LIANA #8

[Jangan tidur terlau malam! Begadang tidak baik untuk kesehatan.] -Rifan-

Jam di kamarnya menunjukkan pukul sebelas malam saat Liana membaca pesan yang masuk dari Rifan.

Liana memang belum tidur, karena masih sibuk memainkan ponselnya sedari tadi.

Berbeda dengan Adit dan Atta yang sudah terlelap di sampingnya.

[Kau sendiri juga belum tidur. Begadang tidak baik untuk kesehatan.] -Liana-

Liana membalas pesan dari Rifan dan membalikkan nasehat Rifan barusan.

[Aku tidak bisa tidur karena terbayang-bayang terus wajahmu, Liana. Aku tak sabar menunggu hari esok agar cepat bisa melihat wajahmu lagi,] -Rifan-

Liana menutup mulutnya sendiri agar tawanya tidak meledak. Wajah wanita itu bersemu merah sekarang.

Sudah satu bulan ini, Rifan dan Liana menjalin hubungan yang entah apa namanya. Liana yang awalnya ingin mengabaikan Rifan, mendadak berubah pikiran setelah Rifan terus-terusan memberikan perhatiannya pada Liana.

Tak bisa dipungkiri, kalau Liana senang dimanja dan diperhatikan seperti ini. Apalagi chat mesra yang rutin dikirim oleh Rifan setiap saat, membuat Liana merasa seperti remaja yang baru kasmaran saja.

Adit saja jarang mengirimi Liana chat mesra seperti ini, sejak mereka menikah.

[Dasar gombal!] -Liana-

[Tapi kamu suka, kan? Digombali begini?] -Rifan-

Liana mengubah posisi tidurnya menjadi miring ke samping dan membelakangi anak serta suaminya. Ibu satu anak itu kini senyum-senyum sendiri karena membaca chat dari Rifan.

[Udah malam, tidur gih!] -Liana-

[Kamu tidur juga, ya! Kita ketemu di mimpi,] -Rifan-

[Males, ah. Mimpiin kamu. Tiap hari udah lihat wajahmu juga,] -Liana-

[Jahat sekali. Padahal aku suka lihatin wajah kamu setiap hari,] -Rifan-

"Liana, kamu belum tidur?" Suara parau Adit langsung membuat Liana gelagapan. Buru-buru Liana mematikan layar ponselnya.

"Aku cuma liatin pesan masuk saja, Dit. Ini sudah mau tidur," jawab Liana yang berusaha menutupi rasa gugupnya.

Adit berpindah posisi menjadi di samping Liana sekarang. Pria itu melingkarkan tangannya di pinggang Liana.

"Tidurlah! Bukankah besok kamu harus kerja?" Bisik Adit seraya mencium tengkuk Liana.

"Iya, sayang," balas Liana seraya mengusap tangan Adit yang masih melingkar di pinggangnya.

Adit menyusupkan kepalanya di ceruk leher Liana dan kembali terlelap.

Liana menghela nafas panjang dan memilih untuk segera memejamkan matanya. Mungkin Rifan juga sudah tidur sekarang. Setidaknya besok pagi dan pagi-pagi selanjutnya, Liana masih bisa bertemu dengan Rifan.

****

Iseng dan balas dendam.

Alasan itulah yang akhirnya digunakan Liana sebagai alibi dalam menjalin hubungan terlarang bersama Rifan. Lagipula Liana juga merasa nyaman dengan Rifan karena pria itu begitu perhatian dan romantis pada Liana.

Rifan selalu bertanya mengenai hal-hal kecil pada Liana. Apakah Liana sudah makan, atau apakah Liana ingin di antar pulang. Rifan yang selalu mencurahkan perhatiannya pada Liana, membuat wanita itu merasa seperti sedang jatuh cinta.

Liana seakan lupa, kalau dirinya sudah punya Adit dan Atta.

Entahlah,

Apa selingkuh memang seindah ini?

Adit juga dulu pernah berselingkuh di bdlakang Liana. Jadi jangan salahkan Liana kalau kini Liana ikut-ikutan berselingkuh. Anggap saja Liana sedang membalas perbuatan Adit beberapa tahun yanag lalu. Toh Liana juga hanya chat mesra dengan Rifan dan sesekali makan di luar bersama. Jadi Liana rasa hal itu tidak berlebihan.

****

"Aku harus lembur sebulan ke depan. Jadi mungkin aku tidak akan bisa jemput kamu lagi, Liana," ucap Adit dengan nada bersalah.

Liana dan Adit sedang menyantap sarapan bersama di rumah mereka.

"Tak apa. Aku bisa pulang sendiri, Dit! Kamu tenang saja," jawab Liana santai.

Adit lembur satu bulan?

Apa itu artinya Liana bisa pulang bersama Rifan satu bulan ke depan?

Mungkin Liana juga bisa jalan-jalan dan menghabiskan lebih banyak waktu bersama Rifan. Bukankah ini sebuah berita bagus?

"Kamu gak marah?" Tanya Adit masih khawatir.

"Enggak, Dit. Kamu tenang saja," ujar Liana lagi berusaha menenangkan suaminya tersebut.

Adit dan Liana sudah menyelesaikan sarapan mereka. Pasangan suami istri itupun segera berangkat bersama.

Sejak Liana bekerja, Atta memang lebih banyak Liana titipkan di rumah kedua orang tuanya. Biasanya hanya saat malam atau sepulang kerja Liana menjemput anak laki-lakinya tersebut.

Selang dua puluh menit, motor Adit sudah sampai di pusat perbelanjaan tempat Liana bekerja. Seperti biasa, Liana mencium punggung tangan suaminya tersebut sekedar untuk berpamitan sebelum Adit melanjutkan perjalanan menuju ke tempat kerjanya.

Rifan yang juga baru tiba, tak sengaja melihat Liana yang berpamitan pada Adit. Sesaat ada cemburu yang membuncah di hati Rifan. Namun dengan cepat, Rifan menepisnya dan pria itu langsung melanjutkan langkahnya masuk ke pusat perbelanjaan.

.

.

.

Terima kasih yang sudah mampir hari ini.

Jangan lupa like, komen, dan vote 💕

Mampir dan dukung juga karya author yang berjudul "ISTRI UNTUK KEMBARANKU"

Terpopuler

Comments

Syifa Maya

Syifa Maya

suami istri sama2 gk ada bedanya..... 😤😤😤

2022-01-06

0

Eda Ridha

Eda Ridha

bertemu dengan teman lama boleh aja... hanya saja harus ada batasan karena harus ingat ada hati yang harus dijaga....

2021-12-29

0

lucky gril

lucky gril

cerita realita di dunia pekerjaan untuk orang orang yang ngga kuat iman😁

2021-12-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!