyai,"
"Nyai pamit ya, assalamu'alaikum,"
"Iya Nyai, Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh."
Umma Mayra pun kembali beranjak meninggalkan para santri nya yang tengah asik membaca buku di taman.
Umma Mayra pun kembali ke rumah utama untuk menyiapkan makan malam yang biasa di lakukan sebelum jam hafalan di mulai.
Sesampainya di rumah, tampak Ilham tengah bersama dengan adik kecilnya Yumna. Yang tengah merengek minta di bawa pergi jalan jalan padahal hari sudah hampir petang.
*
*
"Besok lagi ya, sebentar lagi magrib dan di waktu magrib tidak boleh berkeliaran di luar rumah. Besok Abang janji akan bawa Adek kemana pun yang Adek mau," ucap Ilham yang terdengar langsung oleh Umma Mayra yang baru saja memasuki rumah.
"Merajuk lagi?" Tanya Umma saat sudah berada di dekat Ilham dan juga si kecil Yumna.
"Biasa, minta di belikan buku cerita. Tapi Abang lupa," jawab Ilham yang memang lupa jika sang adik memintanya untuk membelikan buku cerita anak anak yang menjadi koleksinya selama ini.
Bahkan lemari buku yang ada di kamarnya sudah tidak bisa lagi memuat buku buku cerita yang di miliki oleh si kecil Yumna.
"Tapi Abang janji ya, besok ajak Adek ke toko buku yang ada di kota. Adek nggak mau kalau di toko buku sebelah, buku ceritanya itu itu aja dan Adek sudah punya semua,"
"Iya Adek sayang, sekarang bersih bersih ya. Habis berjamaah magrib kita makan malam, lalu ikut Abang untuk hafalan di mushola."
"Iya, baiklah."
Meski masih dalam mode merajuk dan memasang wajah yang cemberut. Namun Yumna pun tetap menuruti perintah sang Kakak.
Gadis kecil itu kembali masuk ke dalam kamarnya untuk membersihkan diri lalu kembali keluar setelah berganti pakaian dengan yang bersih dan juga wajah yang segar.
Yumna pun segera bergegas menuju ke mushola yang ada di dalam rumah untuk melaksanakan sholat magrib bersama Umma dan Yan'ti nya.
Sedangkan Ilham, Abi Ilyas dan juga Abah Yusril melaksanakan sholat magrib nya di mushola utama pondok pesantren itu.
Usai melaksanakan sholat magrib berjamaah, ketiga pria beda generasi itu pun kembali ke rumah untuk menikmati makan malam bersama dengan keluarga.
Dan kegiatan malam itu pun berlanjut di mushola utama lagi. Ada yang berbeda dari kehadiran Ustadz muda yang tampan dan juga mapan itu.
Jika biasa nya Ustadz Ilham akan masuk kedalam mushola seorang diri. Namun tidak untuk hari ini. Seorang anak kecil tampak menyertai kehadiran pria dewasa itu.
“Assalamu’alaikum,” ucap Gus Ilham begitu memasuki mushola dengan menggandeng tangan si kecil Yumna.
“Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, Pak Ustadz.” jawab para santriwan dan santriwati dari tempat mereka masing masing.
“Sudah siap untuk hafalan malam ini?”
“Insya Allah siap Pak Ustadz,”
“Baiklah, mari kita mulai,”
Acara hafalan pun langsung di mulai setelah Gus Ilham menempati tempat nya di ikuti oleh si kecil Yumna yang duduk di samping nya.
“Anak kecil itu siapa?” tanya Myesha pada Nurma yang ada di samping nya dengan berbisik.
“Itu Ning Yumna, adik nya Gus Ilham.” jawab Nurma dengan berbisik juga.
“Wah, mereka selisih berapa tahun ya? kok malah seperti Ayah dan anak,” lanjut Myesha yang tidak berhenti memperhatikan gadis kecil yang begitu menempel pada Abang nya itu.
“18 tahun,” jawab Nurma.
“Yang mau mengobrol bisa lanjut di luar ya. Jangan mengganggu teman nya yang sedang fokus belajar,”
Seru Gus ILham yang membuat Myesha dan juga Nurma kaget, karena kedapatan tengah mengobrol di tengah tengah berjalanannya hafalan Qur'an.
Baik Nurma maupun Myesha pun akhirnya terdiam lalu kemudian ikut kembali menghafal di bawah pengawasan mata elang sang Ustadz.
Bahkan, sampai acara hafalan selesai dan para santriwan dan santriwati meninggalkan tempatnya. Gusl Ilham masih saja mengawasi Myesha dan Nurma.
"Kalian berdua ikut saya ke ruangan kedisiplinan," ucap Gus Ilham sebelum pergi meninggalkan mushola dengan membawa Yumna dalam gendongan nya.
Gadis kecil itu rupanya tertidur di tengah tengah pelajaran. Hingga Ilham pun harus menggendong nya saat akan di bawa pulang ke rumah utama.
“Kalian tunggu saya di dalam, saya akan kembali setelah mengantarkan Yumna pulang,” tita Gus Ilham yang tampaknya tidak bisa dibantah lagi.
“Baik Pak Ustadz,” jawab keduanya lalu segera masuk kedalam ruangan yang di peruntukan bagi siswa dan siswi yang bermasalah atau tengah menghadapi sebuah masalah.
“Gus Ilham kalau lagi mode serius serem ya?” ucap Myesha saat sudah ada di dalam ruangan itu.
“Iya, itu makanya. Beliau itu paling di takuti dan di segani. Lagian, ngapain juga kamu nanya nanya? sudah tahu kalau Gus Ilham itu nggak suka ada yang ngobrol saat jam pelajaran nya,”
“Kenapa jadi nyalahin aku? kamu juga, kenapa juga pake jawab segala. Jadi ngobrol deh kita,”
“Wajar kali neng, jiwa perempuan kan memang begitu. Setiap kali dipancing pasti ajah keterusan.”
Keduanya pun terkekeh bersama. Tidak lama kemudian Gus Ilham pun tampak menyambangi ruangan itu.
Dengan tatapan mengintimidasi, Gus Ilham menatap tajam ke arah Nurma dan juga Myesha. Kemudian, Gus Ilham pun duduk di sofa single yang ada di sana.
"kalian tahu kenapa saya panggil kemari?" Tanya nya to the point.
"Tahu Ustadz," Jawab Myesha dan Nurma secara bersamaan.
"Apa kalian sudah tahu peraturan yang ada di sini?"
"Tahu Ustadz," Jawab kedua gadis itu tampak begitu kompak.
"Lalu? Kenapa kalian melanggar peraturan itu?"
"Maafkan kami Ustadz. Insya Allah kami tidak akan mengulangi nya lagi,"
"Bagus, akan saya pegang kata kata kalian berdua. Meski begitu, kalian akan tetap mendapatkan hukuman,"
"Baik Ustadz, kami akan menerima hukuman itu dengan ikhlas hati." Jawab kedua nya mulai terlihat lemas dan pasrah dengan keadaan saat ini.
"Bagus, kalian memang harus menerimanya dengan lapang dada. Karena ini adalah kesalahan kalian sendiri, dan sebagai hukuman nya. Mulai besok dan satu minggu ke depan, kalian harus membantu Ustadzah Laila dalam mengelola perpustakaan. Kalian juga harus membantu beliau membereskan buku buku yang ada di sana dan membersihkan seluruh ruang perpustakaan. Agar bersih dan nyaman saat digunakan, kalian mengerti?"
"Baik Ustadz, dimengerti." Jawab keduanya menunduk patuh.
"Bagus, kalau begitu kalian boleh kembali ke kamar kalian masing masing. Ingat, tugas kalian dimulai esok hari."
"Baik Ustadz, kalau begitu kami ijin pamit untuk kembali ke asrama."
"Baiklah, silahkan."
"Kami pamit Pak Ustadz, Assalamu'alaikum,"
"Iya, waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh,"
Sepeninggalan Nurma dan Myesha, Ilham hanya bisa menghela nafas panjang lalu menggelengkan kepalanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Mamah Kekey
😂😂😂
2024-07-28
0
Zuhril Witanto
kena hukum
2024-02-04
2
Nendah Wenda
aduh udah di tegur nih
2023-12-23
2