LIANA #20

Kamu itu cewek gampangan!

Seharusnya kamu itu bersyukur karena aku mau menikahi dirimu yang sudah kotor dan bekas dipakai banyak pria itu!

Jika aku tidak menikahimu, tidak akan ada laki-laki yang mau dengan kamu!

Kata-kata menyakitkan dari Adit terus saja berkelebat di benak Liana.

Adit benar, Liana memang bukanlah seorang gadis polos. Liana sudah mengenal free sex saat dirinya masih berseragam putih abu-abu. Bahkan Liana juga tidak ingat siapa yang sudah merenggut mahkota paling berharga miliknya. Liana terlalu menimmati kebebasannya waktu itu, hingga ia kebablasan. Dan puncak dari semua kenakalan Liana adalah saat sang bapak yang tak sengaja memergoki Liana yang akan check in di hotel bersama teman laki-lakinya.

Sang bapak tentu saja murka. Dan sejak saat itu, hidup Liana selalu diawasi dan di jaga ketat oleh sang bapak. Liana tidak boleh menjalin hubungan dengan laki-laki manapun. Liana selalu diantar oleh sang bapak, kemanapun Liana pergi.

Tentu saja Liana merasa terkekang.

Lalu Liana mulai mengenal Adit dan menjalin hubungan diam-diam. Saat itu Liana berpikir kalau Adit adalah pria baik yang mungkin mau menerima Liana dengan semua masa lalu kelamnya.

Liana bahkan sudah jujur ke Adit tentang dirinya yang tak lagi sempurna di awal mereka jadian. Dan di luar dugaan, Adit tetap menerima Liana apa adanya. Adit tidak pernah membahas masalalu Liana saat itu.

Liana semakin dibuat jatuh hati dengan sifat sabar dan pengertian yang dimiliki Adit. Mungkin itulah alasan yang akhirnya membuat Liana jadi tergila-gila pada Adit dan rela melakukan apapun agar bisa menikah dan menjadi istri Adit.

Meskipun saat itu Adit, yang merupakan anak sulung dari tiga bersaudara hanya memiliki penghasilan pas-pasan, namun Liana tak terlalu peduli. Pikiran Liana yang masih labil hanya tentang Adit yang mencintainya dan menerima Liana apa adanya. Toh harta masih bisa dicari bersama.

Sebenarnya, sebelum nekat menikah dengan Adit, Liana sudah beberapa kali dijodohkan oleh sang bapak dengan laki-laki yang berasal dari kalangan berada. Namun sekali lagi, tidak ada yang pernah bisa menerima masalalu Liana yang kelabu.

Hanya Adit,

Hanya Adit yang akhirnya bisa menerima Liana apa adanya.

Meskipun saat itu kedua orang tua Liana tidak sepenuhnya memberikan restu pada hubungan Liana dan Adit, nyatanya Liana tetap nekat dan memilih menikah dengan Adit.

Namun sekarang, Liana seakan menerima karma atas perbuatannya saat itu.

Adit yang selalu ia banggakan, yang selalu ia puji-puji di depan kedua orang tuanya ternyata malah berselingkuh di belakangnya dan memperlakukannya dengan sangat kasar seperti ini.

Liana tak mungkin lagi mengeluh pada kedua orang tuanya. Ini adalah pilihan Liana. Ini adalah keputusan Liana.

Liana selalu menunjukkan pada kedua orangtuanya, kalau rumah tangganya bersama Adit selalu bahagia dan baik-baik saja, meskipun nyatanya semua sudah terasa tak karuan. Mungkin jika sekarang Liana meminta berpisah dari Adit dan menjadi seorang janda, orang tua Liana akan merasa sedih dan menyalahkan Liana.

Tidak!

Liana sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak berpisah dari Adit apapun yang pria itu lakukan kepadanya.

Liana akan bertahan.

Liana akan membuktikan pada kedua orang tuanya, kalau rumah tangganya akan tetap utuh sampai maut memisahkan. Sampai Liana mati dan meninggalkan dunia ini.

****

Liana masih duduk meringkuk di sudut kamar. Wajahnya sembab dan matanya bengkak. Liana benar-benar menangis semalaman.

"Liana," Adit mengusap lembut kepala Liana. Sudah tidak ada amarah di wajah pria itu.

Adit sudah kembali menjadi Adit yang sabar dan menyayangi Liana.

"Liana, aku minta maaf," Adit memeluk Liana. Namun istrinya itu masih diam dan menatap kosong ke arah jendela kamar.

Liana tak menjawab sepatah katapun.

"Apa kamu terluka? Kita ke rumah sakit sekarang, ya!" Ajak Adit dengan nada memohon.

Namun Liana masih tetap pada pendiriannya. Wanita itu tak bergerak sedikitpun dan tatapan matanya juga masih kosong.

Adit menggendong Liana dan membawanya ke atas tempat tidur. Adit membaringkan Liana dengan lembut lalu menyelimutinya.

Liana tetap membisu dan tak memgeluarkan sepatah katapun.

Adit keluar dari kamar sejenak, lalu masuk lagi membawa makanan untuk Liana.

"Kamu makan dulu, ya! Aku benar-benar minta maaf, Liana," kali ini Adit sedikit memaksa.

Adit menyuapi Liana dengan nasi yang tadi ia bawa.

Liana yang memang merasa sangat lapar akhirnya membuka mulutnya dan menerima suapan dari Adit. Namun ibu hamil itu tetap membisu dan hanya mengunyah makanannya dalam diam.

Adit semakin merasa bersalah sekarang.

.

.

.

Terima kasih yang sudah mampir hari ini.

**Jangan lupa like, komen, dan vote 💕

NB: Hari ini tembus 200 like besok aku up lagi episode baru

Maaf othornya nodong 😷**

Terpopuler

Comments

Karyati Sholapari

Karyati Sholapari

tiada ampun bagi suami yg KDRT... astaga liana... apa kamu tak punya harga diri

2022-03-26

0

novi 99

novi 99

merasa bersalah tapi di ulang terus.

2022-03-03

0

Dewi Widiastuti

Dewi Widiastuti

spicopat adit

2022-02-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!