LIANA #3

"Jadi kau masih menjalin hubungan dengan Adit?" Tanya Sasha, sahabatku sedari kecil yang sudah lama tidak kujumpai.

Sasha bekerja di kota lain, beberapa tahun belakangan.

Yang aku tahu, Sasha selalu peduli kepadaku. Hal lain yang membuat sahabatku ini istimewa adalah dia seakan bisa melihat apa yang akan terjadi pada orang-orang terdekatnya di masa mendatang.

Banyak yang mengatakan jika Sasha adalah gadis indigo. Tapi aku rasa, Sasha kurang nyaman dengan sebutan itu.

"Aku sudah terlanjur cinta mati sama Adit, Sha." Ujarku lirih.

Sasha menghela nafas,

"Terlau banyak kesakitan yang akan kamu hadapi, Li! Jika kamu tetap bersikeras melanjutkan hubunganmu bersama Adit." Tukas Sasha. Matanya menyiratkan sebuah keprihatinan.

"Adit pria yang baik, pengertian, dan dia tidak neko-neko. Lalu masalahnya apa?" Aku menyangkal dengan cepat.

Sasha tersenyum tipis,

"Itu karena kau sedang jatuh cinta kepadanya, Liana. Nanti saat kau sudah menikah dan hidup bersama dengannya, kau akan bisa melihat sendiri bagaimana sebenarnya Adit," ujar Sasha masih mempertahankan senyuman tipis di bibirnya yang kemerahan.

"Aku mencintainya, Sha. Jadi apapun keburukan Adit, aku akan berusaha untuk menerimanya dengan lapang dada." Tekadku sudah bulat.

Aku tidak bisa mundur lagi sekarang. Ada janin kecil yang kini sudah tumbuh dirahimku. Buah cintaku bersama Adit.

Aku mengusap perutku yang masih datar. Tapi mungkin beberapa bulan lagi perut ini tak lagi datar. Aku bahkan belum memberitahu Adit ataupun kedua orang tuaku tentang kehamilan ini.

Mungkin bapak akan marah besar. Mungkin ibu akan menangis tersedu-sedu saat tahu putri kesayangan mereka menjadi seperti ini karena satu rasa bernama cinta.

"Aku harap kamu akan terus kuat, Liana. Kamu akan bahagia bersama Adit. Namun untuk memperoleh kebahagiaan itu, akan ada kesakitan yang harus kamu tanggung. Jadi bersabarlah, dan terus kuatkan hatimu!" Nasehat Sasha bijak seraya mengusap punggungku.

Aku berusaha mencerna maksud dari kata-kata Sasha barusan.

Kesakitan?

Kesakitan macam apa memangnya yang akan menghampiri aku dan Adit?

Kami saling mencintai, jadi apa lagi yang harus kami khawatirkan?

Bukankah nantinya kami juga akan saling mencintai, menjaga, dan berbagi suka duka?

Lalu apa maksud dari perkataan Sasha ini?

****

Liana masih termenung di sudut ranjang tempat tidurnya.

Pikirannya kembali mengembara pada kata-kata Sasha beberapa tahun yang lalu. Apa ini yang dimaksud Sasha dengan kesakitan yang harus Liana hadapi setelah menikah dengan Adit,

Adit selingkuh dengan perempuan lain.

Liana meraih ponselnya yang ada di atas nakas.

Wanita itu bertanya pada beberapa rekan kerja Adit, dimana tempat tinggal Mela sekarang.

Setelah mendapatkan alamat Mela, bergegas Liana keluar dari kamar.

Rumah sudah rapi, dan Adit terlihat sedang mengasuh Atta di teras depan.

Liana melongok sebentar ke dapur dan meja makan. Semuanya juga sudah rapi.

Ada tumis buncis dan ayam goreng di dalam tudung saji. Liana yakin kalau Adit yang sudah memasak dan menyiapkan itu semua.

Adit memang sosok suami yang sempurna bagi Liana. Dan Liana masih tidak percaya jika Adit berani berselingkuh di belakangnya selama ini.

Liana akan memberi pelajaran pada perempuan gatal itu, agar berhenti mengganggu rumah tangganya bersama Adit.

Setelah mengisi perutnya yang keroncongan, bergegas Liana masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

****

"Mau kemana, Li?" Tanya Adit yang melihat Liana sudah berpenampilan rapi.

"Emmm, aku mau ketemu teman aku sebentar." Jawab Liana berdusta.

Liana akan menemui Mela si wanita gatal itu dan melabraknya hari ini. Emosi Liana sudah di ubun-ubun sekarang.

Liana tidak mau rumah tangga yang susah payah ia bangun bersama Adit harus hancur karena kehadiran wanita gatal sejenis Mela.

"Mau aku antar?" Tawar Adit eraya menggendong Atta.

"Gak usah, Dit! Kayaknya Atta sudah ngantuk juga. Kamu sama Atta istirahat saja di rumah. Aku cuma sebentar, kok!" Tolak Liana cepat seraya memaparkan alasan yang terdengar masuk akal.

"Lagipula, kamu pasti capek setelah memngerjakan semua pekerjaan rumah tadi. Mending kamu tidur sama Atta," imbuh Liana lagi.

Adit hanya mengangguk.

Adit memang capek setelah setengah hari tadi berkutat dengan pekerjaan rumah dan mengasuh Atta.

"Baiklah, kalau begitu. Hati-hati bawa motor!" Pesan Adit pada istrinya tersebut.

Liana hanya mengangguk dan segera mencium punggung tangan Adit seraya berpamitan.

Liana segera memacu motornya menuju ke sebuah alamat.

Alamat dari Mela si perempuan gatal yang sudah dengan lancang menggoda suaminya.

.

.

.

Terima kasih yang sudah mampir hari ini.

Jangan lupa like, komen, dan vote 💕

Terpopuler

Comments

Pisces97

Pisces97

gk hanya pelakor dilabrak suami mu juga perselingkuhan terjadi karena Suka sama suka 🤭

2023-10-23

0

Bagja

Bagja

bodoh sungguh bodoh. gmn nasib anaknya nanti. gimana nasabnya nanti. dipikir ga tuh paa mau berbuat bodoh?

2022-07-04

0

Amanda Ayunda

Amanda Ayunda

gatal kalau nggak digaruk nggak jadi apa apa

2022-01-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!